(9) Rumit

25 6 0
                                    

"Ka, kenapa?"

Shasya panik, tiba-tiba Arka diam saat mengangkat sebuah telpon.

"Bangsat! Kenapa selalu g-gue sih Sya?!" Arka menduk, Omongan nya juga terbata-bata, apalagi tangan nya sudah mengepal kuat.

Shasya menggenggam tangan nya berusaha untuk menenangkan Arka.

"Tenangin diri lu dulu, terus cerita sama gue ada apa. Ya?" Shasya natap Arka.

"Gue harus apa Sya."

"Harus gimana..."

Arka terus ngomong begitu.

"Hey hey tenang." Shasya menatap lekat wajah Arka.

"Ceritain pelan pelan ya biar gue ngerti apa yang di rasain lu sekarang."

Arka memalingkan wajahnya.

"Gue mau di keluarin dari kampus."

Shasya kaget bukan main.

"Jangan bercanda, tadi yang nelpon lu siapa?"

"Rian, dia marah. Dan nyuruh gue jangan pulang hari ini karena keadaan nya lagi rumit."

"Lu tau kenapa alasannya?" Arka mengangguk.

"Gue udah telponin orangnya malah ga aktif." bisa di liat kalo raut wajah Arka kalo dia lagi kebingungan saat ini.

"Brengsek emang!" Arka meninju ke arah tembok.

Ya Arka menghantam tembok tersebut dengan sangat keras.

"Arka udah!" Shasya coba menghentikan tindakan Arka yang bodoh itu.

Tapi Arka tetep gamau berhenti, dia terus memukul kan tangan nya ke tembok.

Perlahan dia mulai menghentikan aktifitas nya itu.

"Jangan lukain diri lu sendiri."

Tak lama,

Shasya melepaskan genggaman tangannya, lalu berbalik mengahadap Arka.

Ternyata Arka malah kembali memeluk Shasya dengan erat.

Mata Shasya membulat sempurna.

Hati Shasya berdebar tidak karuan.

Shasya hanya diam mematung.

"Kok diem aja Sya?" Arka mendekati wajah Shasya.

Namun, Shasya malah menjauh.

"Gue gasuka digituin" Shasya sewot.

"Baper ya?"

"Apasih?!" Kini nada bicara Shasya terlihat serius.

Karena Arka merasa bingung dalam situasi ini, akhirnya dia memutuskan untuk mengantar Shasya pulang.

"Udah reda hujan nya, ayo." ajak nya.

Dan Shasya mengangguk.

Di selama perjalanan, Arka melihat ke arah Shasya lewat kaca spion. Entah apa yang di pikirkan nya, ia terlihat serius.

Selang berapa waktu, akhirnya mereka sampai di rumah Shasya. Arka membuka kan helm yang di pakai oleh Shasya.

"Makasih." Canggung Shasya.

"Ah iya, maaf Sya." ia menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

"Minta maaf soal?" Shasya menaikan sebelah alisnya.

"Hmm soal tadi semesti nya gue ga lakuin hal itu tiba-tiba."

"Udah ya gue masuk duluan." Shasya tak ingin membahas hal tersebut.

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang