Telat

187 50 41
                                    

Braak

Suara gerbang yang ditendang oleh 3 siluman yang berwujud manusia. Mereka terlambat, dan berakhir dengan gerbang ditutup. Namun bukan mereka kalo tidak punya akal gila untuk berulah.

"Heh! Kalian lagi kalian lagi, ga ada habisnya buat ulah, pusing saya mikirin kalian ini," omel Pa satpam berkepala plontos yang melihat gerbang sekolah yang kebuka dengan tidak manusiawi.

"Sapa juga yang mau dipikirin sama situ, bisa stres," ucap cowo bersepatu Vans putih.

"Yang jadi anak sama istrinya kasian ya harus ngerasain silau secara live," ucap cowo yang bersepatu Adidas putih.

"Matahari aja kalah silaunya sama yang begini," ucap cowo sepatu Vans biru.

"Hahahaha," tawa ketiganya

Sedangkan yang dihujat sudah menahan amarahnya sampe mukanya merah kaya pantat bayi. Sampai tiba-tiba...,

"Noval, Tole, Putu, sini kalian!" teriak Bu Sus dari ujung lapangan.

"Mampus ada usus glinding," gumam mereka bertiga setelah menghentikan tawanya.

"Kabur ga nih?" tanya cowo bernama Noval.

"Lari aja masuk kedalam, gue yakin tuh usus glinding ga bisa ngejar kita," ucap Putu.

"Gue itung sampe 10, sa ...," ucap Noval terpotong.

"Eh goblok, kelamaan lah ngitung sampe 10 keburu tuh usus glinding nyamperin kita," ucap Putu.

"Hah kita? lo aja kali, gue mah ogah di samperin makhluk kaya gitu," ucap Noval. Tanpa mereka sadari, Tole sudah ngacir lebih dulu untuk kabur dari Mak lampir.

Hoshhh hoshh...

"Mau kemana kalian? Mau kabur kaya si Tole?" tanya Bu Sus sambil ngos-ngosan.

"Eh anjir baru sadar gue kalo tuh curut ngilang. Pantes aja ga ada bau kematian di sini. Awas aja lo," ucap mereka dalam hati sambil berpandangan dengan raut wajah kesal.

"Heh kenapa malah pandang-pandangan, jangan bilang kalo kalian itu homo ya," tuding Bu Sus.

"Enak aja usus glinding kalo ngomong," kesal Noval karena dituduh homo.

"Apa kamu bilang!" bentak Bu Sus.

"Emang saya bilang apa Bu, ga ada tuh yang ngomong," elak Noval.

"Halah ngeles aja kamu kaya bajay, sekarang lari keliling pohon eh keliling lapangan 20 kali," kata Bu Sus.

"Yah latah ... Hahaha," tawa Putu.

"CEPAATT!!!"

Mereka langsung ngibrit lari untuk ngehindarin amukan Bu Sus yang lebih dari ini. Bukannya takut ditambahi hukumannya, tapi takut Bu Sus ngadu ke Pak Karyo guru terkiler+tergalak yang kalo ngasih hukuman tuh ga kira-kira. Pak Karyo tuh bucinnya Bu Sus, apa yang Bu Sus mau diturutin. Hebat si Pak Karyo mau menerima Bu Sus yang modelannya 2× dari kekeyi.

Dilain tempat, seorang lari tergopoh-gopoh sambil sesekali nengok kebelakang. Dia Tole. Hanya dia yang bisa lolos kali ini dari hukuman Bu Sus, bukannya ga solid tapi kalo masalahnya ngadepin Bu Sus, Tole akan singkirin kata solidaritas. Apalagi kalo Bu Sus udah ngadu ke Pak Karyo, bisa panjang ceritanya. Tapi kalo untuk berulah Tole akan menjunjung tinggi kata solidaritas.












Maaf ya cuman segini... Nanti di chapter berikutnya aku usahain buat tak panjangin. Kalian setuju ga kalo aku panjangin di chapter berikutnya?
Gimana nih ceritanya? Seru ga sama kegilaan mereka. Have fun ya, nikmatin alurnya. Kalo ga nikmat ya rasain aja, Hahaha. Bercanda ges.

Next ya ges....

NOLEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang