02--he

107 37 195
                                    

ᴬᵏᵘ ʳᵃˢᵃ ᵏᵃˡⁱᵃⁿ ᵗᵃʰᵘ, ᵇᵃᵍᵃⁱᵐᵃⁿᵃ ᶜᵃʳᵃ ᵐᵉⁿᵍʰᵃʳᵍᵃⁱ ᵏᵃʳʸᵃ ˢᵉᵒʳᵃⁿᵍ ᵖᵉⁿᵘˡⁱˢ :⁾
ᴴᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ~


Hwara tengah meletakkan sepatu sekolahnya di sebelah pintu masuk rumah nya, ia barusan tiba di rumah pukul setengah tujuh malam karena terjebak macet bersama Jungkook.
Lalu, netra cerah nya menatap yoongi yang juga ikut menatap nya sembari Duduk Diatas sofa putih ruang tamu. yoongi menghela nafas panjang,

"kenapa tidak mengangkat telepon ku. Kau tau aku sangat menghawatirkan mu, dari mana saja?"
Yoongi menegakkan tubuh nya dari sofa, dengan kedua lengan yang ia masukan ke dalam kantong celana training. Raut wajah nya terlihat begitu khawatir saat melihat bibir sang adik yang telah memucat.

Hwara menggaruk tengkuk nya gugup saat melihat tatapan menusuk dari sang kakak, "m-maaf kak, tadi baterai ponsel ku habis. Jadinya ponsel ku mati deh," jawab nya seraya memasang tatapan serius pada yoongi.
Lalu, pandangan yoongi jatuh pada Coat berwarna marun yang dikenakan hwara, dan yoongi tahu betul jika itu bukan milik sang gadis.

"kau memakai Coat milik Jungkook lagi, ya?" tanya nya seraya menaikkan sebelah alisnya.

"a-ah..ya, aku tadi lupa membawanya." Seperi itulah hwara, gadis manja dan juga teledor. Biasanya yoongi yang selalu menyiapkan kebutuhan nya dipagi hari sebelum sekolah, termasuk meletakkan Coat di atas ranjang milik sang adik, namun tadi pagi karena ada meeting dadakan, yoongi jadi berangkat sebelum sang adik terjaga dari tidur nya. Dan beginilah hasilnya.

Yoongi hanya bisa menyugar rambut nya pasrah, ia tidak tahu harus mengatakan apa pada sang adik agar mau meletakkan perhatian pada dirinya sendiri.

"oh ya kak, apa kita kedatangan tamu? Apa ada yang berkunjung kemari?" hwara bertanya saat melihat sepasang pantofel yang tersusun rapi di sebelah sepatu yang barusan ia letakkan.

Yoongi mengangguk singkat sebagai respon.
"hmm.. tadi Jimin datang ke sini untuk berkunjung memberikan oleh-oleh-"

"benarkah? Lalu dimana kak Jimin sekarang?" hwara mengalihkan pandangan nya pada sekitar, karena jujur ia tidak melihat presensi pria itu sedari tadi.

"dia ada di atas, dikamar mu." jawab yoongi seraya mengarahkan dagu nya pada anak tangga yang tersusun hingga kelantai dua.

Dan tanpa menunggu lagi, hwara lantas menyeret tungkai nya, berlari menaiki anak tangga. Rasanya lelah sekaligus beban yang ada di pundak nya langsung hilang saat mendengar kabar jika Jimin telah kembali,

Iya.. pria itu, park Jimin.
Calon suami min hwara.

Senyuman hwara mengembang saat menemukan sosok seorang pria yang tengah berdiri memegangi pagar pembatas balkon di kamar nya.
Ia kemudian melangkah kecil seraya berdeham, membuat pria tersebut refleks membalikkan tubuh nya.

"eoh..sudah pulang ya? Maaf aku tidak menyadari kehadiran mu." Jimin menyunggingkan senyuman manis nya kala netra mereka bertemu. membuat detak jantung sang gadis menggila, hingga merasakan jika pipinya juga ikut memanas seketika.

"a-aah..tidak apa-apa..kakak sendiri bagaimana? Apa perjalanan nya menyenangkan?"
Hwara membalas dengan senyuman yang tak kalah manis, kini Jimin menuntunnya untuk duduk di tepian ranjang.

"tidak juga. Malah aku ingin segera kembali dari Jepang." jawab nya seraya menatap pada bola mata cerah milik hwara.

"kenapa?" hwara membalas dengan tatapan polos yang membuat Jimin semakin mengembangkan senyum nya.

"entahlah, hanya saja aku selalu memikirkan mu selama di sana...Singkat nya..aku merindukan mu."

Jangan tanyakan bagaimana keadaan gadis itu sekarang, mungkin jika kalian melihat wajah nya, kalian akan mengira jika hwara habis keluar dari tempat sauna, pipinya memerah seperti tomat, bulir keringat juga mulai mengalir dari pelipis nya, sungguh ia tengah menahan senyum nya mati Matian.

Evanescent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang