fallen leaves (hanjin version)

498 47 29
                                    

“Musim gugur… tidak akan menghancurkan sebuah pohon.”

***

Matanya mulai terbuka, memamerkan perpaduan hitam putih di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya mulai terbuka, memamerkan perpaduan hitam putih di sana. Sama seperti kehidupan yang dia jalani dengan terseok namun indah. Dan mungkin, begitulah harusnya dia memandang dunia. Bahwa semua mempunyai porsinya.

Manik matanya menatap hamparan daun kering yang berserakan. Yang seakan sedang menunggu sang angin datang dan menerbangkan dedaunan yang lain dari tangkai pohon, menyusul mereka ke hamparan tanah. Menari dengan begitu indahnya saat terjun dari tangkai ke udara. Melukiskan bentuk nyata musim gugur, indah dengan penuh potret jingga saat dedaunan berubah warna. Tapi mereka tetaplah daun. Yang kering, hancur, dan terbuang.

Tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya sediri kali ini. Dirinya yang hidup layaknya pohon. Yang memberikan warna  indah pada dunia dengan menjatuhkan dedaunan tidak berdosa, menyakiti keindahan itu sendiri dengan sia-sia. Karna untuk melindungi pohon yang kekurangan air, daun akan jatuh untuk berkorban. Dan pohon tidak bisa lari melihat rasa sakit sang daun. Karna saat pohon ditanam, dia tidak akan ke mana pun. Menikmati musim berganti ... dalam diam.

“Kau merusak suasana musim gugur dengan raut sedihmu….” Sosok yang sedari tadi berdiri di hamparan taman menoleh ke arah suara, menatap dia si rambut hitam legam yang sedang menikmati hembusan angin. Laki-laki yang menghampirinya sembari mengeratkan jaket saat angin mulai berhembus lagi.

“Kau adalah kata ceria itu sendiri. Ini bukan seperti dirimu ... Hyunjin.”

“Kenapa kau di sini, Han?” Hyunjin menghampiri Han, menariknya duduk di bangku coklat tua tepat berada di bawah pohon Oak yang mulai kehilangan daun. Pohon yang menumpuk banyak dedaunan berserakan di sana dengan perasaan tidak berdosa ... atau mungkin sebaliknya. Perlahan, Hyunjin  menumpukan kepalanya pada bahu Han. Ada sebuah perasaan tenang di sana, sama seperti kehangatan pagi yang dia dapatkan dari sang fajar.

 Ada sebuah perasaan tenang di sana, sama seperti kehangatan pagi yang dia dapatkan dari sang fajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Musim gugur, tidak akan menghancurkan sebuah pohon….” Han memilih membiarkan kepala itu menemukan posisi nyamannya, mengusap surai pirang panjang Hyunjin  dengan lembut.

MagellanicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang