End

60 16 0
                                    

Typo mungkin masih bersarang dibeberapa kata.
.
.
.
.
행복한 독서
SELAMAT MEMBACA
.
.
.
.
"Oh shhhtt.. mau dibawa kemana Naya."
Dia hanya mengambil detail foto mobil yang digunkan dan beberapa bukti mereka membawa Naya pergi.

"Apa yang harus aku lakukan, aku yakin polisi tidak akan percaya begitu saja." Berpikir keras

"Bukankah ada seorang lagi, dia harapan satu-satunya... ku harap dia bukan komplotannya."

*Author end

Ahk.. aku mencoba membuka mataku namun rasanya sangat berat, aku mencoba menggerakkan tubuhku namun seperti ada yang menahannya, samar-samar aku melihat ini bukan kamarku, atau rumah. Dimana ini.

Byurr..

Guyuran air itu menyadarkanku

"Hahh..oppa?" Aku melihat Jimin oppa di depanku.

Kini aku baru tersadar bahwa tubuhku terikat dikursi kayu.

"Oppa apa kau masih marah padaku? Kenapa kau lakukan ini? Dan dimana ini?"

"Kau baru saja sadar tapi sudah banyak bicara."

"Akhirnya hari yang paling aku tunggu, dimana aku tidak perlu pura-pura baik didepanmu." Lanjut jimin dengan memegang dagu ku menggunakan satu tangannya.

"Oppa waeire?"

"Benar kata Taehyung, aku bukan oppa mu. Jadi berhentilah panggil aku dengan kata itu. Ah, mungkin ini terakhir kalinya kita bertemu. Aku pikir nanti aku akan merindukanmu.." kata jimin oppa kemudian menghempaskan wajah ku yang dipegangnya.

"Baby, kemarilah.." panggil jimin oppa pada wanita yang cantik dan sexy di sampingnya.

"Bawa dia, dan dandani secantik dirimu." Lanjut Jimin oppa

Wanita itu langsung menyutui perkataan jinin, dia melepaskan ikatanku dan membawaku pergi ke sebuah ruangan. Ruangan yang gelap dan kami menuruni tangga, agak berliku memang. Saat jalan sudah mulai landai aku melihat ruangan bawah tanah ini seperti penjara, ada jeruji besi disana dan betapa terkejutnya aku saat melihat banyak anak-anak dan wanita yang masih muda didalam sana. Mereka menggunakan pakaian yang lusuh dan seperti tak terawat.

"Apa ini? Kenapa mereka ada disini?" Tanyaku pada wanita yang membawaku.

"Kau akan seperti mereka jika kau menolak. Untung ada yang membayarmu tinggi, jika tidak kau mungkin akan mati." Jawabnya membuatku terkejut.

"Tolong.. kumohon lepaskan aku, aku akan laporkan polisi."

"Kau pikir semudah itu?" Balasnya yang kemudian kita masuk kedalam ruangan yang terang dan bersih dimana berbeda dengan ruangan yang baru saja dilewati.

Wanita itu membersihkan ku, menmakaikanku makeup dan baju sesuai yang Jimin oppa minta. Aku tidak nyaman menggunakannya, ini terlalu terbuka.

 Aku tidak nyaman menggunakannya, ini terlalu terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
No Brother?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang