31. Aktivitas Supranatural Di Apartemen (Part 6)

1.3K 184 1
                                    

Hai, guys! Wiwi di sini. Kali ini Wiwi update lagi. Moga-moga bisa terus update tiap hari biar cerita TEII ini bisa cepat tamat.

Asal kalian tau, Wiwi tuh udah punya belasan cerita dengan draft yang terbilang lumayan. Tapi karena Wiwi mau fokus up semau cerita Wiwi sampai salah satunya ada yang tamat baru Wiwi bikin cerita baru, hehe.

Oke, langsung aja baca, ya. Sebelumya Wiwi mau mengucapkan terima kasih dan jaga kesehatan.

Salam hangat, Wiwi🌞

***

Aku memegang erat selimut yang aku dan Cleo gunakan. Saat ini, kami semua sedang berada di kamar pasangan suami istri tersebut. Walaupun tidak sopan, tapi ini kami lakukan untuk memastikan yang dikatakan Dino dan Ratih serta kami juga mendapat izin untuk tinggal disini.

Sebenarnya kami tidur dengan membentang kan kasur busa yang cukup untuk dua orang. Sedangkan, Mark dan Kenzie juga tidur diatas kasur busa. Sepertinya Megan juga tidur ditempat yang sama. Entahlah, aku terburu merebahkan diri sebelum melihat keadaan sekitar.

Jika kalian pikir kami tidur adalah salah. Faktanya akun yakin kalau Mark, Megan, dan Kenzie hanya memejamkan mata agar sesuatu yang terjadi dapat kami lihat secepatnya. Misalnya perubahan suhu atau sosok yang tertangkap kamera. Juga beberapa alat pendeteksi hantu lainnya.

Aku tidak yakin Cleo masih bangun, gadis ini sudah mendengkur kecil membuatku menggelengkan kepala. Aku melihat jam tanganku yang menunjukkan pukul sebelas lewat tujuh malam.

Aku menarik selimutku dan memejamkan mata. Beberapa menit terpejam tidak membuatku tertidur. Entah mengapa, aku malah mencari-cari sosok hantu berlidah panjang tersebut.

Dengan perlahan aku bangun dan melepaskan selimut yang melekat ditubuh ku. Aku menatap Cleo sekejab sebelum menatap Mark, Kenzie dan Megan yang tertidur dalam posisi miring.

"Pstttt!"

"Kenzie?" sepertinya Kenzie sudah benar-benar terlelap hingga beberapa kali pun aku memanggilnya, ia tak kunjung bangun.

Sebenarnya aku ingin pergi ke toilet. Bukan menginginkan buang air kencing, hanya saja aku penasaran dengan apartemen ini. Juga.. aku adalah orang yang bisa buang air kecil kapanpun. Misalnya saat lewat toilet, aku bisa merasakan rasa ingin buang air.

Aku menghela nafas, tidak mungkin aku meminta Mark atau Megan menemaniku. Juga.. pastinya rasa canggung menyelimuti. Tidak seperti Kenzie, aku tidak bisa lebih semena-mena dengan Megan. Kalau untuk Mark, menurutku dia bukan objek yang bagus untuk disuruh-suruh.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar sendiri. Dengan perlahan aku berjalan agar tidak menimbulkan suara yang dapat menganggu mereka tidur.

Apartemen ini tampak mengerikan karena dalam keadaan gelap. Karena aku memang mencari kesempatan untuk mencari sosok itu, kubiarkan saja gelap gulita menemani langkahku kali ini.

Walaupun sejujurnya aku sangat takut sekarang. Membayangkan rupanya yang sangat mengerikan membuatku tanpa sadar mengeluarkan keringat dingin. Dalam kegelapan aku mencoba mengingat-ngingat jalanan.

Menurut ingatanku, sebelah kiri ini adalah dapur dan ruang makan tanpa sekat. Lurus sedikit sebelum melangkah ke kanan maka akan sampai ke toilet yang menyambung dengan kamar mandi.

Karena aku tidak kuasa menahan takut dan juga tidak bisa berjalan dalam kegelapan. Aku memutuskan untuk membalikkan badan dan berjalan kembali ke kamar.

Sedari tadi aku meraba-raba dinding yang tiba-tiba hilang dari jangkauan ku. Seperti orang buta yang perlu pengarahan, tanganku sedari tadi meraba-raba udara berharap dapat memegang sesuatu.

 The Exorcists. I Am Indigo! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang