*10🐻

2.3K 258 3
                                    

.
.
.
.
.

Akhirnya mereka menghabiskan waktu makan siang di belakang supermarket yang kebetulan memiliki kursi untuk berteduh di sana. Suasana sangat sepi, tidak ada orang yang berlalu lalang disana. Kageyama duduk di sebelah Hinata menatap bekal makan siang yang di bawa oleh Hinata. Ia kesini karena ditawarkan untuk makan siang bersama Hinata.

"Kageyama, buka mulut mu" seru Hinata menyodorkan sebuah makanan pada mulut Kageyama yang duduk di sebelah kanannya. Kageyama yang memakan makan siang yang ditawarkan. Hinata yang baru sadar dengan perlakuannya menjadi memerah luar biasa. Seharusnya ia tidak menyuapinya secara langsung seperti itu.

"Ba.. bagaimana makanannya?" Tanya Hinata gugup. Ia tidak berani melihat ke arah Kageyama dan hanya diam di tempatnya seraya menunduk. Wajahnya panas sekali, ia tidak ingin Kageyama melihat ia malu seperti ini. Kageyama mengarahkan telunjuknya tampak berpikir kemudian hanya memberikan respon seperti biasanya tidak menyadari bahwa Hinata sudah memerah di sebelahnya.

"Enak kok" seru Kageyama singkat. Kageyama mengambil lagi makan siang yang ada di bekal makan siang Hinata dan memakannya dengan mudah. Hinata memerah lagi lagi saat melihat Kageyama kembali menyantap makanannya apalagi saat mendekat tadi.

"Ke..kenapa kau mengambilnya langsung dari sini!" Tanya Hinata marah berusaha untuk menyembunyikan rasa malunya. Kageyama hanya memandang polos tidak mengerti yang membuat Hinata tidak bisa marah pada Kageyama.

"Hm?, Kan kau yang bilang aku boleh memakan makan siang mu kan?" Sontak Hinata sadar dan memerah lagi dan kali ini membuat kageyama ikutan memerah hingga tersedak. Hinata memiringkan kepalanya ke kiri menghindari wajah Kageyama sedangkan Kageyama juga menghadap ke arah kanan.

Mereka diam diam memerah dan masing masing dari mereka bisa merasakan tubuhnya memanas karena debaran jantung yang semakin kencang. Makan siang itu berakhir begitu saja karena masing masing merasa canggung dan terutama wajah mereka yang masih saja memerah saat berpapasan.

.
.
.
.
.

Hinata ikut mengantar Kageyama ke mobil nya yang ada tepat di depan supermarket itu. Kageyama ingin menawarkan nya pulang tapi Hinata bersikeras akan pulang sendiri membuat Kageyama yang masih merasa canggung tidak berani mengusiknya lagi.

Bahkan saat mereka sudah sampai pada persimpangan jalan. Hinata memainkan kedua tangannya dengan malu malu. Debaran itu selalu ada saat Kageyama bersamanya dan membuat Hinata menjadi kewalahan. Hinata masih menunduk, dengan gugup ia berusaha mengatakan sesuatu.

"Te..terima kasih coklat nya Kageyama. Se... selamat malam" seru Hinata gugup. Kageyama yang sudah berjalan duluan menjadi terhenti sejenak. Bisa dilihat wajah Kageyama sudah luar biasa memerah. Ia sangat gugup sekarang hingga tidak tau apa lagi yang harus ia katakan.

"Ya..ya selamat malam. Ma..makan siangnya juga enak" seru Kageyama ikutan gugup kemudian beranjak ke arah mobil. Diam diam Hinata tersenyum bahagia saat Kageyama mengatakan hal itu. Ia meremas bungkusan makan siangnya , ini baru pertama kalinya ada orang yang memakan masakannya.

Hinata tetap diam di tempat sampai mobil Kageyama menjauh dan menghilang. Baru setelah itu ia bisa menengadahkan kepalanya. Tampaklah wajah manis Hinata yang penuh semburat merah yang membuat semua orang ingin memakannya seketika.

Hinata meremas kantong makan siangnya dengan gemetar. Ia senang sekali saat Kageyama memuji makan siangnya dan ia senang dapat menghabiskan waktu bersama Kageyama. Ini sangat menyenangkan, hari hari yang sangat menyenangkan selama hidup nya. Hinata berlari lari kecil ke rumahnya sembari tersenyum senang.

.
.
.
.
.

Kageyama segera menghempaskan tubuhnya di atas kasur besarnya itu. Ia masih bisa merasakan badannya yang memanas karena Hinata. Ia baru tau kalau masakan Hinata sangat lah enak. Itu membuat Kageyama benar benar ingin sekali menyatakan perasaannya pada Hinata. Tapi kapan ya?.

Kageyama meraih ponselnya dan dengan ragu ragu mengetik disana. Ia takut kalau Hinata masih canggung karena kejadian tadi. Sungguh Kageyama sangat malu sekali tadi. Ia bahkan tidak bisa menatap wajah Hinata tadi. Hanya sekedar berada di dekatnya saja jantungnya seakan mau meloncat dari tempatnya.

"Selamat malam Hinata, apa kau sudah sampai ke rumah?"

"Ah sudah sampai kok. Ngomong ngomong coklatnya sangat enak. Terima kasih :)"

"Sama sama, lain kali akan kubelikan makanan lain. Makan siang tadi sangat enak"

"Makasih, apa itu tidak merepotkan?"

"Tidak, atau jika merasa di repot kan. Sebagai gantinya buatkan makan siang untukku"

"Baiklah!!"

Kageyama mematikan percakapannya di ponsel. Ia menyunggingkan senyum ketika selesai menutup teleponnya. Dengan begini ia masih akan bisa bertemu dengan Hinata. Kageyama melihat kearah langit langit kamar dan meletakan satu tangannya di atas kepalanya. Ia tidak sabar untuk memakan makanan yang dibuat Hinata lagi dan tentu saja bertemu lagi dengannya.

Sementara itu Hinata tersenyum senyum melihat hasil percakapannya dengan Kageyama. Syukurlah Kageyama dan dirinya tidak canggung dan masih bisa bertemu lagi. Ia sempat khawatir tapi sekarang ia sangat bahagia mengetahui kalau dirinya akan bertemu dengan Kageyama nanti. Hinata memeluk boneka Teddy bear pemberian Kageyama padanya dan memeluk erat erat boneka itu. Seraya kepalanya ditenggelamkan pada boneka lembut itu memikirkan ia akan bertemu lagi dengan Kageyama besok itu membuat dia merasa sangat senang.

.
.
.
.
.

Tetapi besoknya bukannya kabar gembira yang didapat. Hinata malah mendapati kabar buruk kalau kondisi ibunya memburuk. Langsung saja Hinata pergi ke rumah sakit tanpa mempedulikan apapun lagi. Pikirannya menjadi sangat kacau memikirkan kondisi ibunya yang tengah memburuk.

"Ibu, bertahan lah!!" Seru Hinata khawatir seraya berjalan cepat ke arah rumah sakit tempat ibu dirawat. Ia tidak ingin ibu yang merupakan keluarga satu satunya meninggalkannya. Kalau begitu untuk apa ia hidup lagi?, Selama hidupnya ia habiskan hanya untuk ibu. Ibu tidak boleh pergi begitu saja, Hinata pasti akan menyembuhkan ibu!!

.
.
.
.
.

🐻You x Me🐻 (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang