14. Desa Terkutuk : Ada apa dengan cermin? ( Part 4 )

1.6K 200 2
                                    

"Mian, ahjussi! Tapi kau terlalu menakutkan daripada hantu."

Aku segera berlari kencang meninggalkan orang gila tersebut. Aku segera memberhentikan langkahku saat melihat Megan didepanku hingga aku terjatuh karena berhenti mendadak.

"Tolong jangan lagi." gumamku ketakutan.

Aku kembali berlari berlawanan arah sambil berteriak histeris.

"AAAAAAAAAANJING, SETAN! SETAN! SETAN! MATI SANA MATI LO SETAN!"

Di ujung lorong aku kembali melihat orang
Untuk kesekian kalinya aku kembali berhenti mendadak.

"MERAH!"

"HUWAAAAAA!"

Aku kembali berlari berlawanan arah, bodo amat dengan kaki yang susah sekali berjalan. Aku terus berlari mengikuti insting.

"Help me!"

"Help me!"

"Save me!"

"WOI KEBAKARAN! MANA SIH SI SIALAN KENZIE!? AKU TIDAK MAU MATI MUD—argh!"

Badanku terpental karena menabrak sesuatu. Aku mendongak menatap seseorang yang ada didepanku.

"Ka-kal-kalian?"

Didepan ku ada Megan, Mark dan Kenzie yang berdiri menatapku heran. Ternyata aku terjatuh karena menabrak badan king kong Megan. Maksudku menabrak si batu Megan.

"Kalian manusia?"

Kenzie segera memegang bahuku lembut sedangkan Megan mendengus, "Hey? Are you okay, Shof?"

Aku meringis memegang pergelangan kakiku. "Yeah, i' am okay. Aku hanya ketakutan." ujarku bohong sebenarnya aku tidak baik-baik saja. Ditambah kakiku yang sepertinya terkilir.

For you information, sepatu sneaker sebelah kiri ku hilang entah kemana. Mungkin terpental saat aku berlari.

Megan tersenyum miring, "It's okay to not be okay. Kau terlalu banyak berbohong."

Aku menghela nafas, "Yes, i am not okay. Puas? Kau bisa melihat sendiri pergelangan kakiku yang malang." ujarku ketus.

-

Aku berjalan terpincang-pincang dibantu Mark menuju kamar. Di depanku, Kenzie dan Megan berjalan terlebih dahulu.

Setelah sampai, aku didudukkan di atas kasur. Kenzie menghela nafas, "Kau selalu hampir mati."

Aku tersenyum miring, "Tuhan terlalu menguji makhluk-nya."

"Sebelah sepatumu hilang, apakah harus kami cari?" tanya Mark.

Oh, Mark. Kau terlalu baik tidak seperti Megan dan Kenzie.

Aku menggeleng pelan, "Aku tidak semiskin itu untuk membiarkan kalian mencari sepatu itu. Kalian tau, disana sangat menyeramkan." Aku berbisik dikalimat terakhir.

"Kau saja yang penakut, nona." cibir Megan.

Aku memutar bola mata, "Kau saja yang tidak bisa melihat hal supranatural, tuan."

Kenzie terkekeh, "Kau sungguh pendendam, Shof."

"Tentu."

"Mengapa kau berlarian seperti tadi? Mengapa tidak tinggal dikamar saja?"

Suara Mark membuatku menatapnya. Pertanyaan bagus.

"Hanya beberapa problem."

"Problem dikejar hantu maksudmu?"

 The Exorcists. I Am Indigo! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang