Macity, 14 Februari 2040.
Kediaman Keluarga Han.
“Kak Seungmin! Cepat selesaikan makanmu sebelum Papaku marah ruang pribadinya kita otak-atik!”
“Sawbarlah sewebentar,Jwwongwin! (Sabarlah sebentar, Jeongin!)” Seungmin menyahut dengan mulut penuh Pizza. Demi Nebula, Jeongin benar-benar sudah tidak bisa menoleransi kerakusan Seungmin tiap datang ke rumahnya.
“Aku harus beritahukan penemuan ini pada Papa! Kita harus ke A3D segera! Papaku sedang lembur! ”
“Kau bisa membertahukannya nanti saat di rumah ‘kan? Lagipula aku ingin mencoba teleskop ini lagi. Kapan aku bisa melihat bintang-bintang dengan sangat jelas?” Seungmin menegak cola setelah menelan Pizza-nya susah payah. Bunny-nya Jeongin begitu baik, dia juga tidak pernah marah padanya dan Jeongin jika sudah berurusan dengan hal luar angkasa. Sebenarnya meringkuk di ruangan pribadi profesor Han adalah pelarian terbaik saat mereka tak punya teman kencan di hari valentine. Lagipula sebagai anak angkat Jeongin sangat tahu diri untuk fokus belajar dibanding bersenang-senang.
“Kak! Coba teliti lagi!”
“Yang kita lihat tidak jauh dari Saturnus itu terlihat mirip dengan Black Hole atau Worm Hole. Lalu kenapa? Ada banyak Lubang Cacing mini di sekitar galaxy. Apa yang kau harapkan?”
“Buka matamu baik-baik! Kakak Bodoh!” Jeongin menangkup pipi Seungmin kesal, memaksanya melihat layar komputer yang terhubung dengan satelit secara seksama. Dan sepertinya Jeongin harus memberikan kacamata silinder pada temannya yang tahunya hanya makan Pizza.
“Dua pesawat? Entahlah, benda itu terlihat aneh jika disebut butiran Asteroid. Tapi memang mirip pesawat.”
“Nah! Otakkmu akhirnya bekerja!” Jeongin menampar kepala Seungmin pelan. Tak menghiraukan ringisan Seungmin yang sekarang sedang mengelus kepalanya.
“Kurasa ketertarikanmu pada lubang lintas waktu memang tepat Jeongin. Penelitian itu dihentikan saat penerbangan kedua ke lubang cacing juga hilang.” Jeongin mengangguk. Segera meraih tas ranselnya dan menarik Seungmin yang bahkan masih terlalu kekenyangan. Dia membuka ruang pribadi Papanya, berjalan menuruni tangga dengan terburu-buru. Menyisakan ekspresi pasrah Seungmin saat diseret secara tidak manusiawi olehnya.
“Bunny, aku pergi ke tempat pertemuan Papa ya?”
“Untuk apa?” Bunny, ungkapan sayangnya... begitulah Jeongin memanggil sosok Hyunjin, sejak dia terus mengunjungi panti asuhan saat Jeongin masih berumur empat tahun. Yang sedang mejahitkan seragamnya yang robek di ruang tengah. Menatapnya dengan intimidasi, lagipula untuk apa malam-malam begini ke A3D? Kereta memang tersedia 24 jam, tapi dia tak mau mengambil resiko mengijinkan anaknya keluar malam.
“Bunny, marahi saja dia. Aku malas menemaninya.” Jeongin memelototi Seungmin yang terlihat berbisik pada Bunny-nya, dan ikut memanggilnya begitu. Membuat sosok berumur 45 tahun itu tertawa sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magellanic
FanfictionHyunsung, Han dom :) Semua cerita tentang Jisung, di mana Hyunjin menjadi Terungkunya. Fanfiction Alternative Universe 🌌