Episode 12
Sudah hampir dua bulan Jaemin berada di rumah sakit. Kondisinya sudah bisa dikatakan sangat sehat, namun lukanya belum pulih. Beberapa kali, ia mencoba memaksakan untuk bergerak lebih, jahitannya sempat terlepas hingga membuat Jeno panik saat mengunjunginya. Menurut dokter, lukanya yang dalam setidaknya memerlukan pemulihan hingga 3-4 bulan dengan kegiatan se minimal mungkin. Jaemin tentu saja tidak bisa menerima hal itu, ia bisa mati kebosanan. Walaupun di temani oleh kedua orang tuanya dan Jeno yang sering mengunjunginya.
"Mau apel?" tawar Minhyun, Jaemin yang tengah menatap jendela kamarnya yang terguyur hujan menoleh dan mengangguk kepada sang Mama. Sebuah potongan apel kecil di terima Jaemin setelah itu dan ia kembali menatap ke jendela.
"Ma, bagaimana keadaan Jaeyi?" tanya Jaemin tiba-tiba, membuat Minhyun yang tengah mengupas apel untuk putranya tersebut berhenti.
"Kenapa? Kau merindukannya?" balas Minhyun sambil tersenyum kecil.
Awalnya Jaemin merasa kamarnya terpasang penyadap dan CCTV, hingga ia harus meminta tolong Pangeran Chan untuk mematikan seluruh CCTV rumah sakit agar Jaemin bisa mencari penyadap. Sesuai dugaannya, Jeno memasang 3 penyadap dan CCTV.
Jaemin tidak terkejut mendapati Jeno memasang hal ini di kamarnya. Ia tahu, Jeno pasti masih penasaran dengan identitas dan ceritanya selama ini. Namun, ia juga butuh privasi dan kebebasan untuk berbicara mengenai Jaeyi. Maka dari itu, Jaemin akan berbicara dengan volume kecil jika berbicara tentang kembarannya.
Penjaga di luar kamarnya? Jaemin abaikan.
Mereka tidak mengetahui apapun mengenai masalah yang dihadapi kaisarnya. Yang mereka tahu, mereka harus menjaga anggota Tim Zero Kim Jaemin yang terluka.
"Eum, aku merindukannya," jawab Jaemin lemas.
"Jaeyi baik-baik saja, selama kau juga begitu. Jika kondisi lukamu sudah pulih, kita akan menemuinya. Sekarang, kau harus fokus untuk memulihkan diri."
TOK TOK!
Kedua pria manis itu menoleh ketika pintu kamar di ketuk dan menampilkan penjaga istana yang dikirimkan Jeno memasuki ruangan. Minhyun dengan baik hati menawarkan potongan buah yang sudah ia kupas.
"Terima kasih tawarannya, Tuan Hwang. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa Yang mulia akan segera sampai ke rumah sakit untuk mengunjungi anda, Tuan Jaemin."
Jaemin menghela nafas panjang sebelum bergumam terima kasih kepada penjaga tersebut. Jeno terlalu sering mengunjunginya, bagaimana jika media berusaha mencari tahu kemana sang kaisar selalu pergi? Ah menyebalkan, Jaemin harus memarahinya lagi nanti.
"Rajamu akan datang, mama akan menunggu di kafetaria."
Ini juga yang menjadi alasannya membenci kedatangan Jeno. Karena ia selalu ditinggalkan berdua! Dua orang asing yang terjebak dalam kepura-puraan.
"Raja ini adalah kekasih putramu, Na Jaeyi, bukan Kim Jaemin," tutur Jaemin kesal dan mencebikkan bibirnya membuat Minhyun gemas dan menarik kedua pipi putranya tersebut sebelum pergi keluar ruangan.
"NA JAEYI!!!!"" pekik seorang wanita di ujung pintu kamar rawat Jaemin. Siapa lagi, kalau bukan nona muda Shin Ryujin yang tersenyum lebar selebar ranggangan tangannya sekarang.
Jaemin membulatkan mulutnya terkejut dengan kedatangan sahabat-sahabat Jeno ke kamar rawatnya.
BRUG!
Tubuh Ryujin terdorong oleh tubuh Renjun yang mendorongnya hingga hampir terjatuh. Renjun juga merentangkan tangannya yang menggenggam sebuah bingkisan. Disusul dengan kedatangan Junho dan Serim terakhir. Jaemin mengernyit tidak menemukan Jeno disana. Bagaimana pun disini posisinya adalah Na Jaeyi, yang dikenal dekat dengan keempat sahabat kaisar. Sedangkan Jaemin sendiri tidak tahu harus bereaksi bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[C] Hearts to Hurts - nomin [PDF]
FanfictionSudah Tamat! Full Version on Trakteer : PDF Only. Jeno kehilangan sosok yang ia cintai semenjak kenaikan takhtanya sebagai Kaisar Korea. Setelah 7 tahun pencariannya, ia kembali bertemu dengan sosok itu tapi kini sosok itu menjadi sangat berbeda. Bi...