Jeno benar-benar dibuat bingung. Lelaki itu menghela nafasnya lelah sambil mengacak rambutnya. Sebenarnya Siyeon itu kemana? Daritadi Jeno mencari keseluruh penjuru sekolah dan sama sekali tak ia temukan keberadaan gadis itu. Ada satu tempat yang belum ia datangi yaitu toilet perempuan, namun tak mungkin juga kan ia pergi mencari Siyeon kesana?
"Muka lu ngapa sih? Udah nembak Siyeon belum?" tanya Haechan melihat wajah Jeno yang muram.
"Belom, anaknya ngilang mulu," jawab Jeno senderan ke tembok.
"Lah, bukannya tadi istirahat dia dikantin?" tanya Haechan heran yang didiamkan oleh Jeno.
"Kenapa sih?" Haechan melihatnya menjadi kesal, kawannya itu malah terlihat seperti orang yang kehilangan harapan.
"Tunggu kumpul dulu," jawab Jeno dan langsung memainkan ponselnya.
Kekesalan Haechan pun bertambah mendengar jawaban dari Jeno dan lebih memilih mencorat-coret buku pelajarannya daripada bertanya kepada Jeno.
Lima menit kemudian, datanglah Renjun dan Jaemin yang tangannya penuh sama makanan. Bisa ditebak, itu titipan Haechan, tak mungkin Renjun dan Jaemin jajan sebanyak itu.
"Anjas, datang juga akhirnya." Dengan riang pun Haechan mengambil semua makanan, sampai makanan kedua temannya itu juga ikut keambil.
"Siomay gua jangan diembat juga dong!" geram Renjun merebut kembali makanannya, sedangkan Jaemin sudah duduk sambil memakan makanannya dan Haechan.
"Nah, udah kumpul. Jadi kenapa, Jen?" tanya Haechan yang daritadi sudah menahan rasa penasarannya.
"Tadi si Heejin jedor gua," ungkap Jeno langsung pada intinya dan santai. Tapi tidak dengan ketiga kawannya yang sekarang mulutnya udah menganga lebar sakit terkejutnya.
"WHAT?" pekik Jaemin berdiri dari duduknya. Jelas pria Dilan ini yang paling kaget. Gebetannya yang begitu ia puja ternyata suka ke temennya. Untung Jaemin sabar, Jaemin tampan.
"Kok bisa tiba-tiba?" tanya Renjun masih dengan muka terkejutnya.
Jeno mengangkat bahunya. "Gue kan tadi niatnya mau confess ke Siyeon, kan? Dateng Heejin ngajak ngomong berdua. Karena liat Siyeon lagi makan, jadi gue iya'in dong ajakin Heejin?" Ketiga temannya mengangguk paham dan mendengarkannya dengan seksama.
Jeno menghela nafasnya sebelum akhirnya ia menceritakan kembali kejadian tadi yang menurutnya aneh
Mari kita mundur beberapa jam yang lalu, dimana Jeno dan Heejin yang sedang berada di taman belakang.
"Kamu mau gak jadi pacar aku?"
"Sebentar dulu, Neng. Maksudnya apa?" tanya Jeno tak paham dengan semuanya. Wajar, kan? Semuanya ini terlalu tiba-tiba.
"Jeno mau gak jadi pacar Heejin? Memangnya Jeno gak suka sama Heejin, ya? Gak mungkin gak suka secara aku udah lakuin semuanya buat kamu," ucap Heejin sedikit menyombongkan dirinya. Jeno yang mendengarnya jadi bingung.
"Tapi gue sukanya Siyeon!" gemas Jeno dalam hatinya.
"Ok, gua jelasin baik-baik ya. Dengerin dan jangan nangis," ucap Jeno lalu mengambil nafas.
"Pertama, makasih udah suka sama gua. Tapi maaf, gua gak bisa nerima lu jadi pacar gua," tolak Jeno secara halus membuat Heejin meringis kecil.
"Kedua, lu gak bohong 'kan tentang surat itu kan?" tanya Jeno memastikan namun Heejin hanya bisa terdiam mematung tanpa ada niatan mau menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER
Fiksi PenggemarJefan Nicolas Faresta, cowok dengan panggilan Jeno. Cowok garing yang selalu dapat surat setiap pagi di meja belajar sekolahnya. Menjalani hari seperti anak-anak remaja biasa itu adalah rencana Jeno. Namun, mendapatkan surat setiap pagi itu diluar r...