BAB 14

141 7 0
                                    

Hari ini kantin sedang ramai dengan para siswa yang sedang membicarakan salah satu siswa yang terkena tragedi kemarin, berita itu dengan cepat menyebar ke seluruh sekolah, pasalnya salah satu siswa yang terkenal yg menjadi korbannya.

" ada apa dengan kantin hari ini?" Tanya renjun ke salah satu temannya yg ia ajak ke kantin, gelengan yang ia dapat yang mana membuat renjun acuh terhadapnya.
Sedari pagi renjun tidak melihat satu pun sahabatnya, menjemput kekelasnya pun tidak ada akhirnya ada salah satu teman yang mengajaknya ke kantin lalu di iyakan oleh renjun.

"Hei jun tumben kau tidak bersama sahabat-sahabatmu?" Tanya salahsatu teman yg mengajaknya ke kantin sebut saja namanya erd pemuda belasteran yang satu kelas dengan renjun.

"Sedari pagi aku tidak melihat mereka, sudah biarkan saja kita tak seterusnya bersama kan, adakalanya aku harus bersosialisasi" jawab renjun dibalas anggukan oleh erd, mereka melanjutkan makan, seketika renjun mendengan sekilas pembicaraan siswa yang sedang berkumpul dimeja belakannya.

"Bisa seperti itu ya.. katanya sayatannya sangat dalam panjang pula aku bisa merasakan sakitnya seperti apa"

"Yang aku sayangkan dia seorang model wah...bagaimana dengan nasib modelnya kalau tangannya terluka seperti itu ya"

"Apakah kekasihnya tidak menjaganya?"

Renjun menajamkan telinga, mendengar lebih jelas pembicaraan segerombol siswi, ia tidak paham apa yg dibicarakan tetapi sekian banyak siswa yang dikantin selalu membicarakan tentang salah satu siswa yang disayat oleh seseorang misterius, renjun sebetulnya acuh tetapi topik pergosipan hari ini sepertinya asik, mungkin jika dia sudah dapat topik pembicaraannya bisa ia sampailan kepada sahabatnya.

"Guru shin bilang katanya dia sedang menunggu jemputan pulang sekolah, ada yang menakbraknya dan mengggoreskan pisau di lengannya."
Seketika segerombolan siswa meringis seolah merasakan sakit yang dirasakan oleh siswa yg terluka.

Renjun sedikit menyernyit, masih memproses berita mirin tersebut, ia masih belum paham siapa yg dimaksud perbincangan hari ini.

"Aku tak tahu kabar kelanjutannya tetapi kekasihnya hari ini masuk dia sedang ada di perpustakaan bersama mark lee"
Kali ini ini renjun benar-benar dibuat heran mengapa salah satu sahabatnya dibawa bawa dalam perbincangan ini, membuanya semakin penasaran, lantas ia berdiri mendekati segerombol siswa yang sedang bergosip di belakannya tersebut.

"Maaf apakah aku boleh tau, memangnya gosip apa yang sedang kalian bicarakan".
Seketika semua siswa yang berada si meja tersebut memperhatikan renjun dengan seksama, heol jangan lupakan kalau renjun pemuda yg to the point.

"Oh kau huang renjun, kau kan teman baiknya mengapa tanya kami"

Renjun menggeleng tanda tak mengerti apa yg dibicarakan.
"Aku tidak mengerti apa yg kalian bicarakan"
Semua siswa saling memandang, pasalnya satu sekolah sudah tau berita tersebut tetapi teman dekatnya pun sama sekali tidak tahu berita tersebut.

"Njun kau serius? Topik kali ini yang dibicarakan satu sekolah itu tentang teman dekatmu"

Renjun menyernyit tanda semakin tak paham.
"Kami membicarakan Na jaemin, dia teman baikmu kan"
Mata renjun membulat, sekarang ia paham tentang orang yang disayat selagi menunggu jemputan adalah sahabatnya sendiri, na jaemin.

💠💠💠

"Loh...kau kemari dengan siapa?"
Tanya jaemin yg sedang berbaring di kasurnya, tangannya di perban Setelah kejadian kemarin, kemarin sesampainya dirumah jeno dengan sigap menghubungi dokter dan syukurlah tidak ada luka serius yg dialami jaemin tetapi pasti menimbulkan trauma untuknya.

"Sendiri"

"Hei..hei.. kenapa tak bersama mark?"
Tanya jaemin lagi setelah sang empu sudah duduk dikasurnya.

"Dia sedang sekolah" jawab haechan acuh yang mana malah membaringkan tubuhnya disamping jaemin perlahan agar tidak menimbulkan gerakan yang mana membuat temannya kesakitan.

