4. Senang Bertemu

6.8K 828 122
                                    

Episode 4

        Waktu meununjukan pukul setengah sepuluh malam ketika Jeno selesai dengan pertemuan singkat bersama sang perdana menteri Kang Dongho yang usianya sama dengan Kapten Han.

        Tumpukan kertas berada di atas meja panjang di ruangan kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Tumpukan kertas berada di atas meja panjang di ruangan kerjanya. Suatu kelebihan yang Dongho punya adalah cepatnya pria itu bekerja, hingga tumpukan kertas yang sempat menggunung sudah hilang seketika. Itu mengapa, Kang Dongho di pilih sebagai Perdana Menteri yang paling handal selama Jeno menjabat.

         "Sepertinya semua pekerjaan sudah rampung, rekor terbaru untuk membahas pekerjaan," ujar Dongho.

Jeno tersenyum tanpa mengangkat wajahnya dari kertas yang ia baca.

     "Tetapi, Yang mulia, saat saya pergi ke Istana, saya mendengar beberapa berita tersebar, bahwa anda sempat mengumumkan calon pasangan anda, apakah hal itu benar? Maafkan saya, jika hal ini lancang, tetapi saya juga begitu penasaran dengan hal tersebut."

      Jeno memberhentikan kegiatannya ia menerawang pada momen ia mengumumkan secara tidak langsung telah memiliki tambatan hati, kemudian wajah Jaeyi muncul di dalam bayangannya. "Perdana menteri Kang juga penasaran dengan keturunan kerajaan? Doakan saja agar orang itu segera menyadari perasaanku."

       Dongho melebarkan matanya, Jeno tidak biasa berbicara terbuka seperti itu tentu saja akan membuat siapapun terkejut. Jeno menangkap tawa canggung yang di lemparkan oleh Dongho. Dongho sendiri memiliki seorang putri cantik, bagaimana bisa Dongho merasa baik-baik saja mendengar raja memiliki tambatan hatinya sendiri?

     "Hahaha, aku akan mendoakannya Yang Mulia. Kalau begitu, saya akan pamit sekarang. Selamat malam, Yang mulia."

       Jeno menatap badan besar Dongho yang menjauh dan akhirnya keluar dari ruangannya. "Anda sudah memupuskan harapan dua wanita cantik yang bisa menjadi kandidat permaisuri terkuat, Kang Yebin dan Kim Saeron hari ini, Yang mulia. Jurnalis akan segera menebak-tebak siapa yang anda maksud, apakah hal itu baik-baik saja?" komentar Seungwoo yang sejak awal berdiri tidak jauh darinya.

       Jeno tersenyum tipis, "itu tujuanku, selama aku melindungi Jaeyi, tidak akan terjadi sesuatu yang buruk. Omong-omong dimana Jaeyi.. maksudku, Jaemin? Apa kau sudah menyuruhnya istirahat?"

TOK TOK

      Senyuman Jeno melebar ketika ia menemukan sosok Jaemin memasuki ruangannya, entah kejadian tes darah tadi pagi tidak ia hiraukan, ia hanya akan mengikuti hatinya saja. Hal itu tanpa sadar di sadari oleh Seungwoo yang kemudian menurunkan pandangannya tak bisa diartikan.

   "Saya ingin menyampaikan pesan dari Pelayan Kwon bahwa sebaiknya Yang mulia untuk menyantap makan malam anda, jika Yang mulia ingin makan di ruang makan, akan saya sampaikan kepada pelayan dapur," ujar Jaemin.

      "Aku akan pergi ke dapur saja, tidak enak untuk meminta pelayan menyiapkan meja makan."

   Jeno memang belum menyantap makan malamnya, kebiasaannya untuk menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Di dapur yang luas tersebut terdapat meja makan yang di khususkan untuk Jeno apabila ia menyantap makan malamnya sendirian. Perut Jeno tiba-tiba terasa sangat lapar melihat pemandangan di atas meja makan.

[C] Hearts to Hurts - nomin [PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang