(8) Kalbu

25 5 0
                                    

"Aaa!!!" Teriak Shasya sambil menggebrakkan meja saat mengingat bahwa pernikahan nya akan berlangsung dalam sebulan lagi.

"Lu napa?" Cindy langsung menghampirinya.

"Ee..ee...ehh gapapa." jawab Shasya dengan gugup.

"Btw lu udh baikan ama Arka?"

"Udah Ndy."

"Bagus deh, oiya besok ultah Adit."

"Lah terus kenapa? Lu mau dateng ke rumahnya tengah malem cuma buat kasih surprise doang? Udah ga jaman Ndy!"

"Emang iya." Dengan wajah datar nya.

"Ett bentar! Seorang Cindy rela buangin tenaga nya demi surprise doang? Ga nyangka gue." Tanya Shasya tak percaya.

"Ini kan Adit, pacar gue!" Cindy dengan nada sedikit tinggi.

"Yeeh gausah ngegas kali mbak! Haha." Shasya menggelengkan kepalanya.

"Jam 7 di tempat toko kue pelangi, Naufal dan Ridwan bakal dah stay jam 11 di rumah Adit. Gausah banyak tanya." Cindy pergi begitu saja tanpa membicarakan apapun lagi.

Shasya hanya tertawa melihat teman nya itu , tak lama kemudian Arka menarik bangku nya untuk duduk.

"Tadi tuh anak ngomong apaan, serius banget kek nya."

"Kasih surprise buat Adit katanya."

Tiba-tiba Shasya beralih menatap tajam kepada Arka.

"Ngapa liatin gue? Ganteng ya gue haha."

"Dih geer amat."

"Terus ngapain?"

"Mau tanya tapi jawab jujur."

"Lah gimana mau jawab, nanya juga beloman kan." Arka memutar kan bola mata nya.

"Lagi marahan sama Rey?"

"Eh, sukakan ya sama boneka nya?"

Arka berusaha mengalihkan sebuah topik.

"Gausah ngalihin." Shasya dingin.

Arka hanya diam tanpa berkutik dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Oke kalo lu gamau jawab." Shasya beranjak pergi dari bangkunya. Namun, Arka menarik lengan Shasya.

"Iya, dia udah gamau jadi temen gue lagi." jawab Arka dengan begitu pelan.

"Iya apa? Ga denger." Sebenernya Shasya mendengar perkataan Arka barusan tapi ia seolah tidak mendengarnya.

"Gue ngehajar mereka berdua waktu itu." Arka menunjukan wajah serius dengan tangan gemetar.

Shasya kini berdiri tepat di hadapan Arka, Jarak mereka begitu dekat hingga Arka tak berani melihat wajah Shasya.

Ngehajar? Otak Shasya langsung berpikir keras, apa yang di maksudkan dari omongan Arka tadi.

Keduanya mendadak terdiam. Tapi Naufal memecahkan keheningan tersebut.

"DUARRR!"

Mereka terkejut lalu menatap sinis Naufal, tiba-tiba Shasya berlari pergi ke luar kelas.

"Lu berdua kenapa? Ko tadi diem-diem bae."

"Bener tuh." Naufal setuju dengan perkataan Ridwan.

"Kepo lu berdua."

Naufal dan Ridwan tertawa terbahak bahak melihat Arka.

"Lu berdua ngapa tawa?" Arka kebingungan.

Mereka berdua mendekati Arka lalu membisiki nya.

"Lu mikirin masalah malam pertama?" Mereka Secara bersamaan sungguh suatu yang kebetulan.

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang