Dua tahun tiga bulan, selama itu lah Fey bersekolah di tempat ini. Namun tetap saja, kedatangannya masih memancing reaksi norak dan membuat beberapa kepala menoleh penasaran.
Kali ini, jumlah kepala yang menoleh bahkan lebih banyak. Skandal penggrebekkan itu benar-benar membuat pukulan untuk karir Fey. Padahal dia jelas-jelas dinyatakan bersih.
Beberapa konser yang akan datang terpaksa dibatalkan, promotor memilih mundur sambil bilang akan 'Melihat Respon Publik'.
Terjemahan:
Fans lo masih banyak apa udah raib gara-gara skandal tolol itu?Setidaknya tawaran wawancara dan pemotretan untuk sampul majalah datang membanjiri, padahal topik yang mereka tanyakan rata-rata sama.
Siapa saja yang terlibat?
Kenapa Fey sampai terlibat?
Apakah Fey dekat dengan mereka?
Pernahkah Fey mencoba obat-obatan terlarang?
Daftar pertanyaan itu terdengar konyol bagi Fey, tapi dia tetap berusaha menjawab dengan diplomatis. Lagipula kalau tidak, Mbak Ginsta sudah mengancam akan menumbalkan Fey untuk ikut acara jelajah alam di pedalaman suku-suku Indonesia.
Ancaman itu cukup untuk membuat nyali Fey ciut. Dia tidak seputus asa itu untuk menerima pekerjaan dengan resiko digigit ular atau jadi cemilan buaya rawa-rawa.
"Feyrasha." Panggilan itu membuat Fey menoleh.
Seorang guru, yang kalau tidak salah seingat Fey adalah wakil kepala bagian Kesiswaan. Pria itu berjalan cepat ke arahnya. Fey sendiri tetap diam di tempat, menunggu sambil harap-harap cemas.
"Ya, Pak?" sahut Fey ketika guru tersebut sudah dekat.
"Ibu Kepala Sekolah menyuruh saya memanggil kamu. Mari," ajak guru tersebut.
Fey mengangguk patuh dan mengikuti langkahnya dengan tenang. Padahal dalam hati ia sudah ingin mengerang frustasi.
Ini akan jadi pagi yang berat.
***
"Mas Abi mana?" Gadis kecil itu celingukkan, namun sosok yang dicarinya tidak terlihat di mana pun. Beberapa teman yang di sana pun mengangkat bahu tanda tidak tahu.
Seorang bocah laki-laki lewat sambil menggendong kucing yang menguap lebar. "Nyari siapa, Din?"
"Mas Abi mana?" Dini, gadis kecil itu mengulangi pertanyaan yang tadi diajukan pada teman-temannya.
"Tadi aku denger ada suara lagunya Feyrasha pas lewat perpustakaan. Paling Mas Abi di sana," jawab si bocah laki-laki.
"Oh, oke. Makasih, Fa." Dini segera menuju perpustakaan yang tadi dimaksud Fahrul.
Benar saja, suara musik mengalun lembut begitu Dini membuka pintunya. "Mas Abi," panggilnya.
Seorang cowok memakai celana seragam SMA dengan kaos oblong melongok dari tangga di salah satu lorong di antara rak-rak buku.
"Ada apa, Din?" tanya Abi.
"Ada bunyi-bunyi aneh di atas kamarku, Mas. Kayaknya ada tikus deh," keluh Dini sambil cemberut.
"Nanti Mas cek ya. Bentar, lagi benerin lampu ini."
Dini mengangguk paham, tanpa sadar ikut bergumam menyenandungkan lagu di player yang tadi sempat disetel Abi. "Mas Abi udah denger kan soal gosip terbarunya Feyrasha?"
"Hm?" Abi hanya menanggapi singkat.
"Mas masih suka dia walau Feyrasha terlibat kasus narkoba gitu?" tanya Dini penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Love (One Shot - On Going)
Romance"Cintaku padamu hanyalah sebuah cinta yang sederhana." -Young Adult Love Story- Kalau kalian berharap kisah CEO tampan nan dingin, maka maaf, ini bukan kisah yang kalian cari. Tokoh pria di cerita ini hanyalah pemuda yang tuli dan sederhana, jelas b...