(14) Maya, jangan nangis!

891 80 17
                                    

Its okay, Maya akan coba.

Ia mengintip dari balik jendela kaca di samping pintu yang terbuka, lantas tirainya ia buka secelah agar bisa mengintip Saka and the genk. Selanjutnya Maya mesti membelalak dengan mulut menganga sebab takjub melihat teman-teman Saka yang melakukan aksi freestyle dengan motor yang serupa dengan milik Saka.

Jujur, ia baru kali ini menyaksikan adegan freestyle secara langsung, biasanya mungkin hanya menyaksikan di film atau sinetron. Maya bahkan sempat memekik walau tertahan saat mereka mengangkat ban depan dan berjalan dengan formasi menyilang, ada juga yang melakukan aksi serupa namun dengan satu tangan bebas diudara, bahkan ada yang bisa mengangkat ban belakang motornya kemudian membebaskan kedua tangan.

Maya menonton dengan raut ngeri, mereka masih pelajar dan mungkin belum terlalu berpengalaman. Aksi mereka sangat berbahaya. Mentang-mentang halaman rumah ini luas justru seenaknya mereka gunakan untuk melakukan aksi yang membahayakan nyawa mereka. Maksud maya, bagaimana jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, seperti ... ah Maya tidak mau melanjutkan sebab katanya perkataan adalah doa.

Mereka semua berjumlah empat orang yang semuanya menggunakan helm tertutup yang hanya menampakkan mata mereka, itu bagus karena penting untuk keselamatan. Namun, Maya jadi tidak bisa mengenali Saka. Untungnya dia ingat kalau motor Saka itu berwarna hitam.

Dan itu dia, mata Maya menangkap Saka sedang menggas motornya seperti sedang mengambil ancang-ancang, teman-temannya yang lain terlihat menepi membentuk lingkaran dan bersorak meriah untuk Saka.

Tak lama kemudian saka mulai menjalankan motornya, ia berdiri di atas motor yang berjalan ke lingkaran satu kakinya mengendalikan stang sementara yang satunya menginjak jok motor.

Maya menyaksikan dengan adrenalin terguncang, sementara teman-teman Saka semakin heboh bersorak dan menggas motornya hingga suasana makin gaduh.

Seolah belum cukup dengan aksinya, Saka terlihat kembali mengendarai motor dengan normal sebelum berulah lagi dengan mengangkat ban depan, kemudian seperti berdiri bersama motor dengan satu kaki berada di jok semetara yang satunya bebas di udara, ia juga memegang stang motor dengan satu tangan.

Ah, Maya tidak bisa menyaksikan lebih lanjut lagi demi keselamatan jantungnya. Ia memijat batang hidung, tak paham lagi dengan manusia bernama Saka. Begitu gila dan menyimpan segudang kejutan, seolah tidak cukup dengan visual yang memukau, ia juga menjadi orang yang berpengaruh di sekolah, seorang kapten tim yang di percaya menghandle dua bidang sekaligus.

Sulit di percaya, maksud Maya apa dia memang sehebat itu?

Lantas apa-apaan kejutan ini? Dia anggota geng motor juga kah? Kenapa mainannya yang sejenis ekstrim begitu. Well bagaimana Maya bisa lupa, dia bahkan bermain dengan cewek, bukan?

"Emang kalau ciuman harus pacaran? Emang kalau pacaran harus ciuman?"

Atau

"Selama dia cewek, cantik dan waras ya.... kenapa engga"

Astaga, Maya bahkan tidak pernah melihat playboy sejujur itu.

Jadi maksudnya, Saka akan tetap berciuman dengan orang itu hanya berdasarkan dia ingin bukan karena memiliki perasaan lebih.

Ah terserahlah.

Brukh...

Maya terkesiap, mendengar suara sesuatu yang jatuh dengan keras bersala dari luar kemudian di susul dengan jeritan kesakitan seseorang.

"Akhh... SIAL!"

Maya berbalik lagi untuk melihat melalui jendela kaca. Napas Maya tercekat betapa terkejutnya ia ketika matanya menyaksikan bagaimana Saka merintih kesakitan karena tertimpa motornya sendiri. Teman-temannya pun terlihat buru-buru turun dari motor untuk menolongnya.

Two Bad BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang