KEHILANGAN?

220 32 1
                                    

Maura baru saja tiba di rumah sehabis jam pelajaran di sekolah nya telah selesai.

Saat ia memasuki ke rumah nya itu ke adaanya sangat gelap seperti rumah kosong yang sudah berpuluh-puluh tahun di tinggalkan

Maura pun menghiraukan itu, walaupun rumah nya gelap seakan-akan ada hantu yang bersemayangan di rumah nya itu

"ASSALAMUALAIKUM BUN" ucap Maura meberi salam sambil memasuki rumah nya yang gelap itu.

"Bunda? Bunda dimana? Ini kenapa gelap banget si? Apa jangan-jangan Bunda lupa bayar tagihan listrik ya" panggil Maura dengan Bunda.

"Intan!" Panggil Maura

"Bundaaa di mana si? Bunda!" Teriak Maura dengan menahan tangisan nya karena Maura itu kan anak yang cengeng. Anak perempuan yang takut kalau di tinggal sendirian dirumah yang semewah ini, apa lagi sekarang rumah nya sangat lah gelap. Rasa takut Maura pun makin menjadi-jadi saja

"WHERE IS THE MOTHER? I'M SCARED!" Pekik Maura ketakutan tidak kuasa menahan rasa tangis nya itu.

Saat Maura memanggil Bunda dan Intan sambil mencari nya di setiap sudut ruangan lantai satu ternyata Bunda dan Intan pun tidak ada di sanah

Maura pun menjerit memanggil Bunda dan Intan yang nggak kunjung datang juga, saat Maura menangis karena ketakutan Bunda dan Intan Pun turun dari lantai dua membawa sebuah kue ulang tahun yang mereka buat saat Maura masih di sekolah.

"Selamat ulang tahun sayang nya Bunda" Ucap Bunda sambil menurunkan anak tangga rumah nya.

Maura pun mendongakan kepala nya dia pun melihat ke arah Bunda yang sedang membawa kue ultah untuk nya.

"happy birthday kak" ujar Intan memberi selamat kepada kakak nya itu karena hari ini adalah hari ulang tahun nya.

Bunda dan Intan pun bernyanyi lagu selamat ulang tahun untuk Maura membuat Maura semakin kencang menangis nya, karena terharu dengan kejutan yang sudah Intan dan Bunda buat untuk nya.

"Tiup lilin nya dulu kak" Ucap Intan

"Iya"

Maura pun meniup lilin dan berdoa kepada tuhan yang maha esa, agar ayah nya itu bisa pulang kerumah dan merayakan hari bahagia Maura saat ini.

"Semoga kamu menjadi anak yang sholeha kepada Bunda dan Ayah serta kamu menjadi anak yang baik ke depan nya ya" Gumam Bunda memberikan doa kepada anak nya itu.

"Iya Bun Amin" jawab Maura dengan senyum

"Potong kue nya dong kak! Itu aku sendiri lo yang buat kue nya" pekik Intan membuat Bunda terbatuk memberikan sebuah tanda kalau yang buat kue itu bukan hanya Intan tapi Bunda juga ikut membuat nya. Tidak lebih tepat nya Bunda yang membuat kue itu, Intan hanya merecokin Bunda saja

"Masa si! Emang nya kamu bisa Tan buat kue? Palingan kue ini bukan kamu yang buat kan, Yang buat kue bukan kamu si tapi yang membuat kue nya itu Bunda! Paling kamu tuh cuman merecokin Bunda buat kue kan!" Balas Maura dengan memicingkan alis nya.

"Sama aja kali! Apa beda nya coba" ujar Intan kesal dengan muka yang berubah menjadi BT karena ucapan kakak nya itu.

"Iya deh kamu juga ikut membuat kue nya, ya walaupun cuman ngerecokin doang si tapi tetep kakak hargai kok makasi ya dek" balas Maura mengalah sambil mencubit pipi Intan gemas.

"Yaudah aku potong ya kue nya" tambah Maura sambil memotong kue yang sudah di buat oleh Bunda dan Intan itu.

"Iya kak"

Maura pun memberi potongan pertamanya kepada Bunda dan diikuti dengan potongan keduanya yaitu untuk Intan adik nya yang tersayang.

"Nih Bun potongan pertama untuk Bunda ku yang tersayang" Ucap Maura sambil memyuapi Bunda dengan sepotong kue.

Raka Is Mine [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang