Bab 3

950 76 0
                                    





Pagi ini begitu buruk bagi haechan, ia beberapa kali berkeliling mansion megahnya untuk mencari perlengkapan.
Beberapa maid juga membantunya, hanya saja haechan tak banyak bicara, semua ia kerjakan sendiri tanpa suara dan sesekali ia bertanya kepada maid mansion.

"Imo dimana kau letakkan basin kecil?" Tanyanya pada seorang maid.

Salah satu maid pun bergegas mengambilkan baskom yang tuannya minta,haechan menunggu dengan resah, ia menggigit ujung jarinya sebagai pelampiasannya.
Tak berselang lama maid pun kembali membawakan baskom kecil berwarna biru.

"Ini tuan haechan" ucapnya.

"Terima kasih imo, kau bisa bekerja lagi" jawab haechan, senyum manis ia sampirkan dibelah bibirnya.

Haechan memasuki kamarnya, melihat mark yang sedang mengigil dibawah selimut.
Iya..kekasihnya sedang demam

Haechan benar-benar cemas pagi tadi, melihat mark sudah ada dikamarnya meringkuk di dadanya mencari kehangatan, awalnya haechan hanya memeluk kepala mark, tapi tangan hangat mark menempel pada pipinya, baru saat itu haechan menyadari kalau kekasihnya sedang demam.

Haechan mengambil air dari kamar mandinya, ia menyadari semua ini karna ulahnya yang tidak membiarkan mark untuk istirahat, padahal jelas-jelas ia tau bahwa keadaan mark kemarin sangat lelah dan kurang fit.

Haechan mengopres dahi mark dengan handuk kecil yang ia bawa dari lemarinya, haechan sudah siap untuk berangkat sekolah, namun keadaan mark tak memungkinkan dirinya untuk meninggalkan kekasihnya yang sedang sakit seperti ini.

"Dingin.." gumam mark lirih membuyarkan lamunan haechan. atensinya beralih kepada mark yang menggigil.

"Butuh penghangat hm?" tanya haechan selagi mengelus pipi kekasihnya lembut, mark hanya mengangguk.

Haechan tersenyum ia menaiki kasur tepat disebelah mark, menaruh kepala mark bersandar pada dadanya, mark memejamkan matanya merasakan kehangatan yang haechan berikan, tangannya ia lingkarkan kepada pinggang haechan, haechan juga beberapa kali mengecup puncak kepala mark.

"Maafkan aku.. Sudah membuatmu sakit seperti ini mark" ucap haechan sendu.

"Bukan salah mu sayang..,memang aku merasa kurang fit saja kemarin" jawab mark susah payah dengan suara seraknya.

Haechan tersenyum, ia mencium dahi mark dalam merasakan bibirnya panas tersalur dari dahi mark. Haechan memeluk kepala mark, ia mengambil ponselnya yang ada di nakas, mendial nomor sahabatnya untuk mengizinkannya dengan mark, haechan mengecilkan suaranya agar tak mengusik mark.

"Hallo...tumben sekali kau menelponku ada apa??" tanya sebrang telepon

Haechan hanya merotasikan bola matanya
"Aku dan mark izin tidak masuk sekolah, mark sedang sakit aku harus mengurusnya dan kau bilang juga pada lucas untuk menghedle semuanya " jelas haechan panjang lebar, kali ini ia tak ingin berdebat dengan sahabatnya plus sepupunya ini.

"Hmm, baiklah aku akan kekelasmu untuk mengizinkannya, tapi kalau masalah lucas sepertinya dia tidak masuk, dia juga sedang sakit" balas jeno

"Eoh..lucas juga sakit, hm baiklah tolong izinkan aku saja dan mark pada guru" ucap haechan lagi

"Iya..iya nyonya cerewet aku akan mengizinkannya. aku, jaemin dan renjun akan ke rumahmu untuk menjenguknya, kebetulan setelah istirahat kelasku sudah tidak ada jadwal lagi" ujar disebrang telepon.

"Hmm baiklah terserah kau saja, Terima kasih nonoya atas bantuannya" ucap haechan.

Tanpa mendengar balasan sepupunya ia mematikan telponnya sepihak, menaruh kembali di atas nakas.

          "SWEETHEART"  (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang