1

1K 118 103
                                    

Haloo..semoga kalian suka dengan cerita aku..
Happy reading...

Kim Sarang menyeret koper hitam nya pelan. Matanya masih terpukau dengan rumah di depannya. Berkali-kali menatap rumah dan secarik kertas di tangannya.

"Ini bener alamatnya?" gumam Sarang.

Sampai di depan rumah, seorang pria paruh baya menyambutnya dengan senyuman.

"Ah, Nona Sarang ya?" tanya pria paruh baya itu seraya mengabsen sosok Sarang dari atas sampai bawah.

"Iya Pak. Bibi Kim ada? Ah maksud saya, Bibi Kim Yuna?"

"Oh, silahkan masuk." jawab pria itu yang langsung menarik koper hitam Sarang dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Sarang tertegun mendapati rumah Bibinya yang sama sekali belum pernah dia datangi. Besar dan lumayan luas.

"Tunggu di sini. Saya akan panggilkan Nyonya."

Sarang mengedarkan pandangannya. Rumah dengan banyak pintu seperti hotel. Dan perabot lengkap dan satu set sofa yang terlihat nyaman.

"Satu...dua..tiga..." Sarang menghitung jumlah pintu yang diyakininya adalah kamar. Dan kamar itu berjumlah 8.

"Hai...Kim Sarang. Selamat datang di rumah kost Daebak. Bagaimana kabarmu sayang?" sapa Bibi Kim yang langsung memeluk Sarang.

"Baik Bibi Kim. Tadi Bibi bilang..rumah kost Daebak?" tanya Sarang bingung.

"Iya. Kenapa? Pak Cho si penjaga di sini akan membawakan kopermu ke kamar. Ayo aku tunjukkan kamarmu di lantai dua."

"Kost?"

"Iya sayang. Dan semua penghuni sedang hang out. Oh ya, kamarmu ada di lantai dua. Di sebelah kamar Jimin dan Hoseok. Mereka semua imut."

"Maaf Bibi, ini kost cewek, kan?" tanya Sarang penasaran.

"Cowok. Rulesnya sederhana. Pagi kita sarapan bareng dan malam...kita makan malam bareng, no drug and no ciggarete."

Bibi Kim membuka kamar dengan angka 5 di pintunya.

"Selamat datang di kamarmu."
Pintu terbuka dan kamar bercat bitu laut itu tertata rapi. Perabotnya modern dan ranjang yang terlihat empuk dan nyaman.

"Setengah jam lagi kau harus turun. Karena kita akan makan malam."

Sarang hanya mengangguk pelan.

.....

Terdengar suara riuh dari luar kamar Sarang. Dirinya segera keluar kamar begitu melihat jam menunjukkan waktunya makan malam.

Pasti cowok yang nge kost sudah pada datang..batin Sarang.

Sarang melangkah menuruni tangga dan menuju dapur ketika terdengar suara langkah kaki yang berjalan cepat di belakangnya.

"Wah...kita punya teman cewek." kata salah satu cowok di belakang Sarang. Sarang hanya bisa mempercepat langkahnya.

Meja makan memanjang sudah mulai terisi hidangan. Dua orang yang bergunjing di belakang Sarang, menyalipnya dan segera menempati tempat duduk yang kosong.

Bibi Kim tersenyum melihat kedatangan Sarang.

"Kita ada penghuni baru. Namanya Sarang. Keponakan Bibi dan kalian harus sopan padanya. Dia cewek satu-satunya di kost Daebak ini. Kalau kalian mengganggunya...hemm...aku akan naikkan bayaran kost kalian menjadi satu juta setiap bulan."

"Yah." keluh semua cowok di depan Sarang.

"Ayo absen." pinta Bibi Kim.

Sarang segera duduk di kursi yang di tunjuk oleh Bibi-nya.

"Jin, kamar gue nomer 1." kata Jin seraya berdiri.

"Kenapa lo memberi tahu nomer kamar lo?" tanya Namjoon heran.

"Agar dia bisa menemukan gue dengan mudah dan tidak salah masuk kamar." jawab Jin dengan senyuman lebar.

"Hemm...diterima. Lanjut." sahut Bibi Kim.

"Gue Suga. Gue suka musik. Kata orang gue dingin, tsundere, datar, hem...gak juga. Kamar gue nomer 2." Suga mengangkat jari tengah dan telunjuknya.

"Gak perlu sebut hobi." pinta Bibi Kim.
Suga duduk kembali dengan wajah kecewa.

"Gue Namjoon." kata Namjoon tanpa berdiri dari tempat duduknya. Hanya mengangkat tangan kanannya saja.

"Cakep." sahut Bibi Kim.

"Gue Hoseok. Kamar gue nomer 4 dan itu ada di sebelah kamar lo. Gue orang yang ceria dan pembawa kegembiraan. Kalau lo sedih, lo bisa..."

"Stop! lanjut." kata Bibi Kim.
Hoseok duduk kembali dan kedua jarinya memberi sinyal cute pada Sarang.

Sarang hanya tersenyum.

"Gue Jimin. Kamar gue juga di sebelah lo. Kata orang gue lucu. Sekian." kata Jimin yang langsung duduk manis kala tatapan jutek Bibi Kim mengarah ke matanya.

"Taehyung. Gue paling ganteng. Kamar nomer 7." ucap Taehyung yang mendapat acungan dua jempol dari Bibi Kim.

"Gue Jungkook. Kamar nomer 8. Maaf Bibi Kim, kenapa kita harus menyebut kamar kita? Itu seperti narapidana saja." protes Jungkook heran.

"Lha..aku kan tidak menyuruh kalian. Tanyakan pada Jin, bukankah dia yang pertama kali menyebut nomer kamar dengan alasan agar Sarang tak tersesat. Ah..sudah, ayo kita makan."

Semua mata melirik ke arah Jin. Dan Jin hanya mengangkat bahunya saja.

"Ehmm..boleh saya bertanya?" Sarang mengangkat tangannya.

"Silahkan Sarang." jawab Jungkook seraya tersenyum.

"Sebuah grup atau geng pasti punya pemimpin. Pemimpin kalian siapa?" tanya Sarang penasaran. Matanya mengabsen semua member satu persatu dan mencoba mengingat nama mereka.

"GUE." jawab Jungkook, Taehyung, Jimin dan Hoseok bersamaan seraya mengangkat tangan.

"Ehm.."

Deheman Namjoon membuat keempatnya diam dan menarik tangannya cepat.

"GUE." jawab Namjoon tegas.

"Ohh." desah Sarang tanda mengerti.

"Ayo makan..perkenalan di lanjutkan setelah makan malam." titah Bibi Kim.



Maaf kan kalau ada typo dan author masih amatiran..kasih saran dan kritik ( jangan pedes bin jutek) kasih ide mungkin..biar author bisa perbaiki tulisan.

Jangan lupa vote and comment nya. Kalau kalian suka...rekomendasikan pada army yang lain yang belum baca ya..

Follow author nya..gratis kok...gak pake transfer pulsa apalagi transfer uang.

Rumianii

Me and BTS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang