Bab 13

96 5 0
                                    


"Ah..lelahnya"

Desah lelaki berdarah kanada, tubuhnya baru saja ia rebahkan disofa kamarnya, meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kencang sembari memijit pundaknya, hari ini benar-benar sangat melelahkan bahkan ia tak sempat mengisi perutnya, rambutnya pun masih basah karna sehabis mandi.

"Mark?" baru saja akan memejamkan mata didepan pintu sudah ada salah satu malaikatnya, hanya memperlihatkan kepalanya, oh..sekarang mark tau bagaimana jaehyun sangat mencintai tunangan ini.

"Ah iya mom, masuk saja"  tersenyum melihat taeyong yang berjalan pelan kearahnya, mark membenarkan posisinya agar taeyong bisa duduk disampingnya.

"Kalian ada masalah?" tanyanya to the point yang mana membuat mark langsung terpikir kepada kekasihnya yang sejak pulang sehabis menjenguk jaemin tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibir kecilnya, menghela nafas pelan dan menggeleng menjawab pertanyaan ibunya.

"Aku dan haechan tidak ada masalah mom"
Mark menjawab lesu, taeyong memiringkan kepalanya tanda ia sedang berfikir.
"Kalau tidak denganmu, apa dia bertengkar dengan temannya? Atau dengan jaemin? Setauku ten bilang jaemin tidak datang dipemotretan tadi sore"

Mark menundukan kepalanya, ia bingung harus menjawab apa atas pertanyaan taeyong, bahkan ia sendiri juga tak tau pasti apa yang membuat kekasihnya sangat murung.

"Eumm...sebenarnya pulang sekolah kita ada sedikit kecelakaan, jaemin terluka" mark tak berani menatap taeyong, ia masih menunggu dalam bahkan tangannya mengepal menahan emosinya.

"Kecelakaan? Maksudmu kecelakaan bagaimana mark" taeyong sedikit penasaran, dirinya gemas melihat mark bahkan sama sekali tak melihatnya "mark" panggilnya lagi yang hanya dibalas tundukan dalam oleh sang empu.

Taeyong memperhatikan mark bingung, sekang pun ia tak mengerti dengan mark yang tiba-tiba diam menunggu seperti ini.
"Kalau berbicara dengan orang tetaplah matanya" kali ini taeyong berujar tegas.

Mark mengangkat wajahnya perlahan menatap ibunya dengan mata mengisyaratkan kelelahan.

"Aku ingin istirahat mom, kumohon. Aku janji akan menceritakannya besok" taeyong menghela nafas panjang, ia terlalu memaksa anaknya untuk bercerita, mungkin besok ia akan menanyakan kembali pada mark.

"Hhh...baiklah besok kau harus menceritakannya, mom tunggu di cafe biasa  sepulang sekolah"

Mark mengaggukkan kepalanya pasrah saat taeyong mengelusnya lembut, mencium kening anaknya yang mana mendapat tatapan memicing, taeyong terkekeh melihat tatapan maut dari anaknya.

"Aku sudah besar mom, bagaimana kalau haechan tau aku masih dicium dikening mau ditaro dimana mukaku"

Taeyong hanya menghela nafas dalam, melihat perkembangan anaknya yang sudah dewasa dan mengenal cinta, membesarkanya dengan jerih payahnya yang mana pada saat itu mark  masih belum puas merasakan kasih sayang seorang ayah.

"Oke..okey mulai sekarang jangan lagi meminta mom untuk menciummu jika merajuk" balas taeyong selagi berjalan keluar kamar anaknya.

Mark menghela nafas sekali lagi, masih memikirkan kejadian tak diduga hari ini mengisi wajahnya kasar
"Apa ini karenaku"

💠💠💠

Matahari sudah menyapa bumi meperlihatkan eksistensinya kepada penghuni bumi, tetapi sepertinya tidak dengan seseorang yang sedang bergelung tidak nyaman dibawah selimut hangat, matanya sembab hidung merah bahkan bajunya sudah basah oleh keringat.

"Sayang..."

Tidak ada jawaban setelah pria kanada memanggil, mengetuk pintu menghormati sang pemilik kamar.
"Sayang sudah jam setengah delapan tidak ingin sekolah?" mark masih saja berusaha memberitahu dengan cara yang lembut tetapi sama saja tidak ada balasan yang diterima.

Mark hanya menghela nafas, berfikir mungkin kekasihnya masih membutuhkan waktu untuk masalah kemarin, pertama dalam hidupnya melihat sahabatnya sendiri terluka sebenarnya mark khawatir, sangat malah. tapi mau bagaimana lagi kalau haechan tak membukakan pintu kamar, mark bukan orang yang dengan lancangnya membuka tanpa izin kan.walaupun itu kekasihnya sendiri.

"Baiklah kalau kamu ingin waktu sendiri, aku akan izinkan pada guru jeon"

Tanpa menunggu jawaban sang pemilik kamar, mark pergi dengan wajah lesu bahkan mark melewati sarapan yang tersedia di atas meja, taeyong hanya menghela nafas maklum tidak sama sekali mencegah hanya untuk sarapan bersama bahkan jaehyun yang kali ini sedang berada dirumah ten pun ikut merasa bingung dengan situasi sekarang.

"Kenapa?" tanya jaehyun to the point, taeyong hanya menggelengkan kepala sungguh ia pun sama sekali tidak mengerti dengan keadaan sekarang, tapi firasatnya meyakinkan bahwa situasi sekarang sangatlah genting.

"Apapun yang terjadi bicarakan padaku secepatnya oke.. " Taeyong hanya mengagguk dengan ucapan jaehyun mau bagaimana pun ia harus tetap berbicara pada jaehyun.



To be continue.....



Sedikit dulu ya sorry akun gue hilang jadi baru lanjut sekarang....huwaaa maaf ya

          "SWEETHEART"  (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang