11. Desa Terkutuk : Ada apa dengan cermin? ( Part 1 )

2K 219 4
                                    

Shofia Arrahel, gadis itu sedang berada di kantin dengan Dhea, Okta dan Vira. Sambil memakan nasi goreng spesial, ia menyimak perkataan konyol konyol sahabat-sahabatnya itu.

Hari ini hari pengambilan raport dan hari ini hari terakhir sekolah karena mulai besok mereka libur kenaikan kelas.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, para orangtua siswa dan siswi wajib datang untuk mengambil dan melihat hasil dari pencapaian anak mereka selama satu semester.

Saat asik memakan nasi goreng, handphonenya bergetar. Ia meletakkan sendoknya dan mengambil handphonenya itu. Ia tersenyum saat mendapat pesan dari sang Papah.

Papah

Selamat sayang, kamu mendapat nilai yang bagus.

Ia tersenyum tatkala membaca pesan dari Papahnya.

Me

Seterusnya akan aku pertahankan, Pah.

Shofia POV

Aku sedang berjalan di koridor sekolah. Suasana sekolah sudah sepi karena mereka telah pulang kerumah masing-masing bersama orangtuanya.

Aku seharusnya pulang sepuluh menit yang lalu, namun karena aku lupa mengambil dompetku di loker, aku harus kembali mengambil benda sialan itu yang sialnya sangat ku perlukan.

Aku mengambil kunci lokerku dari saku seragam kemudian membukanya. Saat kubuka pintu loker, ada barang yang jatuh. Refleks, aku berjongkok untuk mengambil sebuah kamus bahasa Korea dan beberapa pensil. Raut wajahku berubah sambil memejamkan mata, tanganku reflek menutup mulutku menggunakan telapak tangan.

HAA!






How You Like That!


Setelah menuntaskan bersinku, tanganku yang sebelumnya melepaskan kamus dan pensil segera segera kugerakkan untuk mengambil barang tersebut.

Tanganku yang awalnya mengambil barang itu satu-persatu malah bergerak melambat. Aku cukup peka dengan keadaan. Aku merasa kehadiran orang lain disini.

Menoleh kebelakang sekejap sebelum mengusap tengkuknya yang merinding. Aku meletakkan kamus didepan dada. Dalam satu gerakan aku langsung berdiri.

Mataku membola saat dalam loker tersebut ada kepala manusia yang penuh darah. Karena kaget aku tersungkur ke keramik yang dingin.

Tanganku gemetaran, ingin berdiri saja susah. Dengan gerakan lambat, aku melihat loker milikku.

Kosong.

Aku menghela nafas lega, dengan cepat aku berdiri ku tinggalkan  barang-barang ku yang terjatuh dan pergi dari sana meninggalkan pintu loker yang terbuka.

Tanpa satu orang pun yang menyadari, kamus dan pensil itu kembali kedalam loker. Dan pintunya yang menutup sendiri.

-

Sudah satu minggu liburan kuhabiskan di rumah. Papah sedang pergi ke luar kota untuk kembali bekerja. Liburan kuhabiskan dengan membaca novel bergenre komedi seperti saat ini.

"Wkwkwkwkwkwkwkkwk"

"Ckckckckckckckckckckckckc"

"Hihihihihihihihihihihi"

 The Exorcists. I Am Indigo! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang