Bab 11

572 41 3
                                    

"Tidak usah memikirkan masa depanmu yang jelek itu"

Haechan mendengus mendengar ledekan sepupunya itu, sudah terlalu biasa mendapat perkataan kurang ajar seperti barusan "asal kau tau, masa depanku itu sangat cerah, tidak seperti nasibmu yang sangat jelek hari ini" kali ini jeno yang mendengus mendengar balasan haechan, ya mau bagaimana lagi sepupunya ini tak akan pernah bisa dilawan.

"Sedang apa sendirian disini, dimana mark?

"Ingin sendiri saja. Mark sedang belajar di perpustakaan dengan kekasihmu bodoh"
Tak ayal haechan terkadang jengah meladeni jeno yang kadang suka membuatnya kesal.
"Padahal kau sendiri yang baru dari sana"
Jeno hanya nyengir tak berdosa selagi menggaruk belakang kepalanya yyang tak gatal.

"Aku lupa..hehehe lagian aku tidak melihat markmu itu, baru sampai sana aku sudah diusir dengan nana"

"Karna kau mengganggu bodoh"

"Aku tidak! Aku hanya ingin menemui nanaku"
Jeno bucin lee kembali berulah, yang mana membuat haechan berdecih" cih...kau sendiri yang membuat kelinci itu mengamuk, kau yang membuat masalah bodoh"

Sekedar pemberitahuan, pagi ini jeno berulah, yang mana membuat ia didiamkan oleh jaemin, membuat haechan dan mark juga terkena imbasnya, dan masalah itu pula yang membuat haechan dalam mood yang buruk, pagi tadi jaemin melihat jeno merangkul seorang siswi yang mana membuat jaemin yang baru tiba di sekolah hanya menatapnya datar, tidak ada respon mengenai kelakuan jeno, jeno yang melihat respon jaemin seakan tak peduli tetap melanjutkan merangkul siswi tersebut, tanpa jaemin tau jeno hanya sedang iseng membuat kekasih manisnya itu cemburu.

Mark dan haechan yang Datang setelah jaemin  melihat kejadian itu langsung mengalihkan atensi jaemin, mark membawanya ke perpustakaan dengan alih belajar bersama, dan haechan berjalan ke arah jeno memukul kepala sepupunya itu menggunakan buku tebal yang ia bawa. Ya kalian tau lah bagaimana kelanjutannya.

"Hei hei kau selalu mengataiku bodoh. Aku ini pintar tau" tak terima sepupunya menyematkan panggilan sayang yang begitu menusuk, protesan yang haechan dapat.

"Memang kau pintar dalam pelajaran, tapi kau bodoh dalam berkelakuan. Sudahlah terima saja, aku yakin nana akan mendiamimu selama seminggu"

"Doamu buruk sekali" wajah jeno seketika murung, benar apa yang ucapkan supupu sekaligus sahabatnya ini ia bodoh dalam hal berkelakuan, selama ini jaemin memang tidak pernah mengungkit soal kedekatan jeno dengan banyak siswi, jaemin juga tipikal orang yang tidak suka membesar besarkan masalah, yang mana membuat jeno kesal sendiri seakan tidak diperdulikan oleh jaemin, tapi ketahuilah, Kekasihnya itu sudah melampaui batas merangkul bahkan tangan jeno sudah mulai merengkuh pinggang siswi tersebut.

"Aku salah, tidak seharusnya aku seperti itu"
Haechan hanya terkekeh sinis, menyayangkan perilaku sepupunya itu yang kelewat bodoh.
"Ya memang kau salah idiot...kalau aku jadi nana akan ku putuskan" jawab haechan sarkas" tapi kau sudah minta maaf dan jelaskan pada nana?" tanya haechan yang hanya dibalas gelengngan oleh jeno.

"Dia tidak ingin berbicara denganku" jeno menatap haechan memelas, haechan hanya menghembuskan nafas kasar, kasihaan juga melihat wajah menggelikan sepupunya ini.
"Biarkan nana tenang dulu, baru bicara baik- baik dengannya, karna kau juga aku tak bisa berdua dengan mark" jeno hanya mengangguk pelan meratapi nasib yang seakan putus cinta atau akan.? Doakan saja semoga tidak.

"Dan__ berdoa saja semoga kau tak dihajar oleh renjun" haechan memperingati sepupunya, renjun itu tipikal sahabat yang sangat protektif, sangat menakutkan jika marah, kalau saja anak itu mengetahui jaemin sudah dibuat murung oleh jeno ia akan___

"YAK LEE JENO!!!!"

Haechan meringis mendengar teriakan bak aungan singa tersebut, kan sudah ia katakan, anak itu menakutkan, kalau sudah begini  berarti anak itu sudah mengetahuinya, haechan menatap jeno yang juga menatap kearahnya " aku tak ikut-ikutan okey..bye" haechan melambaikan tangan ke jeno.








                                    💠💠💠

"HAECHAN"

Sang pemilik nama menoleh, melihat sahabatnya renjun yang berlari mendekatinya.
"ada apa njun?"

"Kau melihat lee jeno?" tanyanya selagi mengatur nafas, haechan gugup seketika, matanya berusaha menatap sekelilingnya, kalau seperti ini rasanya haechan akan menenggelamkan diri di dasar laut saja, tak dapat jawaban dari haechan renjun menatap curiga sahabatnya yang mana menambah haechan semakin gugup tak terkendali.

"Jangan bilang kau menyembunyikan si sipit itu ya chan" haechan menggeleng kaku, demi apapun renjun itu lebih menakutkan dibanding bendahara kelas yang sedang menagih uang kas. "Tidak njun, man_mana mau aku menyembunyikan si bodoh itu" jawab haechan. Menutupi kegugupannya.

"Yasudah aku mencari jeno dulu, kalau ketemu akan kuhabisi dia!" mata haechan membola melihat kepalan tangan renjun, seakan ada kepala jeno digenggamnya.
"Hm..njun pergilah cari si sipit itu" usir haechan secara halus, ia ingin renjun pergi dari hadapannya, sekarang juga. Tidak tau apa haechan sangat ketakutan sekarang, renjun itu kecil-kecil bisa merubuhkan menara eiffel.

"Aku akan mencarinya, jika__" haechan menahan nafasnya melihat renjun sedang mengepalkan tangannya selagi menatapnya
"Kau menyembunyikan si jeno itu, kau juga akan terkena pukulan maut ku, mengerti chanie.." haechan mengangguk mantap berusaha agar tidak membantah huang angry renjun ini.

setelah renjun pergi haechan menghembuskan nafas panjang seakan habis berlari beberapa mill, sedikit bernafas lega bukan dia yang berada di posisi jeno.
Awas saja kau lee jeno tidak memberi waktuku berdua dengan mark  haechan membatin.

"Haechan" Kali ini siapa lagi yang memanggilnya, haechan menoleh melihat soobin tak jauh dari tempatnya berdiri, haechan tersenyum selagi soobin melambaikan tangan dan menghapirinya.

"Ada apa?" tanyanya "Kau ada waktu sore ini?"
Haechan tampak berfikir, dan menggeleng setelahnya "sepertinya tidak," Soobin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedikit canggung sepertinya.

"Err__aku mengajak mu belajar bersama, kau bisa? Soobin menunggu jawaban haechan dengan was-was, ia tak mungkin ditolak mentah-mentah kan. Haechan tertawa renyah menatap soobin dan tersenyum.
"kukira ada apa, hmm__" haechan menjeda kalimatnya, ia berfikir akan membicarakan dahulu kepada mark, ia tak akan mengambil resiko untuk ajakan kali ini, ingat mark yang akan marah saat mendengar haechan dan soobin bersama? Itulah yang haechan takutkan "aku akan konfirmasikan lagi sehabis pulang sekolah okey, aku takut ada acara mendadak" haechan memberikan senyum manisnya. Great haechan kau perangai yang baik. Haechan membatin

Soobin ikut tersenyum, ia tidak ditolak kan? haechan akan menerima ajakannya__nanti..
"Ok, aku tunggu jawabannya, semoga kau menerimanya, hmm.. Soalnya aku banyak yang tak mengerti dari banyaknya pelajaran" soobin tertawa canggung, ia merutuki kebodohannya saat ini, malu sekali rasanya ia seakan-akan tak pernah bisa berbicara dengan normal.

"Akan kuusahakan ya, aku juga ingin memahami pelajaran bab selanjutnya" haechan menunduk melihat ujung sepatunya, entah kenapa saat ini ia terlihat seperti anak baru yang didekati seniornya.
"Masih ada yang dibicarakan?" soobin menggeleng "kalau begitu aku duluan, bye"
Haechan melambai, yang dibalas hanya anggukan dari soobin, tak ayal senyum yang terpantri di bibir soobin tak mudah luntur, bahkan haechan sudah berbelok diujung koridor pun senyum itu masih terpantri.

"Aku seperti anak kecil yang sedang kasmaran saja"

"Aku seperti anak kecil yang sedang kasmaran saja"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku kembali.
Dua bab kedepan aku banyak nyeritain nomin dulu.
Bentar lagi si posesif mark lee akan datang.
Konfliknya awal-awal yang ringan aja ye..

To be continue.....


          "SWEETHEART"  (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang