"Berapa sebenarnya umurmu? Jangan jangan kamu dibawah umur?"
_He is My Teacher_
Devaro meraih tangan Anindira yang bebas dan menarik kearahnya hingga tubuh gadis itu ambruk tepat dipelukannya.
Gilang menatap tajam kearah Devaro. "Anindira Arabella, ikut aku sekarang atau aku adukan pada Ayahmu?" Ancam Gilang garang
"Bisa pinjam ponselmu?" Devaro meminta ponsel Anindira dan mengotak atiknya sebentar lalu menempelkan benda persegi panjang itu ke telinganya
"Selamat malam" ucap Devaro pada entah siapa yang ia ajak bicara itu
"Saya Devaro Danendra, saya meminta ijin mengajak putri bapak Anindira Arabella untuk makan malam" Devaro meminta ijin pada Ayah Anindira
"...."
"Do'a kan saja" Devaro terkikih sebentar
"..."
"Siap, iya."
"..."
"Terima kasih. Maaf mengganggu Selamat malam"
Devaro mengembalikan ponsel Anindira dan kemudian membukakan pintu mobilnya mengintruksikan Anindira untuk masuk.
"Dira! Turun" Gilang semakin marah karena dicuekin sendari tadi
Devaro berjalan mengitari mobil untuk menuju kursi kemudi namun urung saat bahunya dicengkram erat oleh Gilang hingga menghadap kearah pria itu dan satu tinju keras berhasil mengenai wajah tampan Devaro
Setelah melayangkan tinju pada Devaro, Gilang langsung pergi begitu saja. Sedangkan Anindira berteriak dari dalam mobil dan langsung keluar menghampiri Devaro yang tersungkur
"Devaro" Anindira meraih bahu pria itu. Tanpa sadar gadis itu meneteskan air matanya, ia takut kalau kalau Devaro akan marah dengannya.
"Bibirmu ber-darah hiks hiks" Kata Anindira sambil sesenggukan
Devaro tersenyum mengusap darah diujung bibirnya lalu berdiri diikuti Anindira yang masih menangis.
Devaro belum mengatakan apapun, pria itu terdiam sambil membersihkan pakaiannya yang sedikit kotor. Melihat hal itu tangis Anindira semakin menjadi membuat kening Devaro mengkerut heran.
"Kamu kenapa?" Devaro mengelus pucuk kepala Anindira
"Kamu marah ya?" tanya Anindira dengan mata merahnya yang masih sangat berair
Devaro tersenyum, "Anggap saja ini harga yang harus aku bayar karena berani mengajak gadis secantik dirimu keluar malam malam" ucap Devaro sambil mengusap air mata Anindira di kedua pipinya
Devaro kembali tersenyum, "Apa kamu bisa mengobati lukaku?" tanya Devaro, dibalas anggulan oleh Anindira.
Akhirnya mereka memasuki rumah Anindira untuk mengobati luka Devaro karena ulah Gilang yang gil* itu.
"Auuu" Rintih Devaro saat Anindira memberikan obat pada ujung bibirnya yang robek
"Aa-maaf. Sakit ya?" Anindira meminta maaf
"Kalau pakai itu sakit" Devaro menyingkirkan tangan Anindira yang sibuk mengobati dirinya
"Kalau begitu pakai apa?" Tanya Anindira ia masih merasa sangat bersalah. Orang yang baru saja ia kenal harus celaka karenanya
"Dicium aja, pasti langsung sembuh" ucap Devaro dengan senyuman menggoda
"Nggak ah dedek masih kecil" tolak Anindira sambil membereskan kotak P3K nya
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Teacher
RandomAku menemukanmu sebagai seorang pria yang menarik hatiku, dan kamu memperbolehkan aku mencintaimu. Namun pada akhirnya kamu adalah guruku, apa kamu masih mengizinkanku mencintaimu? . . . . . Cerita hasil imajinasiku sendiri Bila terdapat kesamaan na...