37. Sosok Berlidah Panjang Di Apartemen (Part 5)

1.3K 176 1
                                    

Hai, guys. Wiwi disini. Update nih. Kalian jaga kesehatan dan makan dengan teratur.

Salam hangat, Wiwi🌞

Tanganku yang masih memegang knop pintu gemetaran. Aku mendorong pelan agar semakin leluasa melihat sosok yang masih berdiri tenang. Aku menatap gorden yang semuanya terbuka hingga sinar rembulan malam memasuki kamar tersebut.

Dengan tekat yang kuat, aku memasuki kamar tersebut.

***

Megan POV

Saat ini aku masih menatap laptop bersama Kenzie dan Mark. Ekor mataku melirik Shofia yang terus saja menyuruh Cleo untuk tidur. Tanpa sadar aku tersenyum tipis.

Berbicara tentang Shofia, aku  jadi mengingat beberapa jam yang lalu bagaimana gadis itu pulang dalam keadaan yang kacau. Sebenarnya aku khawatir, siapa yang tidak khawatir saat gadis itu sudah dipercayakan kepada ku oleh Papahnya.

Lagipula Shofia rekan ku, 'kan?

Melihat tangis pilu gadis itu membuat rahang ku mengeras. Bajingan siapa yang berani melukai rekan se tim ku. Aku selalu meruntuki sifatku yang tidak bisa berbaur ini. Aku selalu iri. Aku selalu ingin menjadi Kenzie yang humoris dan banyak bicara. Aku selalu ingin menjadi Mark yang selalu perhatikan.

Bahkan aku tidak bisa menanyakan apakah ia baik-baik saja?

Jangan salah paham. Aku melakukan itu karena Papah Shofia yang notabenenya rekan bisnis ayahku yang meminta secara langsung untuk menjaga putrinya.

Memangnya aku bisa menolak? Walaupun kepribadian ku seperti ini tapi aku juga masih memiliki sopan santun terhadap orang yang lebih tua.

Beberapa saat berlalu, aku mendengar suara membuatku menajamkan telinga. Aku mendengar suara Shofia yang entah mengapa terdengar lembut ditelingaku. "Bolehkan aku tidur? I am so tired."

"Of course. Why not?"

Tak lama aku melihat Shofia yang bangkit dari ekor mataku. Aku bahkan tidak fokus dengan layar laptop di depanku.

Setelah tubuh kecil itu lepas dari pandanganku, aku kembali memusatkan atensi untuk fokus kembali. Selama beberapa hari, aku tidak terlalu melihat keanehan. Mungkin karena aku bukan seperti Shofia yang memiliki kemampuan untuk melihat makhluk astral.

Aku menoleh ke kanan saat Kenzie mengajakku dan Mark berbicara. "Menurut kalian... lebih menarik Cleo atau Shofia?"

Mark mengerdikan bahu. "Mengapa kita harus membandingkan mereka?" tanya Mark yang sedikit bingung dengan apa yang dikatakan Kenzie.

"Hanya memastikan siapa yang lebih populer dikalangan kita." ujarnya sambil terkekeh kecil.

Mark mengangguk. "Mereka memiliki keunikan masing-masing. Tapi aku lebih menyukai Cleo." ujar Mark sambil senyum-senyum membuat Kenzie menyipitkan matanya.

"Jangan-jangan kau!?" pekik Kenzie membuat Mark kelabakan dan memukul paha Kenzie. "Bicaranya terlalu nyaring, Ken."

Kenzie yang sadar akan kesalahannya segera menutup mulutnya. "Ah, sorry. Aku hanya terkejut."

 The Exorcists. I Am Indigo! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang