Pagi ini tak secerah pagi sebelumnya. Langit yang mendung dan awan yang sudah bersiap menumpahkan air, bahkan suara gemuruh sedikit demi sedikit terdengar. Namun hal itu tak menghambat jalan raya yang rame seperti biasanya. Dalam keadaan seperti ini, masyarakat masih melakukan aktivitas biasanya.
Noval, Tole, dan Putu pun ikut andil meramaikan jalan raya. Entah setan dari mana, hari ini mereka mau berangkat bersama lagi.
Macetnya jalan membuat mereka bertiga memutuskan melewati jalan pintas yang sepi. Konon katanya banyak rumor bahwa jalan ini banyak arwah gentayangan akibat kecelakaan yang tidak lazim, apalagi ditambah cuaca pagi ini yang mendung membuat kesan menyeramkan jalan ini bertambah. Tapi karena kepepet mereka rela lewat jalan ini.
"Anjir ngeri uy," ucap Noval melihat sekelilingnya yang sangat sepi.
Mereka bertiga menjalankan motornya sangat pelan-pelan. Katanya si kalo cepet-cepet barangkali ada setan lewat terus ketabrak deh. Ya kali ketabraknya dua kali.
"Jangan cepet-cepet bego, nanti ada setan lewat," ucap Putu.
Di tengah perjalanan ada sekumpulan geng motor yang menghadang jalan mereka. Jumlahnya yang tidak sedikit, membuat mereka tetap nekat melewati mereka.
"Punten, numpang lewat ya bang."
"Enak banget kalian numpang lewat aja. Ini kawasan milik kita, jadi siapapun yang lewat sini berarti sudah menyerahkan ...," ucapan salah satu dari mereka terpotong karena celetukan Putu.
"Hak asasi manusia. Gitu kan yang mau Abang sampaikan."
"Diem lo, gue saranin lo semua mending minta ampun sama kita sebelum kalian abis ditangan kita," ucap anak geng motor tadi yang berbadan besar.
"Eh gosah songong ya lo pada, tau ga ini jalan punya siapa," ucap Putu menggebu-gebu.
"Punya siapa Put emang?" tanya Noval.
"Ya punya pemerintah lah."
"Itu mah gue udah tau bangke."
"Gue bukan bangke ya. Gue aja belum mati, masa udah jadi bangke."
Melihat mereka bertiga yang malah asik becanda membuta geng motor tersebut geram setengah mati karena merasa kalo mereka bertiga telah menginjak harga diri mereka.
"Diam kalian!"
"Uh pedas."
"Omongan tetangga."
Tanpa mereka bertiga sadari, salah satu dari mereka membawa balok kayu yang siap di hantamkan ke Noval. Hal tersebut membuat mereka kaget. Melihat Noval yang sudah jatuh tak berdaya, membuat jiwa iblis mereka keluar. Mereka tak terima melihat Noval yang sudah pingsan akhirnya menyerang balik mereka semua.
Geng motor yang memang jumlahnya tidak sedikit, membuat mereka kualahan dalam menyerang. Bisa dikatakan mereka dikeroyok.
"Bang**t lo babi!" murka Tole.
"Siapapun kalian, gue bakal bales perbuatan kalian."
Perkelahian terjadi antara mereka semua. Cuaca yang mendung membuat perkelahian ini semakin mendukung. Apalagi keadaan mereka bertiga tidak bisa dikatakan baik. Malah sekarang mereka sudah terkapar diatas jalanan aspal. Melihat mangsanya yang sudah terkapar membuat geng motor tersebut segera melarikan diri sebelum ada orang yang mengetahui.
Tole yang memang masih mempunyai sedikit kesadaran, melihat salah satu dari mereka yang ternyata menggunakan stiker geng Barstar. Hal itu mampu membuatnya bingung, pasalnya mereka ga pernah mendengar nama geng itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOLEP
HumorDON'T COPY RIGHT🚫 Murni dari imajinasi sendiri!! ****** "Anjir Nenek Moyang!" "Nenek gayung njir bukan nenek moyang," Ini cerita pertama aku, jadi maaf ya kalo banyak kata salah.