act fifteen

2K 360 40
                                    

Taehyung tolak halus tawaran Jeongguk soal menjemputnya di flat. Hei. Toh, pada akhirnya adalah rumah Jeongguk yang mereka tuju.

Pada akhirnya, Taehyung cuma minta alamat. Berkali-kali yakinkan Jeongguk bahwa, iya, Jeongguk, aku akan hati-hati dan kabarin kamu kalau berangkat.

Rumah Jeongguk besar. Waktu pertama kali baca alamatnya pun sudah terlihat jelas. Kawasan elit. Tak perlu dipikir dua kali karena imbas occupation dan jenis mobil yang dibawa pria itu. Pun begitu, tiap dinding dan inci lantainya beri sentuhan kekeluargaan. Mungkin Jeongguk meminta tolong interior designer khusus, atau memang dia sendiri miliki sense tinggi dalam urusan mendekor.

Jeongguk—di luar pakaian formalnya. Button up berwarna abu gelap dan celana jins. Dari sini, dia terlihat jauh lebih muda—pendapat Taehyung. Bukakan pintu dengan Haru dalam gendongan. Si mungil lantas melompat senang dan minta digendong.

"He's starting to feel familiar with you," aku Jeongguk, dengan hati-hati serahkan Haru pada Taehyung.

"Well—is that a good sign?" tanyanya, nada sedikit teasing terdengar di udara. Seperti biasa, terima ciuman berantakan dari Haru. "Ow. Haru likes kissing, eh?"

"Ung!"

"Dariku satu, diwakilkan Haru."

Jeongguk berkata seolah menjabarkan satu tambah satu sama dengan dua, lalu melengos ke belakang. Katakan sesuatu soal mengecek kuah jjigae dan kudapan yang lain. Tanpa sadari wajah Taehyung benar-benar sudah merah dan menghangat sekarang. Telinga tuli akan tawa Haru dan bagaimana si kecil teriakkan kata-kata yang belum fasih.

Sialan.

"Ung! Ajejeje .... Hng! Hng!"

Lalu pipinya terkena tamparan Haru. Si bayi tertawa keras, lagi, karena tamu ayahnya tiba-tiba miliki wajah semerah tomat dan jantung yang berdegup kencang.

Taehyung tarik napas dalam.

"Jangan bilang ayahmu, oke? Aku baru panen kupu-kupu di perut."

Dahi Haru mengerut lucu, namun kemudian dia melonjak lagi.

"Unggg!"

Untuk ukuran seseorang yang habiskan waktu di belakang meja operasi dan sibuk selamatkan nyawa yang lain, masakan Jeongguk jauh lebih enak dari ekspektasi. Telur gulung, kimchi jjigae, tambahan kimbap, serta tumis daging teriyaki. Si tuan rumah mengeluh bahwa, saya cuma percaya diri lewat masakan ini, saya harap kamu suka.

Dan Taehyung?

Mati-matian jaga kewarasan di tempatnya. Pun aromanya tiba-tiba buat dia lapar. Tak ada photoshoot selama seminggu ke depan, jadi Taehyung bebas makan apa pun.

Meja makan Jeongguk tak terlalu besar. Sebetulnya cukup untuk sebuah keluarga kecil. Mereka duduk berseberangan, sementara Haru di kursi makannya sendiri. Sibuk menyendok bubur bayi yang berakhir melayang ke mana-mana.

"Haru, begini yang benar, sayang." Taehyung terkekeh di tempat, sesekali bantu Haru dengan sendoknya, bersihkan daerah di sekitar bibir kecilnya yang berantakan, pun elus kepalanya. Sementara Haru tak berhenti melonjak senang. Pasang onyx di seberang mengerling bahagia. "Kamu masih kasih Haru bubur?"

[✓] And I'm Afraid I'll Miss You Forever • KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang