"Sa maafin gue, iya gue tau sangat tau kalau gue salah, tapi dari lumbuk hati yang paling dalam gue minta maaf sa" ucap Aldo sambil menangis
"Do bukan gue gak mau maafiin loe ya, gue udah maafin loe tapi gak tau kenapa hati gue gak mau kenal lagi sama loe, tenang gue udah maafin loe. Gue pulang ya" Elsa pun pulang ke rumah sendirian
Sampai di rumah Elsa, rebahan sambil mengingat dia melihat sosok yang dulu ramah sekarang berbeda.
"Do maaf hati gue gak bisa kaya dulu lagi nerima loe walau sebatas teman"
Tiba-tiba pintu kamar Elsa bersuara seperti ada yang mengetuk dan benar Siska ke rumah Elsa.
"Ada apa sis? Gue lagi pengen sendiri"
"Dengerin gue dulu sa"
"Gak ada yang perlu di bahas lagi sis"
"Bukan itu, tadi loe pulang sendiri naek apa?"
"Jalan kaki, pegel kaki gue"
"So soan sih udah tau jarak dari sana ke rumah loe jauh masih aja ngeyel, sebagai teman yang baik sini gue pijitin"
"Okeh sis baik deh makasih cinta"
"Sa"
"Iya sis?"
"Nih buat loe gantungan lumba-lumba spesial buat loe"
"Buat loe aja gue gak mau"
"Gue udah punya nih gantungan gitar, rezeky gak boleh di tolak"
"Ya deh"
"Sa, gue sangat tau hati loe hancur, keputusan mau berteman atau engga ada loe, tapi gue nasehatin semua orang punya salah walau sekecil tongo juga"
"Iya gue tau ko"
"Tidak ada salahnya berteman dengan mantan, asal jangan jatuh cinta lagi. Tenang ada gue ko"
"Sis?"
"Gue pulang sa"
Tiba-tiba Siska lari keluar kamar Elsa
"Gue belum ngomong udah keluar aja"
Malam semakin larut tapi Elsa belum juga tidur, perasaan Elsa masih mengganjal. Tapi dia sendiri tidak tau apa yang mengganjal itu.
"Do, apakah gue harus berteman sama loe? Tidak-tidak nanti timbul perasaan lagi. Gimana dong ya, gue ngerasa sedikit sangat sedikit merasa bersalah tapi, udah ah gue pusing mikirinnya mending tidur besok ulangan matematika dari pak otak"
Elsa pun tertidur pulas, menghilangkan semua penat di dalam pikirannya.
Sorry guys baru balik lagi, semenjak pandemi jadi sibuk.
Jangan lupa vote and coment. Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Rasa
Teen FictionSahabat yang bermula dari kekasih wajarkah? Wajar saja karena setiap kehidupan seseorang itu berbeda-beda. Sahabat dari kecil hingga dewasa apakah ada perdebatan atau apakah itu yang menghancurkan persahabatannya, apakah tetap berlanjut? Sahabat ket...