No Brother?✔️

Mimpi?

Annyeong chingu, gimana nih cerita minggu lalu?
Cerita kali ini akan lebih menaringk dengan konflik yang tak diduga duga.. Penasaran
.
.
.
.
.
.
.
행복한 독서
SELAMAT MEMBACA
.
.
.
.
.
.
.

Yang awalnya aku berangkat dengan tae oppa naik motornya, kini aku pulang bersama jin dan jimin oppa dengan mobil mereka. Tadi ku lihat tae oppa pergi duluan tanpa mengatakan apapun dan meninggalkan barang belanjaan didekat mobil, kemudian aku meletakkan barang barang itu kebagasi mobil.
Saat aku baru saja meletakkan barang, kepalaku tiba tiba sangat pusing dan rasanya ingin pecah, apa karena aku terlalu banyak menangis ataukah karena hari ini pertama kali aku mengeluarkan darah?
"aarrggggg... " erangku sambil memegang kepala.
"nay, kau tidak papa?" tanya jimin oppa. Tapi entah kenapa pandanganku mulai buram dan seketika menjadi gelap.

***

Aku terbangun karena mendengar seseorang memanggil namaku. Saat aku mencoba membuka mata, aku terbangun di sebuah padang rumput dengan banyak bunga dendelion disana, sangat indah. Rasanya ingin terus berada disana, namun suara itu terdengar lagi, kali ini aku menoleh ke kanan dan ke kiri guna mencari sumber suara seseorang yang memanggilku..

"Naya..! Nay.. Sini sayang..!" katanya sehingga membuat aku menoleh ke belakang.
Terlihat sosok wanita dan pria parubaya berada dibawah pohon yang rindang.

"sini, cepat ayo makan.. Sebelum dihabiskan oppa oppa mu nanti."
Candanya sambil melambaikan tangan kearahku membuatku. Melihat itu aku mulai melangkahkan kaki, namun belum sempat aku berjalan sesosok gadis kecil lari begitu cepat dari sampingku, dan itu berhasil membuatku terfokus gadis tersebut.

"eomma!!.." teriaknya sambil berlari, dan wanita parubaya itu melambaikan tangan sambil tersenyum lebar padanya.
'eomma?' kataku pelan.
Karena penasaran aku pun mulai mendekati mereka.
Sekarang aku berada di depan mereka, sangat jelas wajah mereka yang sangat bahagia.

Gadis itu duduk dipangkuan appanya saat ini sambil membawa bunga dandelion.
"appa, lihat ini! Cantik kan? Naya tadi memetiknya disana... Naya mau meniupnya bersama sama appa dan eomma." ucap gadis itu sambil menunjukan bunga dandelio yang ia bawa.
"Naya tidak mau mengajak oppa?" tanya pria yang dipanggilnya appa

"emmm, benar juga...baiklah naya akan cari lagi..." hendak berdiri tapi digagalkan oleh pelukan erat dari appa
"ah..tidak, nanti saja sayang.. sekarang naya makan dulu ya.. Jangan sampai naya sakit."
"sekarang A.." kata eomma sambil menyuapi gadis kecil itu makan.

Melihat hal itu membuat dadaku sesak diiringi air mataku yang mengalir,
'Eomma. Appa..hiks...Naya rindu dipeluk appa..hiks...Naya rindu suara eomma....'

"Awasss... " kata itu membuatku menoleh dan tepat didepanku sebuah bola melayang ke arahku, dengan reflek aku memejamkan mataku, namun aku merasakan bahwa bola itu tidak mengenaiku, sampai aku mulai membuka mata kembali.

Namun kali ini aku berada disebuah mobil, aku melihat gadis kecil tadi berada disamping kananku dan seorang anak laki-laki disanping kiriku. Kemudian appa yang sedang menyetir dan eomma disampingnya.

Entah kenapa gadis kecil itu terus merengek dan anak laki-laki itu mencoba menenagkannya.
"appa, kapan kita akan sampai?" tanya anak laki-laki itu membuatku melihat kearahnya dan menatap appa seperti yang ia lakukan yaitu tatapan menunggu jawaban.
"sebentar lagi taehyung~a, kau coba tenangkan saja naya ya. Appa akan cepat, secepat flash." jawabnya sambil sedikit bercanda.
"tidak, kau harus tetap hati-hati." balas eomma.

Aku pun menoleh memperhatikan anak laki-laki itu.
'taehyung~a? Jadi dia Tae oppa? dan dia ............dia........... aku?'

Saat mobil menyebrangi lampu yang baru saja hijau, sorot cahaya dari kanan yang begitu cepat menghantam mobil yang kami naiki, sampai mobil terbalik berberapa kali. Sampai aku ikut memejamkan mataku agar aku tidak bisa merasakan goncangan dalam mobil.