02. Gadis Yang Dirasuki (Part 2)

3.6K 322 2
                                    

Perlahan, Echa berdiri sambil memamerkan gigi-giginya yang berderet tajam dengan air liur yang setia menetes dari bibirnya.

ARGHH!

Badanku terhempas ke dinding karena pekikannya yang memekakkan gendang telingaku. Oh Shit! Badanku susah digerakkan. Aku melihat dinding kamar tersebut sedikit retak akihat hempasan tubuhku.

"Hen-tikan!" pintaku saat ia kembali menghempaskan tubuhku.

Hihihihihihihihihi

Krek

Tubuhku kembali jatuh dan menimpa meja belajar milik Echa. Aku merasakan mati rasa pada bahu kiriku.

Kulihat angin menerbangkan barang-barang yang ada dikamar Echa. "Echa! Sadarlah"

Hantu yang merasuki tubuh Echa tersenyum dan tertawa lantang. Ia menyeringai mendapati tubuh tak berdayaku yang kuperkirakan patah dan terseleo.

"Tante Shifa! Bang Dean! Om Rama! Tolong aku! Ku-mohon"

Mengapa tidak ada yang mendengar teriakanku? Hantu sialan ini membuatku frustasi. Aku tidak ingin mati konyol ditangannya. Perlahan, aku berdiri walaupun tubuhku tidak memungkinkan.

"Kalian manusia lemah! Kalian tidak bisa mengalahkan ku"

Hahahahahahaha...

Tawanya kembali menerbangkan barang-barang yang ada di sekitarku. Aku berpegangan pada tepian ranjang Echa. Oh sial! Darah sudah mengucur dengan derasnya di pelipis dan hidungku.

"Kau salah! Kami memang lemah! Tapi bukan berarti kau kuat. Kau akan kalah dengan kekuatan Tuhan. Kalian para iblis akan kalah dengan-"

"Kyaaaaaaaaaaaa" teriakku saat Echa tiba-tiba ada di depanku. Tangannya terulur untuk mencekik leherku. Aku berusaha lari, tetapi badanku terasa kaku. Tangannya terus terulur dan aku merasakan tangan dingin yang yang mencekik leherku. Kuat sekali. Setan ini sepertinya mau membunuhku.

Aku terus berdoa dalam hati berharap aku tidak mati konyol ditangan iblis jahanam ini.

Disaat aku mulai kehilangan nafas, aku mendengar ketokan pintu dari luar. Aku tersenyum lega sebelum akhirnya semua gelap. Hal yang terakhir aku lihat adalah Echa yang sedang menyeringai. Entahlah, aku tak yakin masih hidup. Namun, harapanku sangat besar.

Flashback Off

"Pas aku bangun, aku dalam kondisi gak baik-baik aja. Kata Tante Shifa aku gak bangun 2 hari di rumah sakit."

Wajah papah terlihat panik

"Kok gak bilang papah kalau kamu masuk RS?"

"Maaf, Pah" Aku menunduk dalam-dalam. Bukan maksudku tidak mengabarinya. Tapi, komunikasi yang menghalanginya. Papah jarang sekali menelepon atau memberi pesan saat sedang bekerja. Untuk menelepon papah aku sedikit sungkan.

Ayah tersenyum lembut. Mengangkat daguku agar aku menatapnya. "Jangan diulangi lagi"

Tentu saja aku mengangguk antusias. Papah memang tidak bisa marah lebih lama.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kondisi Echa sekarang?" tanya Papah.

"Maafkan aku, Pah. Sejak saat itu, aku tidak mengunjunginya."

Papah tersenyum.

"Cobalah membantu orang dengan kemampuanmu itu, nak."

"Papah benar. Bahkan aku tidak mengatakan hal ini kepada
tante Shifa dan om Rama"

 The Exorcists. I Am Indigo! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang