.
.
.
.
.Angst 💦
Sosok bersurai hitam tampan itu turun dari mobilnya. Ia mengenakkan jaket hitam yang serasi dengan warna rambutnya. Semua orang menatap sosoknya dengan penuh kekaguman. Siapa yang tidak mengenal nya?. Seorang pemain bola voli ternama di seluruh dunia dan sangat kaya tentu saja.
Kekayaan Kageyama membuat semua orang iri. Mereka menganggapnya sebagai manusia sempurna yang sudah bahagia. Hebat, berbakat dan kaya dan jangan lupa ia tampan. Tapi sampai detik ini Kageyama belum juga mempunyai pasangan. Itu membuat semua orang bertanya tanya.
Bukannya tidak punya, Kageyama sama sekali tidak tertarik pada siapapun selain bola voli. Ia melihat ke arah pegunungan dekat sini. Meskipun semua orang menyebutnya bahagia, tentu aja ada sisi lain yang menyedihkan bagi seorang Kageyama.
Kageyama memasuki area itu, area yang selalu ia masuki setiap menjelang akhir tahun. Ia memapah tangga panjang itu hingga mencapai sebuah tempat dimana banyak pemakaman disana. Kageyama berjalan ke arah satu makam yang sudah mulai berlumut karena termakan nya usia.
Kageyama menunduk, menyerahkan sebuah bunga pada makam yang bertuliskan nama ayah Kageyama. Yah ayah Kageyama sudah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu. Karena hal itu ibu Kageyama menjadi sedikit tidak waras, itu semakin buruk hingga ia harus masuk ke rumah sakit jiwa.
Jika dilihat memang Kageyama sangat sempurna. Hidup di atas semua kesempurnaan yang dicari cari semua orang. Namun dibalik itu semua kageyama juga hanya lah manusia biasa yang mempunyai kesedihan juga dibaliknya. Mempunyai masa masa kelam yang tidak diketahui oleh seorangpun.
.
.
.
.
."Pagi ayah, apa ayah sehat?" Tanya Kageyama menunduk menyamakan tinggi dengan batu nisan itu. Tidak ada jawaban, Kageyama tau itu. Seorang yang sudah mati tidak akan bisa menjawab. Itu menyedihkan.
"Ayah, ibu masih saja sakit karena di tinggal kan ayah. Tetapi tidak apa, tobio akan berusaha untuk mengeluarkan dan menyembuhkan ibu" Nadanya terdengar lirih dan semakin sayup. Kenangan demi kenangan bergulir hingga membuat hati Kageyama sesak.
"Ayah, tobio tertarik pada seseorang loh. Apa itu adalah takdir untuk tobio? , Apa ayah mengirimkan nya?. Kau tau ia mirip sekali dengan ayah. Ayah...ayah...hiks" seorang lelaki yang tidak pernah menangis dan memasang wajah ketus itu kini dengan mudahnya menangis. Kageyama mengelap air mata di matanya, berapa kali pun ia kesini. Tetap saja ia tidak akan tahan dan berakhir menangis dengan memalukan seperti ini.
Sebuah sosok seketika melintas di pikirannya. Sosok yang seketika membuat hatinya menghangat, sosok satu satunya yang sangat manis. Mungkin saja itu adalah takdirnya, Kageyama jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya. Ia tidak seperti orang lain. Tatapan dan semua tingkah lakunya itu, begitu sangat menggemaskan.
Kageyama terkekeh sendiri dan terkejut saat ia bisa begitu saja berekspresi seperti itu. Kageyama tidak pandai dalam berekspresi. Semua itu membuat semua orang salah arti padanya. Ia sama sekali tidak bermaksud untuk mengejek atau apapun. Namun semua orang keliru tentang semua perkataan dan tindak tanduknya.
Kageyama berdiri lagi. Ia mengelus batu nisan itu. Wajah ketus nya mengurai senyum lembut , membayangkan ayahnya yang selalu mengelus pucuk kepala Kageyama dan itu sangat menghangatkan. Sosok yang tidak peduli apapun kecuali keluarga dan juga bola Voli.
Tidak ada satupun yang membuatnya tertarik, kecuali anak itu. Mungkin saja ini adalah seseorang yang dikirim oleh ayah nya sendiri untuk dirinya. Seseorang yang mampu membuat Kageyama tertarik padanya. Ia seperti matahari, yang sangat bersinar dan membuat semua orang seketika tertarik padanya.
"Ayah, tobio akan mendapatkan nya, terima kasih telah mengirim sosok itu pada tobio. Tobio mencintai ayah" kata Kageyama mengecup tanpa merasa bibirnya akan kotor jika mencium batu nisan berlumut itu. Setelah itu ia membersihkan pemakaman ayahnya dan melangkah pergi.
.
.
.
.
.Mungkin saja sosok itu adalah seseorang yang ayah kirim. Seseorang yang akan membuat hidup Kageyama menjadi jauh lebih baik. Ayah selalu menjadi seseorang yang berarti dalam keluarga. Namun ayah meninggalkan mereka, semuanya pun hancur begitu saja. Meninggalkan kageyama sendirian yang terjebak disana.
Dan sekarang Kageyama bertemu dengan seseorang yang dalam sekali lihat saja, Kageyama langsung tertarik dengannya. Seseorang yang seperti matahari, semua ekspresi berbinar nya membuat Kageyama menghangat begitu saja. Ah ini adalah pertama kalinya Kageyama merasakan hal ini?. Selain dari keluarganya sendiri saat masih utuh.
Apa ini cinta pandangan pertama ya?, Rasanya menyenangkan. Perasaan yang mungkin Kageyama sangka tidak akan lagi hadir karena ketidakhadiran ayah. Itu semua dihadirkan kembali melalui sosok bersurai orange itu. Dihadirkan secara tidak sengaja, dan langsung menembus semua pertahanan Kageyama.
Apa itu sosok yang dikirimkan ayah untuknya?. Bagaimana pun Kageyama sudah jatuh cinta. Ia akan mengejar sosok itu, sosok yang baginya sudah ditakdirkan untuk nya. Sosok yang membuat ia merasakan kembali kehangatan yang sudah lama menghilang dalam dirinya.
.
.
.
.
.Kageyama melangkah ke dalam mobil. Melihat keluar jendela dengan memangku tangan. Wajahnya yang selalu datar tanpa dihiasi senyuman apapun. Supir itu melihat ke arah tuannya, dan Kageyama hanya menjawab dengan singkat dan tidak peduli seperti biasa.
"Mau kemana tuan?"
"Tempat biasa" seru Kageyama singkat. Supir itu mengangguk sudah terbiasa dengan sikap cuek tuannya itu. Mobil itu melesat hingga sampai ke sebuah rumah sakit besar disana. Kageyama turun , membiarkan tatapan semua orang langsung tertuju kearahnya.
Ia tidak peduli sama sekali dan langsung saja masuk. Tidak mempedulikan betapa banyaknya fans yang ingin meminta tanda tangan atau sebagainya. Kageyama memasuki sebuah rumah sakit tempat berbagai pasien berbaju putih berkeliaran bebas disana. Tampak sang ibu sedang asyik melukis lukis disana.
Kageyama mendekat. Hanya berjongkok melihat lukisan ibu yang tak ayal merupakan lukisan anak TK. Sebuah keluarga. Kageyama melirik ke arah sang ibu yang tampak sangat senang. Itu membuat Kageyama bahagia meksipun ibu sudah mengalami penyakit kejiwaan.
"Mengambar apa?" Tanya Kageyama. Perempuan itu terus saja mengambar kemudian menunjukkan gambar itu dengan ceria seperti anak anak padahal umurnya sudah dewasa.
"Ini loh!!, Keluarga!" Serunya semangat kemudian lanjut mengambar lagi. Ia bernyanyi nyanyi seperti anak kecil yang tidak ada beban. Itu membuat Kageyama bersyukur, setidaknya ibu sudah lebih baik saat ini. Akhir nya ia bisa ceria setelah sekian lama mengalami depresi berat karena peninggalan ayah.
Ibu suka melukis, oleh karena itu saat depresi ibu semakin meningkat. Ia memilih melupakan Semuanya, dan sampai pada masa kanak-kanak lagi dimana tidak ada beban. Ibu tidak mengenali Kageyama lagi, ia hanya suka menghabiskan waktu untuk melukis dan bersenang senang. Menyedihkan memang, tapi setidaknya itu lebih baik daripada melihat ibu yang selalu depresi.
"Ibu, tobio berangkat dulu ya" seru Kageyama meksipun ia tau ucapannya sama sekali tidak digubris oleh perempuan itu. Kageyama menelan senyum pahitnya itu, kemudian beranjak pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Ia memang hanyalah orang asing di hati ibu sekarang, ibu tidak tau apapun tentangnya.
Itu menyakitkan sekaligus menyenangkan. Karena tentu saja kan ibu tidak akan mengingat lagi kenangan yang menyakitkan itu lagi. Ibu tidak akan menderita lagi, tapi mengingat kalau ibu sama sekali tidak mengingat nya membuatnya sakit. Tubuhnya seperti tersayat, mengetahui dirinya tidak ada lagi dalam ingatan ibu. Hanya sebagai orang asing. Tidak memiliki arti apapun. Ia tidak berharga sama sekali Dimata ibu.
"Yah kageyama hanya lah orang asing di mata keluarga satu satunya itu, orang asing di mata ibunya sendiri..."
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
🐻You x Me🐻 (KageHina)
RomanceBermula dari sebuah boneka Teddy Bear berwarna cokelat muda manis yang menciptakan sebuah kisah tersendiri yang jauh lebih manis antara kamu dan aku..dan antara hati kita berdua...🐻🐻🐻 . . . (Tamat) . . . 🌺KageHina..[Homo] 🌺Sweet, Story, Shounen...