"Aigoo....kau tidak sekolah eoh? Jadi sudah mulai belajar membolos ya.."
Jaemin menjahili haechan, pasalnya selama menjadi teman haechan jaemin tidak pernah melihat haechan membolos ,jangankan membolos sedang sakiit pun anak itu mengusahakan tetap masuk sekolah.

"Aku malas dengan mark kemarin dia tidak memperbolehkanku datang kesini padahal aku ingin melihat keadaanmu".

"Kau ini...mark itu peduli padamu"
Jaemin menjitak pelan kepala haechan yg mana membuat haechan mengerucutkan bibirnya.

"Oh iya chanie...apa kau sudah memberitahu renjun?"

Haechan menggeleng, yang mana membuat jaemin melotot, pasalnya apabila sahabatnya yg satu itu belum mengetahui kejadian ini dia akan marah dan mengguncang dunia, apalagi dia mengetahui kabar bukan dari temannya.
Selamatkan mark dan jeno yeorobun..





💠💠💠

"Arghghh....jun sakit jun..lepaskan"
Teriak jeno di keheningan perpustakaan, yang mana mark disebelahnya meringis melihatnya.

"Apa yang kau sembunyikan dariku kau sialan" teriak renjun menggelegar, bahkan sampai penjaga perpustakaan pun tidak bisa melerai kemarah renjun.

"Jun...tenang dulu okey kita bicarakan baik baik ya, tidak enak kita jadi bahan perhatian" mark memberi pengertian kepada renjun yg masih menahan amarahnya, renjun memejamkan mata sejenak lalu menghembuskan nafasnya berat. Melepaskan jemarinya yg sedari tadi bertengger di rambut jeno.

"Jelaskan padaku sekarang apa yang terjadi kemarin"

Gluk

Jeno menelan ludah dengan gugup, padahal ia hanya akan menjelaskan tragedi kemarin kepada renjun tetapi seakan akan dialah yg melakukannya.
"Kenapa diam? Jadi siapa yg akan menjelaskannya" renjun memandang mark dan jeno bergantian meminta kepastian.

"Aku tidak ada hak untuk menjelaskannya, jadi biarkan jeno saja"
tatapan jeno membola menaatap mark seolah berkata (kau tidak membantuku sama sekali) yang mana mark hanya mengangkat bahu acuh tak acuh.

"Siapa? Dimana kejadiannya? Kapan waktunya? Mengapa tidak memberitahuku?
Renjun bertanya bertubi- tubi, ia tidak sabar dengan jeno yg hanya diam.

"aku tidak tau siapa pelakunya tetapi aku sedang mencari, kejadinnya di halte kemarin sehabis pulang sekolah, niatnya aku akan memberitahumu sepulang sekolah" jelas jeno panjang lebar

Renjun memejamkan matanya penuh emosi, tak habis fikir mengapa kejadian ini bisa terjadi padahal pertemanan mereka tidak mengusung tentang mafia yang mempunyai banyak musuh tetapi kenapa sahabatnya mendapat kejadian ini.
"Bagaimana keadaan nana?" Tanyanya kali ini ia bisa lebih mengontrol emosinya.

"Dokter bilang tidak ada luka serius hanya luka kecil, tetapi aku yakin itu menimbulkan trauma baginya" kali ini marklah yg menjawab, atensinya beralih ke lawan bicaranya, memicingkan mata menatap mark yang mana membuat sang empu bingung.

"Kenapa?"

"Haechan dimana? Dia tidak mengalami hal yg sama kan" renjun mulai curiga sedari awal ia tak melihat bayi beruang itu biasanya selalu menempeli mark kemanapun.
Mark menggeleng "Kau ini bicara apa sih dia tidak kenapa kenapa, bayi beruang itu hanya tidak sekolah karna sedang kesal padaku, kemarin aku tak memperbolehkan ia menjenguk jaemin"

Renjun bernafas dengan lega untung saja jantungnya tidak lepas, sebetulnya ia sedikit marah kepada sahabatnya karna ia mengetahui kabar ini bukan dari sahabatnya melainkan dari siswa lain.

"Baiklah, pulang sekolah aku akan kerumah Jaemin, sepertinya haechan juga ada di sana" renjun melengos pergi tanpa pamit, jeno dan mark hanya menghela nafas pasalnya mereka tau bagaimana protektifnya renjun kepada sahabatnya.



To be continue...



Happy reading
Jangan lupa starnya ya🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

          "SWEETHEART"  (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang