13. Musim Gugur

4.1K 518 75
                                    

Episode 13

           Kabar Ratu Joohyun yang jatuh tidak sadarkan diri terdengar oleh sang kaisar dari Kapten Han yang datang saat ia tengah berbincang berdua bersama sang pujaan hati. Reaksi yang di berikan oleh Jeno dan Jaemin berbeda. Jeno yang terkejut sedangkan Jaemin yang sudah menyangka hal ini akan terjadi cepat maupun lambat. Belum lagi, karena kemunculan mendadaknya di Istana mungkin membuat wanita yang telah menusuknya dari belakang tersebut semakin kehilangan akal.

"Anda sepertinya harus menemuinya, Yang mulia," ujar Jaemin tenang.

"Jika dokter istana sudah datang, untuk apa aku menemuinya?" balas Jeno datar dan hendak berbalik kembali untuk duduk di kursi kerjanya. Namun lengan Jaemin menahannya, hingga membuat Seungwoo yang ada di ruangan tersebut menatap tajam.

"Jika sulit untuk datang sebagai putra kunjungilah sebagai kaisar, bagaimana pun beliau adalah salah satu tanggung jawab anda," ujar Jaemin penuh kelembutan, padahal isi hatinya tidak seperti itu. Ia meminta Jeno untuk menemui Ratu Joohyun untuk mengetahui apa yang wanita itu inginkan.

"Saya dan Kapten Han akan berada di samping anda," imbuhnya lagi.

Jeno menghela nafas, ia kalah dengan tatapan lembut yang di berikan oleh Jaemin. Tatapan lembut yang selalu sang pujaan hati berikan ketika ia membutuhkan dukungan dan kalimat penenang.

"Baiklah, sampaikan pesan bahwa aku akan mengunjunginya," perintah Jeno pada Seungwoo yang diangguki tegas oleh Kapten Han tersebut.

Dengan berat hati, Jeno akhirnya mendatangi kamar sang ratu. Para pelayan membungkuk hormat atas kedatangannya. Jaemin dan Seungwoo berjaga di luar kamar bersama para pelayan yang diam-diam selalu mencuri pandang pada pesona keduanya.

"Hormat saya, Yang mulia," ujar seorang dokter istana yang masih berada di dalam kamar luas sang ratu. Di atas ranjang megahnya, sang ratu berbaring menutup mata.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Jeno datar.

"Yang mulia ratu tidak sadarkan diri setelah memuntahkan makanannya, untuk saat ini saya mengdiagnosis karena stress dan kelelahan yang di alaminya. Namun, saya mendengar jika beliau sudah mengalami ini semenjak satu bulan yang lalu. Saya menyarankan Yang mulia untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit."

"Benarkah?" Jeno merasa sedikit sangsi dengan keadaan sang ratu.

"Benar, Yang mulia. Jika di perizinkan, saya akan segera membuat jadwal di rumah sakit nasional untuk mengecek kesehatan Ratu."

Jeno menatap dokter tersebut, "lakukan secepat mungkin. Pastikan hasilnya tidak palsu."

"Baik, Yang mulia. Kalau begitu, izinkan saya undur diri terlebih dahulu," ujar dokter tersebut sebelum memberi hormat padanya dan meninggalkan ruangan bersama seorang pelayan.

Mata Joohyun terbuka dan melirik kearah Jeno yang berdiri tidak jauh darinya.

"Yang mulia," gumamnya dengan lemas dan berusaha untuk duduk dari posisinya. Jeno kemudian membantu sang ratu untuk duduk dan menarik sebuah kursi untuk di dudukinya.

"Anda akhirnya bersedia untuk menemuiku, terima kasih," ujarnya.

Jeno tidak bereaksi, tepatnya ia tidak tahu harus seperti apa. Hubungannya tidak pernah seperti keluarga sejak awal. Seluruh perlakuannya kepada anggota keluarga kerajaan murni atas tanggung jawabnya.

"Apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Jeno datar.

Ratu Joohyun mengulum senyum tipis, "tubuhku tidak baik-baik saja, sangat banyak kemungkinan bahwa aku akan segera menyusul suamiku. Sudah lama ini aku selalu memikirkan bagaimana penerus kerajaan, siapa yang akan mengurus putraku ini, itulah kekhawatiranku," ungkapnya dengan wajah pucat.

[C] Hearts to Hurts - nomin [PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang