"Setiap hari adalah perwujudan dari impian kotak kardus kita. Bahkan jika sang pemimpi hilang karenanya."***
Hari-hari masa kecil yang indah kami lalui dengan sebuak kotak kardus. Memandang dunia dari balik kubus yang kami jadikan sebagai sebuah dunia. Aku masih ingat saat di mana aku, Hyunjin, dan Seungmin berlarian di tempat pembuangan sampah hanya untuk sekedar mencari kardus besar yang muat untuk tiga orang anak kecil berumur tujuh tahun.
Masih tergambar jelas di memoriku ketika keduanya meneriakan 'Jisung, kami mendapatkannya!' saat kotak kardus besar sudah berada di depan mata. Kami akan membawanya ke halaman rumah kami yang saling berdekatan. Menggunakannya dengan imajinasi anak umur tujuh tahunan yang merasa telah menguasai dunia.
Tapi itu sudah berlalu ... duapuluh tahun yang lalu. Dunia sudah berubah dan kami tidak bisa bergantung pada kotak kardus bekas yang dulu adalah segalanya. Yang dulu menemani kami melakukan perjalanan luar angkasa dan mengusir alien. Yang dulunya kami gunakan untuk mengarungi samudra pasifik dan mencari harta karun. Yang dulunya kami gunakan sebagai mesin waktu. Kardus ajaib yang tercipta dari imajinasi kami sendiri.
Kupandangi kampung halamanku yang terlihat masih sama, berjalan pelan ke rumah tua yang sudah lama aku tinggalkan. Aku masih bisa tersenyum kala banyak anak kecil bermain dengan kotak-kotak kardus mereka dan berpura-pura sedang melakukan misi penyelamatan bumi. Ah ... imajinasi kotak kardus ternyata tidak berhenti pada generasiku. Halaman kampung ini masih sama dengan banyak anak imaginer yang mungkin akan berpengaruh untuk dunia suatu hari nanti.
"Jisung, kenapa diam? Ibu pasti sudah menunggu di dalam." Aku menoleh ke samping, Hyunjin terlihat menarikku ke ambang pintu dan membunyikan lonceng rumah. Lihat raut senang itu! Sepertinya dia benar-benar senang bisa pulang ke kampung halaman setelah lama merantau ke kota, walaupun orangtuanya di kota juga sekarang. Lagipula, mood ibuku pasti akan menjadi baik setelah melihat menantunya.
"Ah! Kalian sudah datang! Selamat tahun baru sayang!" Ibuku langsung memeluk Hyunjin setelah membuka pintu untuk kami. Sudah kubilang 'kan? Dia lebih menginginkan eksistensi menantu dibanding anaknya sendiri. Itu tidak masalah ... kebahagiannya adalah kebahagiaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magellanic
FanfictionHyunsung, Han dom :) Semua cerita tentang Jisung, di mana Hyunjin menjadi Terungkunya. Fanfiction Alternative Universe 🌌