11 (B). Yes, I am Jealous

744 213 53
                                    

Haaaaii part 2nya meluncur. Jangan lupa tinggalkan jejak. Happy reading and met malam minggu buat yg jomblo🤣🤣🤣

💗💗




Shin Hye menggenggam kedua tangannya karena kesal. "Kau itu pria paling menjijikkan dan paling berengsek yang pernah aku temui dalam hidupku. Kau penjahat kelamin. Kau bajingan keparat! Playboy sialan, tidak tahu diri!! Kau pria cabul sialan. Kau pria paling tidak peka di seluruh muka bumi ini, Jung Yong Hwa berengsek!!" Shin Hye memekik. Menyuarakan segala unek-uneknya pada Yong Hwa yang sedari tadi begitu ingin dikeluarkannya.

11 (B)

Yong Hwa yang mulai tersulut emosi mendengar makian Shin Hye langsung menepikan mobilnya, melepaskan sabuk pengamannya dan memutar tubuhnya menghadap Shin Hye. "Apa maksud ucapanmu itu, Park Shin Hye?"

"Kau masih bertanya apa maksudku?" dengan kesal Shin Hye mengambil tissue dari dalam tasnya, mengusapkannya ke pipi Yong Hwa yang terdapat bekas lipstik dengan kasar. "Ini apa?" Shin Hye melemparkan tissue ke wajah Yong Hwa. "Seharusnya kau membersihkan wajahmu sebelum menemuiku, berengsek! Itu menjijikkan kau tahu?"

Yong Hwa menatap Shin Hye dengan bingung. Biasanya Shin Hye tidak pernah peduli dengan apa yang dilakukannya, tapi sikap membangkang Shin Hye kali ini membuatnya bingung. Ia tidak mengerti kenapa Shin Hye tiba-tiba bersikap seperti itu padanya sejak pertemuan mereka dengan Ae Ri.

Ae Ri?

Yong Hwa mengernyit ketika menyadari sesuatu.
Mungkinkan Shin Hye cemburu karena Ae Ri? Tapi kenapa Shin Hye mesti cemburu? Bukankah Shin Hye tidak menyukainya? Atau jangan-jangan Shin Hye menyukainya dan Yong Hwa tidak pernah menyadari hal itu? Yong Hwa menggeleng. Itu tidak mungkin. Shin Hye tidak mungkin menyukainya. Tapi jika tidak, apa alasan yang tepat untuk menjelaskan perubahan sikap Shin Hye saat ini? Atau apa jangan-jangan Shin Hye sedang mentruasi, hingga membuat emosinya tidak stabil?

Yong Hwa pernah membaca mengenai hal itu. Bagaimana emosi seorang wanita bisa berubah menjadi tidak stabil ketika masa-masa itu datang setiap bulannya. Sepertinya itu adalah penjelasan yang masuk akal atas perubahan sikap Shin Hye saat ini.

"Kau sedang PMS, ya?"

Shin Hye mengerjap mendengar pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Yong Hwa. Dalam hati ia bertanya-tanya sebenarnya berapa IQ yang Yong Hwa miliki. Kenapa pria bodoh seperti Yong Hwa justru bisa memikat para wanita di luaran sana, termasuk dirinya?

Sialan! Bagaimana mungkin ia bisa masuk ke dalam deretan wanita-wanita bodoh yang tergila-gila pada pria sialan ini? Gerutu Shin Hye.

Dengan kesal Shin Hye menjambak rambut Yong Hwa, mengguncang kepala pria itu beberapa kali untuk menyalurkan rasa marahnya. Tidak di hiraukannya teriakan kesakitan Yong Hwa karena perbuatannya. Setidaknya Yong Hwa harus menderita karena membuatnya kesal, dan cara ini adalah satu satu cara yang bisa dilakukannya untuk membalas perbuatan Yong Hwa.

"Lepaskan!!" Yong Hwa menyentak tangan Shin Hye yang berada di kepalanya. Ia mengusap kepalanya yang terasa perih karena jambakan Shin Hye. "Sialan!! Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak tahu perbuatanmu tadi membuat kulit kepalaku sakit?"

"Kau pantas mendapatkannya."

Yong Hwa menatap Shin Hye dengan kesal. "Pantas katamu? Memangnya apa yang telah aku lakukan? Seingatku aku tidak pernah melakukan kesalahan apa pun hari ini yang bisa membuatmu menjambak rambutku. Jangan mengada-ada, akui saja saja kalau kau sedang PMS."

PMS lagi?

Shin Hye memicing, menatap Yong Hwa tajam.

Yong Hwa langsung melindungi kepalanya dengan kedua tangannya. Takut Shin Hye akan bersikap bar-bar lagi dan menjambaknya seperti tadi. "Ada apa? Kenapa kau memandangku seperti itu?"

"Aku penasaran, dari mana kau tahu mengenai PMS."

"Tentu saja dari membaca buku."

"Dan kenapa kau membaca buku mengenai hal itu?"

"Ck, aku ini sering berhubungan dengan banyak wanita jadi aku harus tahu semua hal tentang wanita. Aku harus tahu bagian-bagian mana saja di tubuh wanita yang bisa membuat mereka terangsang. Bagian mana saja yang... aaawww... apa-apaan kau??" Yong Hwa mengusap perutnya yang terasa perih karena cubitan Shin Hye.

"Bicaramu terlalu vulgar."

"Tadi kau yang bertanya dan aku hanya menjawab apa yang ingin kau tahu."

"Tapi tidak harus se-vulgar itu Jung Yong Hwa."

"Vulgar? Aku bahkan tidak menyebut payudara atau... aaawww... sakit, Shin Hye!!"

"Kau akan selalu mendapatkannya jika bicara mesum seperti itu lagi di hadapanku," Shin Hye memutar tubuh ke depan dan memakai kembali sabuk pengamannya. "Sekarang jalankan lagi mobilnya. Aku mau pulang."

Bukannya mengikuti apa yang Shin Hye katakan, Yong Hwa justru mencondongkan wajahnya ke hadapan Shin Hye hingga Shin Hye refleks memundurkan tubuhnya. "Jadi sudah tidak marah lagi kan?" tanya Yong Hwa sembari tersenyum. Membuatnya terlihat semakin tampan hingga membuat Shin Hye terpaku sesaat. Terpesona pada ketampanan Yong Hwa.

Shin Hye mendengus. Memalingkan wajah ke arah lain agar Yong Hwa tidak melihat pipinya yang merona. "Siapa yang marah? Aku tidak pernah marah."

Yong Hwa menahan geli melihat sikap angkuh Shin Hye. Tanpa memikirkan apa yang mungkin dirasakan Shin Hye karena perbuatannya, Yong Hwa mengacak rambut Shin Hye dengan gemas sebelum melajukan mobilnya kembali. Ia sama sekali tidak menyadari efek dari perbuatannya. Bagaimana jantung Shin Hye mendadak berdetak kencang karena apa yang baru saja dilakukannya.

Sesederhana itu untuk membuat seorang Park Shin Hye tak berkutik.




💗💗
25072020
Cuma mau bilang, di cerita ini Yong warasnya cuma bentar🤣🤣

Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang