11.bagian yang hilang

189 21 3
                                    

Ini di mana? Kenapa semuanya berwarna putih? Padahal kan aku cuma ingin pergi ke sekolah? Kenapa aku malah bisa ada di sini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini di mana? Kenapa semuanya berwarna putih? Padahal kan aku cuma ingin pergi ke sekolah? Kenapa aku malah bisa ada di sini?

Oh...
Sekarang aku mengerti....
Mungkin aku sudah mati karena kecelakaan itu....
Apakah Miela baik-baik saja?

Ntahlah...
Aku tidak tahu...

Sekarang aku berada di ruangan berwarna putih. Aku tidak tahu ujung dari tempat ini. Di sini aku sendirian. Berkali-kali aku memanggil nama keluargaku, tapi tidak ada satu balasan yang diberikan padaku.

"Kyra, kamu sedang apa di sini?" Aku menoleh ke sumber suara.

Di depanku aku melihat lelaki remaja berambut cokelat dan bermata ungu. Dia adalah kakakku...

"Kak Ryko kok bisa ada di sini?" Tanyaku bingung saat melihat kehadiran kak Ryko.

Kak Ryko tidak menjawab pertanyaanku. Dia hanya tersenyum dan mengelus kepalaku lembut.

"Kembalilah" ucap kak Ryko sambil tersenyum.

Dengan cepat aku langsung menggeleng. Tidak mungkin kan aku meninggalkan kakak sendirian?

"Aku hanya ingin kembali dengan kakak" kataku tegas.

Kak Ryko tidak mempedulikan satupun ucapanku. Dia hanya tersenyum sambil menatapku sendu.

"Kakak tidak bisa ikut" balas kak Ryko sambil tersenyum.

"Kenapa?" Tanyaku lagi.

Kak Ryko hanya menghela nafas pelan dan mulai memasang tampak kesal.

"Dasar adik keras kepala" ledek kak Ryko sambil memasang tampang kesal.

Aku hanya terkekeh pelan saat mendengar ledekan kakakku.

"Ternyata kakak masih bisa sempat bercanda ya" kataku sambil tersenyum.

Kakak hanya tersenyum dan mengelus kepalaku.

"Inikan ledekan terakhir kakak untukmu" balas kakak sambil tersenyum kecil.

"Kenapa begitu?" Tanyaku bingung.

Kak Ryko hanya tersenyum kecil dan mulai berjalan menjauh dariku.

"Kau juga akan tahu nanti" balas kak Ryko sambil berjalan menjauh.

"Kakak mau kemana?" Tanyaku yang mulai berlari mengikutinya.

Tapi sekuat apapun aku berlari, aku tetap tidak bisa mengejar kak Ryko. Dia terus menjauh dariku. Aku tidak mengerti satupun yang ia ucapkan tadi "kau juga akan tahu nanti" perkataan kakak masih ternginga di telingaku.

Tiba-tiba ada sebuah tangan berwarna putih menarikku. Aku sudah berusaha memberontak, tapi semua yang aku lakukan hasilnya nihil.

Punggung kakakku mulai menghilang dari hadapanku dan semuanya hilang digantikan dengan pemandangan langit-langit rumah sakit.

***

Aku membuka mataku. Dapat aku lihat wajah ibu yang benar-benar kusut.

"Ibu..." Panggil ku pelan saat melihat wanita menyedihkan itu.

Ibuku yang mendengar suaraku langsung mendongak dan memeluk tubuhku.

"Akhirnya kau sadar sayang" kata ibu lembut sambil memelukku.

Aku hanya tersenyum kecil saat mendapat pelukan hangat ibu.
Aku menatap sekelilingku. Disana ada dr.char, paman limo, Kory, Ryan, Dylan,Dolly, Nathan,dan Miela.

Dapat aku lihat tatapan Kory terlihat sangat tidak bersahabat saat menatapku.

"Kau benar-benar gila" kata Kory sambil menahan air matanya yang ingin jatuh.

Aku hanya terkekeh pelan saat mendengar perkataan Kory.

"Berapa lama aku tertidur?" Tanyaku pelan.

"Sebulan" jawab Dylan sambil menatapku cemas.

Aku kembali melihat ke arah ibu dan ayah. Aku tidak melihat kehadiran. Kakak di sana.

"Kakak mana?" Tanyaku kepada ayah dan ibu.

Saat mendengar pertanyaanku tangis ibu langsung pecah seketika. Aku tidak mengerti sedikitpun dengan sikap ibu.

Aku menatap ke semua orang yang berada di dalam ruangan. Semuanya memalingkan wajah seolah-olah menolak untuk memberi tahu sebuah kebenaran.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Masuklah pria tua berambut coklat sambil membawa kantong plastik besar. Dia adalah ayahku.

Ayah terlihat senang saatelihat aku yang sudah sadar. Tapi wajah senangnya berubah menjadi ekspresi bingung saat melihat ruangan yang di penuhi aura sedih.

Paman Limo terlihat seperti membisikkan sesuatu kepada ayah.
Setelah mendengar apa yang di katakan paman Limo, ayah terlihat terkejut dan menatapku sendu.

Aku menatap ayah dengan tatapan bingung. Memangnya aku salah bicara?

Ayah berjalan mendekatiku dan mengelus lembut kepalaku.

"Kak Ryko sudah tidak ada" kata ayah sambil berusaha menahan air mata yang ingin jatuh.

Aku yang mendengarnya seketika syok. Bagaimana tidak? Bukankah aku yang mengalami kecelakaan itu? Tapi kenapa kakak yang pergi?

"Kenapa?" Tanyaku pelan sambil berusaha menahan air mata.

"Kakakmu mendonorkan jantungnya agar kau tetap hidup"

"Kakakmu mendonorkan jantungnya agar kau tetap hidup"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang