Kebersihan

44 20 7
                                    

Tepat hari ini lomba memperingati ulang tahun sekolah sudah mulai. Saat ini yang akan dilombakan adalah kebersihan kelas. Berbagai peralatan kebersihan sudah disiapkan oleh pihak sekolah, mulai dari kain pel, sapu, baskom, kemoceng, dan masih banyak lagi.

Sebelum melakukan kebersihan, siswa-siswi dikumpulkan terlebih dahulu untuk ditagih dosanya eh maksudnya dikasih arahan. Kategori apa yang masuk penilaian kebersihan.  Speaker sekolah sudah sedari tadi berbunyi menyuruh seluruh siswa untuk segera ke lapangan. Namun di kelas XII IPS 3, mereka masih fokus dengan dunianya sendiri-sendiri.

“Pengumuman untuk seluruh siswa-siswi SMA Jaya Wijaya untuk segera berkumpul ke lapangan. Bagi walikelas untuk segera menyuruh muridnya segera berkumpul.”

“Ga cape apa tuh mulut ngomong bae dari tadi. Heran deh,” celetuk Noval karena tidur paginya itu keganggu. Memang gila dia, pagi-pagi udah tidur aja tadi malam emang ngapain malih.

“Udah penuh tuh mic  sama ludahnya tuh orang,” kesal Putu.

Dilain tempat Bu Asih lagi menuju ke kelas XII IPS 3 karena hanya kelas mereka yang belum berkumpul di lapangan. Betapa kagetnya Bu Asih saat di depan pintu, beliau melihat betapa santenya anak murid ajaibnya itu masih bergelut dengan kegiatannya sendiri-sendiri. Padahal sedari tadi kelas mereka terus dipanggil untuk segera ke lapangan,  apa tidak ada yang dengar? Itu kuping kesumpel biji durian apa? Sepertinya semua anak kelas XII IPS 3 kudu periksa dokter THT.

“Kenapa kalian masih di sini hah!!” teriak Bu Asih di depan papan tulis.

“Apa kalian ga dengar sedari tadi tuh kelas kalian dipanggil terus.”

“Di mana si kuping kalian.”

“Ya di sini lah Bu, ibu ga liat nih kuping saya,” ucap Tole sembari menunjuk letak telinganya berada.

“Mata tuh di pake Bu buat ngeliat, jangan jadi pajangan buat pameran aja Bu,” ucap Putu.

Bu Asih sudah menahan amarahnya dengan omongan muridnya ini. Sebisa mungkin Bu Asih menahan amarahnya, kalo di keluarin bisa sampe lapangan mungkin teriakan amarah seorang guru yang dizalimi oleh muridnya.

“Sekarang kalian menuju ke lapangan. Cepat!!” bentak Bu asih.

“Mager ah,” celetuk Noval yang sedari tadi tidur dan terbangun karena teriakan Bu asih.

“Ngapain kamu tidur di sekolah.” sengit Bu Asih.

“Ngantuk Bu,” ucap Noval setengah sadar.

“Apa kamu bilang? Ngantuk? Pulang sana.”

Noval bergegas mengemasi barang-barangnya, membuat seisi kelas menatapnya bingung. Noval berjalan ke depan sambil menggendong tas membuat Bu asih bingung dengan tingkahnya itu.

“Mau kemana kamu gendong tas?” tanya Bu Asih.

“Pulanglah Bu,” jawab Noval berdiri di depan Bu Asih berniat untuk Salim.

“Belum waktunya pulang. Siapa yang suruh kamu pulang,” ucap Bu Asih.

“Lah kan tadi ibu yang nyuruh saya pulang gimana sih. Dasar pikun,” ucap Noval dengan akhiran kata di pelankan, karena kalo tidak bisa habis dia.

“Terus kamu turutin gitu? Saya ga beneran nyuruh kamu pulang!” ketus Bu Asih.

“Ko saya di PHPin si Bu, sungguh terlalu kau Ani,” ucap Noval mendramastir.

“Saya bukan Ani!” ketus Bu Asih.

“Ya udah brati Rika aja ya," ucap Noval.

“SEKARANG CEPAT KELUAR SEKARANG!!! KALO GA NILAI KALIAN IBU POTONG 50%” bentak Bu Asih penuh amarah.

NOLEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang