*6🐻

2.9K 311 58
                                    

.
.
.
.
.

Sosok bersurai orange dan hitam itu berjalan beriringan menyelusuri jalanan kota yang tampak ramai hari itu. Hinata asyik melihat pemandangan kota yang tampak semakin asri , jujur sudah lama sejak ia bisa berjalan jalan seperti ini dengan bebas. Sedangkan Kageyama asyik berpikir dimana ia akan mengajak Hinata berjalan jalan.

"Hinata, kau belum makan?" Tanya Kageyama. Ia memerah saat menatap wajah penuh binar binar dari sosok yang memiliki tinggi sebahu darinya itu. Hinata yang menyadari perkataan Kageyama memiringkan kepalanya hingga surai orangenya turun perlahan.

"Boleh!, Aku mau makan nasi goreng Kageyama" seru Hinata diiringi senyuman lebar tidak menyadari kalau Kageyama sudah memerah seperti kepiting rebus karena melihat tingkah manis Hinata yang membuat nya langsung diabetes. Sungguh kenapa ia bisa manis sekali apalagi saat melakukan itu sial!!.

Hinata melayangkan tatapannya lagi ke arah sekitar mengabaikan tingkah nya yang secara tidak sengaja sudah mengoda iman Kageyama dan berhenti pada sebuah restoran kecil disana. Ia juga tidak ingin merepotkan kageyama, apalagi membuat ia mengeluarkan banyak uang. Ia belum terlalu dekat dengan Kageyama kan?.

Srek!

Kageyama tersentak saat Hinata mengenggam begitu saja tangan kanannya. Ia menjalin jari jemari Kageyama dengan jarinya dan membuat mereka saling berpegangan tangan. Kageyama menoleh dan lagi lagi harus menghindari wajah manis Hinata yang membuat nya otomatis memerah lagi.

"Kageyama, kita makan disana!" Seru Hinata ceria. Kageyama hanya mengangguk, Hinata langsung menarik tangan kageyama dan menuntunnya ke tempat makan itu. Sembari perjalanan itu, perhatian Kageyama teralihkan pada sosok bersurai orange itu. Diam diam ia tersenyum tipis yang tidak dapat di lihat oleh Hinata.

Kau bercahaya Hinata.

.
.
.
.
.

Akhirnya mereka sampai. Hinata langsung duduk di kursi kosong dan Kageyama ikutan duduk di sampingnya. Hinata langsung melihat ke arah menu karena ia langsung saja pergi sebelum sempat sarapan karena tidak sabar untuk bertemu Kageyama.

Ya..ya wajar kan. Ini adalah jalan jalan pertama Hinata. Ia sangat bersemangat sekali. Astaga wajahnya mendadak panas sekali, Kageyama tidak sadar kan. Hinata mencoba memusatkan perhatiannya ke arah menu. Namun wajahnya tetap saja memerah, saat Kageyama ingin bertanya ia seketika melihat wajah memerah Hinata yang tampak jelas.

"Hinata?" Tanya Kageyama. Itu membuat Hinata tersedak saliva nya sendiri. Ia segera menutup wajahnya dengan menu yang ia pegang. Ini memalukan, Kageyama menatap bingung. Ia malah mengira kalau Hinata sedang sakit. Kageyama yang polosnya hampir sama dengan Hinata mendekatkan wajahnya sehingga membuat wajah Hinata semakin memerah.

Deg!

Deg!

"Hinata?" Suara itu membuat jantungnya berdegup kencang. Hingga tangan besar Kageyama menyingkirkan menu yang menutupi wajahnya itu. Ia mengarahkan tangannya di atas dahi Hinata. Ia menatap manik mata Hinata dengan intens dan membuat Hinata semakin memerah. Ia tidak bisa bergerak, kageyama dekat sekali!!.

Kageyama yang baru menyadari betapa manisnya wajah Hinata saat memerah segera menjadi gugup pula. Kedua pipi Kageyama langsung ikutan memerah. Sedangkan Hinata sudah mengarahkan manik matanya menatap ke arah bawah, kedua tangannya saling bertaut dengan gugup dan salah tingkah.

"Hi..Hinata kau mau pesan apa?" Tanya Kageyama gugup. Ia menjauh dari Hinata dan berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup kian kencang. Hinata juga sangat gugup saat Kageyama mendekatinya, jantungnya seakan meloncat dan tubuh nya langsung memanas.

"Na..nasi goreng saja" seru Hinata pelan. Kageyama hanya mengangguk dan memanggil pelayan. Kageyama menatap lagi ke arah Hinata dan sialnya ia masih bertingkah sangat manis hingga lagi lagi Kageyama hanya bisa mengalihkan tatapannya ke arah samping. Dia menjadi ikutan gugup saat melihat tingkah hinata yang seperti itu.

Sedangkan Hinata ia masih mengingat kejadian tadi. Efeknya masih sangat terasa. Ia tidak tau bagaimana bisa menghentikan ini. Ayolah hinata, kageyama itu bukanlah siapa siapa. Dan lagi sampai kapan kau seperti ini??. Ayo seperti biasa Hinata, seperti biasa. Seperti biasa.

.
.
.
.
.

"Hinata"

"A..apa?" Tanya Hinata. Ia masih belum bisa memandang wajah Kageyama yang sangat tampan saat tadi ia lihat dari dekat. Hinata meremas kaos yang ia pakai. Jantungnya berdegup kian kencang membuat hinata menjadi tidak bisa bergerak dengan bebas dan salah tingkah.

"Itu apa kau suka voli?" Tanya Kageyama. Hinata menengadahkan kepalanya dan seketika wajahnya langsung berbinar saat mendengar olahraga Kesukaan nya itu. Hinata langsung mengangguk sekuat tenaga dan membuat Kageyama diam diam merasa lega. Setidaknya mereka tidak canggung lagi dan Hinata kembali seperti semula.

"Apa itu Kesukaan mu Kageyama?" Tanya Hinata antusias. Kageyama mengangguk dengan wajah datarnya ia kembali mengatakan profesi nya dalam permainan bola voli hingga Hinata berteriak kagum. Ia tidak menyangka kageyama adalah seorang pemain voli internasional. Itu adalah mimpi nya dahulu, mimpi yang hanya sekedar mimpi belaka. 'Sudahlah jangan sedih Hinata. Kau sekarang bersama Kageyama, jangan tunjukkan wajah sedih mu'

"Wah itu hebat sekali Kageyama!!"

"Begitu ya"

"Kageyama, kalau kau itu orang hebat. Lalu kenapa kau mau mengajak ku jalan jalan?" Tanya Hinata dengan amat polos memiringkan kepalanya. Kageyama yang sudah berhasil menetralkan jantungnya kembali terkena diabetes ketika Hinata menanyakan itu dengan polosnya.

"A..ah itu, ka...Karena-" Kageyama menghentikan kata katanya di tengah karena Hinata malah mendekatinya dengan wajah penuh penasaran. Masa ia tidak tau alasan Kageyama mendekatinya seperti ini. Hinata lebih polos dari yang ia pikirkan mengatakan ini malah membuat Kageyama merasa malu sendiri.

"Makanan sudah datang!" Seru Kageyama mengalihkan pembicaraan nya ketika makanan dengan sangat tepat waktu datang. Hinata hanya mempautkan mulut kecilnya dengan sebal karena Kageyama seperti menghindari pertanyaan nya itu dan kemudian terpaksa duduk di tempat duduknya.

"Ka..kau marah Hinata?" Tanya Kageyama khawatir. Tapi ia sungguh malu kalau mengatakan itu. Hinata hanya mengeleng dan memakan makanan nya tanpa berkata apapun. Ia masih sebal karena Kageyama menghindari pertanyaan nya itu. Kan ia juga penasaran alasan kenapa Kageyama mendekati dirinya padahal ia itu bukan siapa siapa.

Apa ia bisa mempercayai Kageyama?.

.
.
.
.
.

🐻You x Me🐻 (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang