act two

3.5K 454 11
                                    

"Janji konsul?"

Taehyung anggukkan kepala sebagai jawaban. "Ya, dengan Kim Sejeong. Pukul 11. Kim Taehyung."

Wanita separuh baya di belakang meja resepsionis mengangguk pelan, mengiakan. Ujung telunjuk telusuri deret nama di buku besar. Dapatkan sesuatu, gumam pada dirinya. Kembali pada Taehyung yang sabar menunggu.

"Silakan duduk sebentar? Masih ada satu orang di dalam, tapi jadwalnya akan selesai sepuluh menit lagi," jelasnya, lalu tunjuk satu area yang sebenarnya sudah familer bagi Taehyung.

Mungkin pekerja ini baru? Karena baru sekali ini dia lihatnya. Sebelum-sebelumnya adalah pria muda dengan wewangian mencolok yang jaga meja resepsionis.

Ambil salah satu tempat, lantas buka ponsel dan kabarkan Yoongi. Kakak sepupunya harus terus-menerus dikabari. Katakan bahwa itu janjinya untuk jaga Taehyung—semenjak kecelakaan hebat renggut kedua orangtuanya. Terlebih adanya satu event besar dalam hidup Taehyung sekarang.

Jawaban Yoongi datang begitu cepat. Wishing him a good day, dan janji akan bertamu. Lagu buatannya puncaki tangga chart. Yoongi mungkin akan buka pesta ayam goreng dan bir malam ini.

Sejenak terdengar riuh rendah pintu yang terbuka. Disusul obrolan pendek antar dua individu. Taehyung kenal suara konsultannya, tapi kerutkan dahi untuk suara kedua.

"Semoga harimu menyenangkan, Jeongguk. Dan beri salamku pada Haru?" Suara konsultannya terdengar lagi—Taehyung bisa dengar senyum yang terpatri. "Ini pertemuan ketigamu, dan kupikir semuanya akan lancar. You take your divorce event calmly, satu kasus yang jarang aku temui."

Hening sejenak, Taehyung tak sempat angkat kepala waktu suara tak familier itu jawab pelan.

"Terima kasih, Sejeong," katanya, dan Taehyung suka how gentle his voice sounded. "Mungkin ini akibat dari hal yang sudah diduga sebelumnya, eh?" Ada aksen tawa di dalamnya, namun Taehyung paham artinya.

"Divorce is such a terrible things, bagi sebagian orang. But it means freedom untuk sebagiannya lagi yang merasa tersiksa in a marriage." Sejeong katakan lembut, Taehyung tahu wanita itu tulus. "I'm glad you've found your freedom, Jeongguk ...."

Ruangan Sejeong berbau mawar. Wanita itu stuck pada pilihannya, tak pernah terganti. Taehyung pun merasa beruntung karena dapatkannya sebagai konsultan. Bukan seseorang yang jauh lebih tua darinya dan gemar beri perintah.

Sejeong lebih sering dengar dia bicara. Ya, dia katakan satu, dua kalimat dan lontarkan pertanyaan. Tapi selanjutnya suara Taehyung yang penuhi spasi. Sang model selalu merasa lebih lega setelahnya, keluarkan apa yang sejak dulu ada di sudut kecil hatinya.

"Sudah beranikan diri menonton teve, kalau begitu?"

Mereka membahas tentang cara Taehyung habiskan waktu luang akhir-akhir ini. Di awal pertemuan, Taehyung katakan hal seperti bergelung di selimut, tonton anjingnya berlarian di flat, dan ke tempat tidur lagi. Tapi setelah sebulan, jawaban Taehyung sedikit bervariasi dan menyehatkan. At least. Dengarkan podcast, buka kembali playlist, pergi ke gym (walaupun yang ia lakukan hanyalah berlari di treadmill dan tak lebih), dan dengarkan radio.

Park Seojoon adalah aktor terkenal.

Mukanya terpampang di mana-mana. Alasan Taehyung membenci teve adalah ini. Dia tak mau pertahanannya runtuh lagi apabila tak sengaja lihat wajah pria itu di teve. Beruntung gedung apartemennya miliki gym, supermarket lengkap, bahkan barber shop sekalipun. Taehyung hanya ke luar apabila harus hadiri janji temu. Mungkin berkunjung ke studio Yoongi. Sebagian besar waktunya ia habiskan di flat.

"Tidak apa-apa kalau kamu belum beranikan diri, Taehyung. Masih banyak kegiatan lain yang tak perlu libatkan teve. Dan menurutku, kamu punya kegiatan menarik," senyum Sejeong. "Aku tahu itu trauma. Tapi lambat laun, kamu pasti bisa lewatinya."

"You think so? Aku bisa berlaku biasa saja walaupun tak sengaja bertemu dia di jalanan?"

"Ya, karena kamu sudah terbiasa," jelas sang konsultan. "Sekarang masih waktu rawan bagimu. Kamu terbiasa ada di dekatnya, terbangun di sebelahnya, hidup dengannya. Aku tak akan salahkan kalau kamu tiba-tiba terserang panic attack saat berjumpa. Maka, kamu harus buat keadaan di mana kamu terbiasa hidup tanpanya. Ketika nanti kalian tatap mata lagi, dia tak lebih dari sebuah memori lama. Dan itu tidak akan bawa efek apa-apa."

Taehyung rasakan ujung bibirnya terangkat.

Iya, itu tujuannya sekarang. Berlaku biasa dan abai kalau-kalau dunia pertemukan ia kembali dengan Park Seojoon.

[✓] And I'm Afraid I'll Miss You Forever • KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang