"Aku akan jelaskan" ucap prof pembuka pembicaraan
Di masa profesor Stefen masih mudah dia sudah di rekrut masuk ke sekolah ini karena bakatnya dalam hal melukis, dan apapun yang dia lukis selalu mengesankan semua orang yang melihat lukisannya pasti akan masuk dalam lukisan atau terbawa suasana, lukisannya kebanyakan realita yang dia lihat dan apa yang dia rasakan. Profesor Stefen tidak pandai merangkai kata atau berargumen di depan orang tapi dia punya nyali lebih kuat daripada sekedar bicara, pikirannya jauh lebih cepat dari pada bicaranya dan terkadang gegabah dengan pilihannya
Profesor Eliot adalah yang pertama yang ia temui, Eliot adalah pengajar senior yang sudah mendedikasikan seperempat hidupnya untuk mengajar seni, pengalamannya jauh lebih banyak daripada Stefen yang masih baru, bahkan Eliot lah yang berjasa baginya karena sudah banyak mengajari dan membantunya dalam hal yang dia tidak ketahui
Stefen muda sangat peduli terhadap lingkungan sekitar bahkan seekor kucing terlantar sekalipun, bahkan dia tidak tega melihat orang tersakiti, selama ini dia diam melihat semua anak muridnya tertekan dan meminta bantuan padanya tapi dia tidak bisa berbuat banyak, karena posisinya sangat rumit. Satu sisi dia harus menghargai jari paya Eliot untuk menolongnya dan satu sisi dia tidak bisa membuat keputusan sepihak tanpa sepertujuan pihak sekolah, apalagi itu menyangkut masa depan dan hidupnya sampai saat ini dia ingin tapi dia takut, karena dia bekerja di bawah naungan ayah dari Roy sang pemegang saham terbesar sekolah ini yang susah payah membesarkan sekolah ini sampai sekarang
Tapi tidak dengan anaknya Roy yang berusaha menghancurkan jari payah ayahnya, bahkan sifatnya pun sangat berbanding terbalik. Roy sulit di beri tahu karena sifat keras kepalanya dan sikap ingin menangnya dengan segala cara, tetap saja bagaimanapun sikap anaknya dia tutupi dan bela walau salah, menurut Stefen itu didikan yang salah karena sudah memanjakan anak seperti Roy yang membuat masalah jadi runyam
Stefen sudah berbagai cara untuk bisa ngusut kasus buli sampai tuntas dan sudah berhadapan langsung dengan ayah Roy, tapi tidak di gubris selama bertahun - tahun hingga sampai mendarah daging, Stefen hanya bisa menahan amarahnya yang bergejolak saat berhadapan dengan Roy, kalau dia bukan anak pemilik saham terbesar sudah lama dia masukkan ke kantor polisi
"Jadi begitu ceritanya" saut Key yang memecah suasana serius tadi
"Maaf kan aku prof aku sudah membentak anda tadi seharusnya ak" ucap Chwe terpotong karena prof sudah memaafkannya
"Tidak apa - apa Chwe kau berhak marah, aku juga sama sepertimu dulu"
"Be benarkah?" jawab Chwe tidak percaya
"Aku sudah merasakan menjadi posisi kalian, itu kenapa aku merangkul kalian"
"Heeeeheeeeheee hiks hiks hiks" tangis Key terpecah
"Kenapa menangis key?" tanya Mingyu panik
"A aku su sudah lama melihat teman - temanku tertindas tapi aku tidak bisa sekuat profesor" sambil mengusap air matanya
"Semua ada batas kesabaran Key, aku juga ingin menangis saat melihat mereka tertindas di depan mata dan tak bisa berbuat banyak selain mendukung kalian" jelas prof prihatin sambil mengelus punggung Key
"Tapi apa prof sudah banyak menyimpan barang bukti?" tanya Mingyu yang membuat semua melihat ke arahnya
"Tenang saja aku sudah menyiapkan rencana matang selama bertahun - tahun, semua ada di sini" menunjuk tasnya
"Semua ada di dalam tas?" tanya Chwe penasaran
"Tidak semua hanya beberapa, dan aku juga sudah banyak konsul bersama profesor Eliot selama beberapa hari belakangan ini. Itu kenapa aku sering ruangannya saat jam makan siang" jelas prof sambil merogoh tasnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Pain( t ) [ Continue ]
FanfictionDia gadis biasa pada umumnya tapi dia mempunyai kelebihan di bidang melukis dia bersekolah di sekolah seni terkenal tapi keseharian disana tidak seperti lukisan yang dia buat