SI HUMORIS bukan hanya tentang tawa dan canda, tetapi juga tentang persahabatan yang erat dan saling mendukung. Mereka saling menguatkan saat sedih, saling menghibur saat terpuruk, dan selalu ada untuk satu sama lain dalam suka dan duka.
Kisah merek...
Di episode ini, akan diperkenalkan seorang pemeran baru bernama Fanggo Ferdianoval, yang akrab dipanggil Noval. Dengan penuh harapan, Noval mengagumi Adel yang dikenal karena sifatnya yang humoris. Namun, di balik senyum manis dan canda tawa Adel, ternyata ia lebih menyukai Sahil, sehingga Noval harus menghadapi kenyataan yang sulit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fanggo Ferdianoval
Hari ini adalah hari Sabtu, dan Kella mendapat kesempatan untuk menginap di rumah Adel.
Pukul 21.45 Suasana di kamar Adel sudah mulai terasa tegang.
Adel duduk di depan laptopnya dengan wajah cemberut, memandangi layar dengan penuh kemarahan. "Malam-malam kayak gini masih aja ada yang chat. SIAPA SIH YANG CHAT!!!" teriak Adel, suaranya penuh amarah. Jelas bahwa dia sedang dalam suasana hati yang buruk.
Kella, yang duduk di sebelahnya, mencoba memahami apa yang membuat Adel begitu kesal. "Apaan sih, Del?" tanyanya sambil menoleh ke arah layar.
"Tuhhh, ORANG GAJE KOMENIN SEMUA STORY YANG AKU BUAT!" Adel meneriakkan kata-kata itu dengan nada frustrasi, hampir membuat telinga Kella berdenging.
Kella merasakan getaran dari teriakan Adel dan dengan suara yang nyaring, "ADUHHH ADEL BISA BUDEK!" teriaknya dengan nada serak, berusaha membuat Adel berhenti dari teriakannya.
Adel menggertakkan giginya dan bergumam, "Lagian ini orang gak ada bosan-bosannya."
"Hmmm, namanya juga orang songong," Kella menjawab, berusaha menenangkan situasi.
Adel memandang Kella dengan tatapan penuh kemarahan, "Niat bantuin gak sih?"
"Nggak," jawab Kella, terpaksa mengaku.
"Ohhh gitu ya sekarang," kata Adel sambil dengan cepat menyodok leher Kella, yang sedang meminum secangkir teh. Kella hampir tersedak.
"Uhuk uhuk uhuk, Del, bisa gak sih buat aku tenang?" Kella berusaha meminta bantuan, suaranya serak karena hampir tercekik.
"Orang aku nya lagi gak tenang, enak aja situ bisa tenang. GAK BISA!!!" Adel berteriak sambil mematikan hotspotnya dengan cepat.
Suara teriakan mereka menarik perhatian ibu Adel yang sedang berada di kamar sebelah. Ibu Adel membuka pintu kamar dan dengan nada tegas, "Udah malem, jangan teriak-teriak!"
"Hehe, iya bu," jawab Adel dengan nada canggung, berusaha terdengar sopan meskipun marah.
Setelah ibu Adel kembali ke kamarnya, Adel memandang Kella dengan tatapan yang sedikit lebih tenang. "Ya udah, gini aja," kata Adel sambil dengan cepat mematikan hotspotnya dan menutup laptopnya dengan keras.
"Yahhh, Adel, kok dimatiin sih? Hidupin lagi dong, kan Adel cantik yekan," Kella mencoba membujuk dengan nada manis.
"Hah, cantik? Cantik darimana coba? Orang ganteng kayak gini dibilang cantik," jawab Adel dengan nada sinis, merasa tidak dihargai.