"Yeon, maafin gua dooong." Jeno merengek layaknya anak kecil sembari mengikuti langkah Siyeon yang terus-terusan mengacuhkannya.
Setelah melihat keadaan Heejin di UKS, Jeno langsung belari kembali ke kantin dan menemukan Siyeon yang sudah memasang wajah masamnya.
"Apaan sih? Sono lu balik, ganggu gua aja!" Siyeon menatap malas ke arah Jeno yang tengah memasang wajah cemberutnya.
"Maafin gua dulu baru gua pergi," ucap Jeno yang membuat Siyeon berdecak sebal.
"Minta maaf untuk apa sih? Bacot, Jen!" usir Siyeon tak sengaja membentak Jeno lalu kembali berjalan, meninggalkan Jeno yang hanya terdiam di lapangan.
"Ngapa lu?" tanya Jaemin saat melihat Jeno berdiri diam di tengah lapangan.
"Dibentak Siyeon," jawab Sanha numpang lewat.
"Bajigur, seriusan lu?" tanya Jaemin memastikan yang dibalas anggukan lesu oleh Jeno.
"Kenapa bisa dibentak, bego?" Jaemin bertanya penasaran. Masalahnya Siyeon membentak, bukan berteriak. Jika memang Siyeon membentak artinya gadis itu sungguh marah atau kesal.
Kenapa Jaemin tahu? Soalnya Jaemin pernah gak sengaja numpahin tinta ke buku tugas Siyeon. Alhasil Siyeon membentaknya lalu menghindar dari Jaemin. Pokoknya kejadian itu bener-bener bikin Jaemin kapok.
Kembali ke saat ini, Jeno terlihat menghela nafas kencang lalu mulai menjelaskan mengapa ia bisa dibentak oleh Siyeon.
"Pftt, goblok! Lagian ngapa ninggalin Siyeon demi liat Heejin, anjir? Jelas-jelas si buluk bilang ada gua yang jagain." Jaemin tertawa puas saat Jeno selesai menceritakan semuanya, bodoh sekali sahabatnya ini.
Jeno mengusap tengkuknya canggung. "Ya kan reflek, Na."
Jaemin mencibir lalu menggelengkan kepalanya heran. "Lagian ngapain niat banget minta maaf ke Siyeon? Biasanya juga lu bodoamatan," ujar Jaemin.
"Banyak nanya lu kayak dora!" balas Jeno mendelik ke arah Jaemin.
"Serius, Udin!"
"Santai, Jaenudin!" geram Jeno.
"Waktu itu gak sengaja bikin dia jatoh trus kakinya baret sana-sini, jalannya rada pincang gitu," jelasnya yang membuat Jaemin tenganga dan memukul kepala Jeno kencang.
"Goblok-goblok! Tanggung jawab lu, anjing!" geram Jaemin ngegas dan terus memukuli Jeno.
"Sakit, anjeng! Ya makanya gua minta maaf ke Siyeon, sialan!" balas Jeno lalu menahan pergelangan tangan Jaemin.
"Lepas anjeng, ngapain megang-megang tangan gua?"
"Jaem, cape gua nyari siapa yang ngasih surat ke gua."
"Ya terus?"
"Lu jadian sama gua aja yuk?"
"NAJIS MEGALODON DIH! IH AMIT-AMIT! WOI, JANGAN MAU TEMENAN AMA JENO! BELOK DIA BELOK!"
"BERCANDA, BLO'ON!"
"JENO, JAEMIN! KENAPA KALIAN DI LUAR KELAS SAAT JAM PELAJARAN?"
Jeno Jaemin yang tadi ribut langsung diam dan saling bertatapan dengan wajah panik.
"KABUR ANJER, JEN! PAK BOTAK ITU!"
"TUNGGUIN, JAEMIN ANJER!"
"HEH, KURANG AJAR! MAU KEMANA KALIAN?"
💌💌💌💌💌
"Woi Ncel, liat dah temen lu!" seru Haechan menunjuk-nunjuk kearah luar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER
أدب الهواةJefan Nicolas Faresta, cowok dengan panggilan Jeno. Cowok garing yang selalu dapat surat setiap pagi di meja belajar sekolahnya. Menjalani hari seperti anak-anak remaja biasa itu adalah rencana Jeno. Namun, mendapatkan surat setiap pagi itu diluar r...