"Selamat pagi, kelas." Jefan menyapa saat sudah sampai di kelas. Dan seperti biasa, keadaan kelasnya masih sepi.
"Surat lagi, ya?" gumamnya saat melihat surat yang sudah tergeletak di atas mejanya. Ia ambil surat itu kemudian duduk dibangkunya.
Jefan membulak-balikkan surat tersebut dengan rasa penasaran yang sangat tinggi. Masalahnya, seberapa pagi seseorang ini datang ke sekolah hanya untuk menaruh surat?
Sekolah saja masuk jam 07.00, Jefan berangkat dari rumah jam 06.00, sampai sekolah jam 06.20, itu pun mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata-rata. Berharap menemukan siapa secret admirer-nya. Namun saat sampai di kelas, malah tidak menemukan siapa-siapa dan hanya tersisa suratnya saja.
Padahal, ia sengaja berangkat pagi-pagi untuk tau siapa yang selalu menaruh surat dimejanya.
"Baca aja lah. Salting pagi-pagi gapapa, kali," ujar Jefan lalu membuka kertas surat tersebut.
kamu tuh sadar gak sih kalau senyuman kamu manis banget? bjir boyyy... rasanya tuh pengen banget cubit pipi kamu! btw, selamat pagi, sudah sarapan? kalau belum, aku udah buatin bekal buat kamu! semoga kamu sukaaaa! oh iya, jangan lupa kalau aku suka kamu, ya!
- Ice Cream, Mermaid!
Jefan terkekeh geli seusai membaca surat, merasa salah tingkah. Lalu ia lipat kembali surat itu dan menaruhnya kantong seragam."Sial, senyuman gua dipuji. Jadi malu," gumam Jefan tersenyum tipis sembari mengusap tengkuknya canggung.
"Oh iya, katanya dia bikinin gua bekel." Jefan pun langsung mengecek kolong meja nya, dan benar saja. Terdapat tempat makan, tupperware. Perlu digaris bawahi, tupperware.
"Rejeki anak baik. Dapet bekel ama tupperware, wahahaha!" seru Jefan puas sendiri.
"Pagii! Princess datang, semuanyaa!"
Jefan mengalihkan pandangannya saat mendengar suara melengking yang baru saja masuk ke dalam kelas.
"Pagi. Lah, tumben lu dateng jam segini, Si," sapa Jefan kepada teman sekelasnya, Siyeon nama panggilannya.
Siyeon menampilkan deretan giginya lalu menghampiri Jefan. "Di rumah gua sendirian, tadi juga tumbenan bangun pagi. Jadi, ya udah deh, berangkat aja. Ngeri juga di rumah sendirian, hehehe," jelas Siyeon diakhiri dengan cengirannya.
Jefan pun mengangguk-angguk kepalanya, tak terlalu memedulikan keberadaan Siyeon. Ia kembali memperhatikan bekal yang di kasih oleh 'penggemar rahasia' -nya tersebut. Merasa diabaikan, Siyeon pun mengikuti arah pandang Jefan.
"Kenapa sih ngeliatin bekelnya gitu banget? Punya lo ini, 'kan?" tanya Siyeon terheran.
Jefan menaruh bekal tersebut lalu menggeleng, menjawab pertanyaan Siyeon tadi.
"Bukan punya lu?" Siyeon kembali bertanya.
"Bukan."
"Dih, bukan punya lu? Terus punya siapa?" Jefan terdiam karena tidak tahu jawabannya. Bekal ini 'kan pemberian seseorang untuknya?
Melihat Jefan yang hanya diam sembari menatap bekal tersebut, Siyeon pun membelalakkan matanya. "HEH, NYOLONG YA LU?"
Jefan memutar bola matanya malas. Nyolong, katanya? Seorang Jefan yang punya Bapak kayanya tujuh turunan ini nyolong makanan?
Jefan terkikik sendiri mendengar pikirannya berbicara seperti itu.
Siyeon yang melihatnya pun nambah terheran.
"OMAYGADD, SIAPA YANG NYOLONG?" teriak seseorang dari arah pintu kelas. Siyeon mengalihkan pandangannya dan terlihatlah Jemian yang sudah menutup mulutnya secara dramatis.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER
FanfictionJefan Nicholas Faresta, lelaki garing yang ingin menjalani hari layaknya anak-anak remaja pada umumnya, ternyata mempunyai sosok pengagum rahasianya. Jefan selalu mendapatkan surat cinta setiap pagi di meja belajar sekolahnya. Menjalani hari seperti...