Hari ini, Jeno akan menangkap basah seorang pengagum rahasianya yang bernama Sirenna Yeoncellyn Atana yang lebih sering dipanggil Siyeon.
Jeno sudah tahu dan yakin bahwa yang mengirim surat selama ini adalah Siyeon. Jeno juga mempunyai beberapa buktinya. Dipastikan gadis Siyeon itu tak akan bisa mengelak lagi.
Lagipula Jeno juga sudah tak tahan untuk mengakui perasaannya ke Siyeon. Takut Siyeon sudah berhenti menyukainya atau takut Siyeon diambil orang ya meskipun keduanya itu tak mungkin.
Padahal Jeno sudah keren menunggu kedatangan Siyeon di tangga, tapi gadis itu tak kunjung datang. Atau Siyeon sudah ada di kelas ya?
"Nakyung, liat Siyeon gak?" tanya Jeno saat melihat Nakyung yang sedang menaiki tangga.
"Siyeon? Enggak atuh, kan beda kelas. Lu kan yang sekelas sama Siyeon," jawab Nakyung setengah bingung.
"Gue gak liat dia di kelas makanya nunggu disini. Ya udah, makasih ya," ucap Jeno lalu pamit untuk kembali mencari keberadaan Siyeon.
Ditengah perjalanan, ia bertemu dengan Haechan. "Malik, liat Siyeon gak?" tanyanya.
"Ya gak lah, gila? Gua aja baru dateng," jawab Haechan emosi.
"Ih," balas Jeno merengut kesal.
"Mau ngapain emang?" tanya Haechan penasaran.
"Nembak," jawab Jeno singkat. Matanya terus menatap sekeliling untuk mencari keberadaan Siyeon.
"Mati dong?"
"Nyatain perasaan gua maksudnya, goblok!" geram Jeno memukul perut Haechan.
"Anying, baru abis sarapan malah ditonjok," keluh Haechan memegang perutnya.
"Hehehehehehe." Bukannya merasa bersalah, pria berhidung mancung itu malah cengengesan sambil melihat Haechan yang kesakitan.
"Hihihi! Udahla, ayo ke kelas!" ajak Haechan lalu menarik tangan Jeno, namun Jeno malah menarik balik tangannya.
"Terus Siyeon gimanaaa?" tanya Jeno gemas.
"Masih pagi, Jepaan! Ntar aja nembaknya!" jawab Haechan tak kalah gemas.
"Lagian emang lu dah tau mau nembak gimana? Kan baru pertama kalinya lu nembak," ejek Haechan membuat Jeno mendelik.
"Alah, kacang itu mah!" balas Jeno emosi lalu berjalan duluan meninggalkan Haechan.
"Anjrit, jangan ninggalin juga dong heh!"
💌💌💌💌💌
"Sampai disini saja pembahasannya. Sekian, terima kasih." Guru pun memundurkan diri dan keluar dari kelas.
Setelah guru keluar, para murid pun mulai berisik. Ada yang mengajak temannya untuk pergi ke kantin, menonton drakor, mengerjakan tugas, dan bergosip.
Sedangkan Jeno sedang disemangati oleh para teman-temannya karena berniat untuk menyatakan perasaannya pada Siyeon.
"Come on, man! Nyatain perasaan lu dengan jantan, ok?" ucap Jaemin semangat sampai menggoyangkan bahu Jeno.
"Ya gimana?" tanya Jeno lelah dengan kegoblokan temannya.
"Yeuu, tadi katanya kacang!" sungut Haechan dibalas cengiran khas Jeno.
"Ya utarain semua yang ada di hati lu," lanjut Haechan mencoba memberi saran.
"Gimana, Chan? Kan gak mungkin gua bilang ke dia 'Siyeon, gua sayang sama lu. Emak gua masak oncom, bapak gua ngeselin, gua mau slepet temen-temen gua' ?" balas Jeno dengan malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER
Fiksi PenggemarJefan Nicolas Faresta, cowok dengan panggilan Jeno. Cowok garing yang selalu dapat surat setiap pagi di meja belajar sekolahnya. Menjalani hari seperti anak-anak remaja biasa itu adalah rencana Jeno. Namun, mendapatkan surat setiap pagi itu diluar r...