.
.
.
.
.Sosok bersurai orange manis itu menghela nafas saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Kerja part timenya masih berjalan hingga malam menjelang. Ia sangat lelah dan juga bosan. Namun bagaimana lagi ia membutuhkan pekerjaan ini agar dapat bertahan hidup dan untuk bisa membiayai biaya rumah sakit ibunya itu.
Sosok bermata orange cerah itu tampak meredup seiiring dengan matahari yang mulai bergerak lambat. Ia sangat bosan, biasanya ia selalu bermain bola voli di saat bosan melanda. Namun bagaimana lagi, ia tidak akan bisa melakukan itu saat bekerja. Pria bersurai orange itu meletakkan kepalanya dengan malas di atas meja kasir nya itu.
Tidak ada pelanggan, ya siapa juga yang mau berbelanja di siang hari terik ini?. Hinata lagi lagi menghela nafas. Yah ia adalah pemuda manis berusia 17 tahun meksipun tubuhnya sama sekali tidak mendukung hal itu. Wajahnya lebih manis dan bercahaya dibanding pemuda lainnnya.Tapi itu hanya beberapa tahun sebelum nya.
Ketika ibu satu satunya jatuh sakit. Hinata harus bekerja untuk bertahan hidup sekaligus membiayai ibunya yang menderita penyakit ginjal disana. Tidak ada pendonor dan uang. Hinata terpaksa harus mengikis semua waktu luangnya. Bahkan teman temannya mulai meninggalkan nya satu persatu karena Hinata yang mulai suram dan miskin. Dan Hinata menjadi sendirian tanpa siapapun.
Tak apa, yang penting ibu bisa sembuh...dan bisa berada di samping Shouyou lagi..
Shouyou tidak butuh siapapun maka cepatlah sembuh ibu..
.
.
.
.
.Itu membuat Hinata benar benar tidak lagi bercahaya. Aura di sekitarnya redup perlahan. Namun ketika ia mengingat lagi ibunya yang sedang tertidur lemas di rumah sakit , ia berusaha memaksakan dirinya lagi untuk tetap semangat menjalani hidupnya yang menyedihkan ini. Hanya demi ibu saja. Hinata menatap lagi ke arah depan dengan semangat. Ia menepuk kedua pipinya berusaha mengambil kembali semangat dalam dirinya itu.
"Yosh harus semangat Shouyou!, Ibu pasti akan sembuh!!" Hinata berusaha tetap optimis, hingga tidak sadar ada seseorang yang baru saja membeli barang yang berdiri sedari tadi disana. Ia berdehem kecil membuat Hinata menatapnya dengan tatapan tidak berdosa dan kekehan kecil yang masih menghiasi wajahnya itu tanpa mempedulikan tatapan penuh arti pelanggan nya itu.
"Ah maaf, sini biar saya hitung belanjaannya" seru Hinata sopan. Ia mengambil barang belanjaan orang itu. tanpa Hinata sadari orang itu melihat nya. Ia diam memperhatikan seluk beluk wajah manis Hinata hingga Hinata menyebutkan angka pembelian.
Sosok bersurai hitam yang sekiranya lebih tinggi dari Hinata itu merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa uang dari sana. Hinata menatap penuh binar makanan yang dibeli orang itu, gajinya akan di bayar bulan depan. Ia harus hemat hemat.
"Ah ini lebih, dan hey kau mau kemana?!" Teriak Hinata saat orang itu malah melengos setelah memberikan uang nya itu. Orang itu hanya memiringkan kepalanya menatap intens ke arah Hinata hingga membuat nya sedikit merinding menatap senyumannya yang dianggapnya menyeramkan itu.
"Ambil saja, uangku banyak" seru orang itu singkat dan pergi. Hinata mendengus menatap orang tadi menganggap nya sangat sombong. Tapi tatapannya seketika berbinar binar menatap barang belanjaan itu. Setidaknya ia bisa menyimpan makanan ini untuk nanti. Diam diam rasa kesal Hinata berganti dengan rasa senang hanya karena makanan di kantong itu.
.
.
.
.
.Orang itu melirik tukang kasir itu, orang itu manis juga. Sosok bermata hitam itu bisa merasakan bahwa ia tertarik padanya. Yah dia adalah Kageyama. Seorang penyuka bola voli. Ia sempat di tawari untuk masuk ke dalam lingkungan voli internasional tetapi dengan segera pula ia selalu menolaknya.
Alasannya adalah karena ia tidak ingin memamerkan permainan bola nya. Lagipula ia bermain voli karena ia menikmati permainan itu dan ia tidak mau terkunci dengan jadwal jadwal ketat lainnya. Dan untuk pertama kalinya Kageyama tertarik dengan sesosok kasir yang kebetulan ia temui selain bola voli.
Wajahnya yang manis dan bercahaya serta tingkahnya yang sedikit bodoh itu membuat Kageyama tersenyum senyum sendiri meskipun Dimata orang lain senyumannya itu sangat mengerikan. Ia berharap Hinata menyukai hadiahnya itu, Yap Kageyama memang tidak begitu pandai berbicara. ia tidak sadar ucapannya itu bisa berarti lain oleh orang lain yang membuat Kageyama sering di salah artikan.
Padahal ia hanyalah orang yang kikuk dan polos serta sedikit canggung kepada orang lain. Bagi yang belum mengenalnya pasti menganggap Kageyama sebagai orang yang dingin dan sombong padahal Kageyama sama sekali tidak memiliki maksud seperti itu.
Sehingga ia tidak pernah punya teman lain selain atsumu dan Osamu bersaudara. Itu pun karena atsumu yang mendekatinya duluan. yah Kageyama sama sekali tidak peduli tentang hal itu. Yang ia pedulikan hanyalah permainan voli dan juga... mungkin seorang kasir itu....sekarang...?
Kageyama menyeringai diam diam, ia tidak bisa melepaskan pikirannya oleh sosok pemuda manis yang berhasil merebut perhatian nya itu. Dalam diam ia ingin bertemu lagi sosok itu besok. Beruntung ia tadi berbelanja disini sehingga bisa bertemu sosok manis itu. Apa ia akan ada disana lagi ya?.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
🐻You x Me🐻 (KageHina)
RomantizmBermula dari sebuah boneka Teddy Bear berwarna cokelat muda manis yang menciptakan sebuah kisah tersendiri yang jauh lebih manis antara kamu dan aku..dan antara hati kita berdua...🐻🐻🐻 . . . (Tamat) . . . 🌺KageHina..[Homo] 🌺Sweet, Story, Shounen...