Btw, aku update cerita ini 1x seminggu yah, biar cepet selesai dan kalian gak lama nunggu cuma karena SILENT RIDERS.
Vote dan komen jangan lupa yah. Happy Reading.
💗💗
"Aku sudah berencana mengajak Shin Hye ke peternakan besok. Sejak kembali ke Korea dia tidak pernah kemana-mana, jadi aku berencana membawanya menunggang kuda. Shin Hye menyukainya kegiatan itu sejak dulu. Setidaknya sebelum aku bekerja, aku ingin menyenangkannya."
In Su dan Eun Ji saling pandang. Keduanya terkejut dengan apa yang Yong Hwa katakan, tapi mereka tentu saja senang. Setidaknya Yong Hwa mulai bisa menerima kehadiran Shin Hye sebagai istrinya. Sebuah perkembangan yang sangat pesat.
"Tentu. Kau bisa pergi selama yang kau inginkan. Anggap saja bulan madu kalian. Appa dan Eomma tidak keberatan, bukankah begitu sayang?" In Su menatap istrinya yang mengangguk penuh semangat.
"Bulan madu?" Yong Hwa bergumam. "Tapi aku dan Shin Hye tidak akan berbulan madu. Kami hanya akan di sana sehari."
"Oh tidak, tidak," Eun Ji menggeleng. "Sehari tidak akan cukup. Kalau kalian memaksa pulang kalian akan kelelahan dan besoknya kau tidak akan bisa berkonsentrasi membantu Appa di kantor," Eun Ji berkata tegas tanpa bantahan. "Kami sudah memutuskan kalau kau dan Shin Hye akan di peternakan selama tiga hari. Suka atau tidak suka."
Yong Hwa menghela napas. "Bukankah aku tidak punya pilihan untuk menolak?"
"Tepat sekali. Jadi sekarang kau bisa menyiapkan barang-barang yang akan kalian bawa besok agar kalian bisa berangkat pagi."
"Eomma mengusirku?"
17 (B)
"Kalau iya memangnya kenapa?" Eun Ji mendengus. "Sudah sana pergi dan siapkan semuanya."
"Baiklah. Sejak dulu kalian memang tidak pernah menyayangiku," Yong Hwa berusaha menahan senyum geli ketika melihat raut kesal Eomma-nya. Tapi ia segera keluar dari ruang kerja Appa-nya dan kembali ke kamar untuk memberitahu Shin Hye mengenai rencana berlibur mereka besok.
Tapi mulut Yong Hwa hanya bisa ternganga dengan mata terbuka lebar ketika ia membuka pintu kamar dan menemukan Shin Hye keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk yang menutupi tubuhnya.
Keduanya saling berpandangan. Terkejut karena kejadian tak terduga yang tengah terjadi.
Shin Hye mematung di depan pintu kamar mandi sembari berusaha menutupi bagian dadanya. Ia tidak menyangka Yong Hwa akan kembali secepat ini. Dan Yong Hwa tidak menduga ia akan menemukan Shin Hye dengan keadaan seperti ini. Hanya mengenakan handuk.
Dengan susah payah Yong Hwa menelan air liurnya. Berusaha bersikap biasa seolah kondisi Shin Hye saat ini tidak mempengaruhinya sama sekali padahal yang terjadi justru sebaliknya. Rasanya ia ingin menarik handuk yang melilit tubuh Shin Hye, memandangi tubuh indah itu tanpa penghalang dan mencumbu setiap inci tubuh mulus itu.
Tapi keinginan itu berusaha keras di tekan Yong Hwa. Hubungannya dengan Shin Hye tidak bisa membuatnya berbuat seperti itu. Ia akan menyentuh Shin Hye, tapi nanti... nanti ketika Shin Hye sudah memiliki perasaan yang sama seperti yang di rasakannya selama ini atau ketika Shin Hye sendiri yang memintanya.
Yong Hwa berdehem dan melangkah masuk. Berusaha keras mempertahankan sikap santainya. "Mau sampai kapan kau berdiri di depan pintu kamar mandi seperti itu? Memangnya kau tidak kedinginan?" Karena bingung apa yang harus dilakukannya, Yong Hwa berjalan menuju lemari pakaiannya, mengambil baju secara asal hanya untuk mengalihkan pandangannya dari tubuh indah Shin Hye.
"Kau mau mandi lagi? Bukankah kau sudah mandi tadi?" tanya Shin Hye begitu ia sudah berhasil menguasai diri. Meski pun tidak bisa bersikap sesantai Yong Hwa, tapi setidaknya suaranya tidak terdengar serak ketika bicara.
"Gerah. Aku kepanasan jadi harus mandi lagi."
Yong Hwa langsung berjalan ke kamar mandi ketika Shin Hye menghampirinya. Ia berusaha menahan napas agar aroma tubuh Shin Hye tidak masuk dalam hidungnya. Sudah cukup dengan pemandangan tubuh setengah telanjang Shin Hye, Yong Hwa tidak yakin bisa mengendalikan diri jika harus di hadapkan dengan aroma tubuh Shin Hye yang juga memabukkan.
"Gerah? Kan kamarnya ber-AC."
"Kau cerewet sekali," Yong Hwa menatap Shin Hye dengan kesal. "Sudah sana pakai bajumu. Apa kau pikir tubuhmu itu bagus sampai terus memamerkannya padaku? Asal kau tahu saja, tubuhmu tidak ada bagus-bagusnya sama sekali Park Shin Hye."
"Apa kau bilang?" Shin Hye yang merasa terhina dengan ucapan Yong Hwa berkacak pinggang. Ia tidak menyadari kalau Yong Hwa tengah berusaha keras menatap wajahnya dan mengabaikan kedua lengannya yang indah. "Kau pria pertama yang mengatakan tubuhku jelek."
"Mereka pasti buta atau mereka menganggap tubuhmu bagus karena selama ini kau mengenakan pakaian-pakaian yang bagus."
Yong Hwa tidak mau kalah. Ia tidak mungkin secara langsung meminta Shin Hye untuk memakai bajunya dengan alasan ia terangsang, kan? Jadi inilah yang di pikirkan Yong Hwa. Mengatakan tubuh Shin Hye tidak bagus agar wanita itu rendah diri dan segera berpakaian. Sayangnya Yong Hwa keliru. Shin Hye sama sekali tidak rendah diri dan malah merasa tertantang untuk membuktikan ucapan Yong Hwa barusan.
"Mari kita buktikan siapa yang buta, kau atau mereka."
Dan setelah mendengar ucapan Shin Hye, Yong Hwa merasakan kedua bola matanya seolah keluar dari tempatnya, menggelinding jauh ke bawah kakinya begitu melihat apa yang di suguhkan Shin Hye saat ini.
Demi Tuhan!! Shin Hye telanjang!! Topless!! Oh Tuhan!!
Dan sialan!! Tubuh Shin Hye benar-benar indah dan menggiurkan.
Yong Hwa menggeram. Ini bukan pertama kali ia melihat tubuh telanjang seorang wanita, tapi ini untuk pertama kalinya ia kesulitan mengendalikan diri karenanya. Apa yang dirasakannya saat ini seperti ia baru pertama kali melihat tubuh telanjang seorang wanita.
Shin Hye sialan. Wanita itu benar-benar sialan.
Yong Hwa menghela napas. "Sebaiknya kau tutupi tubuh jelekmu itu dengan handuk sebelum ada orang yang masuk dan melihat tubuh jelekmu itu."
Lalu Yong Hwa masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya dengan cepat. Hanya satu yang membuat Yong Hwa merasa beruntung saat ini hanyalah posisinya yang berada di depan pintu kamar mandi. Jika tidak, ia tidak yakin bisa berjalan ke kamar mandi.
Sialan. Shin Hye sangat tahu bagaimana membuat akal sehatnya tak lagi tersisa. Dan apa yang di pikirkan wanita itu dengan telanjang di hadapannya? Apa Shin Hye sudah gila? Apa wanita itu tidak berpikir ia akan menyerang seperti seekor singa kelaparan yang di suguhkan daging segar?
Yong Hwa menunduk, mengerang ketika melihat dirinya yang sudah mengeras dan terasa nyeri. Ia melepaskan pakaiannya dengan cepat dan berdiri di bawah guyuran shower air dingin. Berusaha menenangkan diri sembari memandangi tubuhnya yang berdiri kokoh dan terlihat begitu menyedihkan. Menyedihkan karena tidak bisa mendapatkan apa yang seharusnya di dapatkannya.
Lain Yong Hwa lain lagi Shin Hye. Hanya satu yang sama di antara keduanya, yakni sama-sama frustasi. Yong Hwa frustasi karena tidak bisa melampiaskan hasratnya pada Shin Hye, sementara Shin Hye frustasi karena merasa Yong Hwa tidak tertarik sedikit pun padanya.
"Bahkan, meski pun aku sudah telanjang di hadapanmu, aku tetap saja tidak bisa membuatmu tertarik padaku," Shin Hye menatap pintu kamar mandi dengan tatapan nanar.
Shin Hye menunduk, memungut kembali handuk di bawah kakinya. Berjalan gontai menuju lemari pakaiannya, mengambil baju yang akan di kenakannya.
💗💗
01122020
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me?
RomanceCover by : @ssinze Ready Cetak dan Ebook. Masih On Going.