08# Pensive

1K 142 24
                                    

Chou Tzuyu terduduk di bawah sebuah pohon besar yang rindang, ia masih merenungkan tentang kejadian beberapa hari yang lalu. Keluar dari Pack tanpa penjagaan sudah menjadi hal yang biasa bagi Tzuyu. Namun, ia tidak tahu bahwa pada hari ini ada sebuah masalah yang menanti dirinya.

"Apa itu malam suci?"

Srett!

"Astaga!" pekik Tzuyu kala merasakan sebuah kilatan hadir di belakang-nya.

Hingga kedua bola mata itu membulat saat melihat tubuh tegap yang dibalut oleh sebuah jubah hitam. Tubuh Tzuyu membeku, ia bahkan tidak sanggup untuk sekedar bersuara pelan. Sampai akhirnya tubuh itu berbalik, mengeluarkan seringai menyeramkan-nya kepada Tzuyu. Seorang pria, yang cukup Tzuyu ketahui darimana asal bangsanya.

"Well, halo cantik. Kau Chou Tzuyu, bukan? Mate dari Alpha Jeon Jungkook yang brengsek dan bodoh itu?" ucap pria tersebut lalu mendekat ke arah Tzuyu yang kini sibuk memundurkan tubuhnya sedikit demi sedikit.

Dugh!

Batang pohon menahan pergerakan Tzuyu, ia menatap gugup ke arah sang pria sambil meremas gaun bagian bawah-nya. Hingga, sebuah kecupan lembut menempel di pipinya. Tzuyu hanya diam, ia tidak membalas ataupun melawan. Karena posisi-nya saat ini cukup menguntungkan untuk bangsa yang telah menjadi musuh bagi kaum-nya.

"Wah, kau benar-benar manis. Tidak-kah mempunyai pemikiran untuk memilihku dan meninggalkan si brengsek Jeon? Hidup dengan-nya hanya akan menimbulkan kesialan untuk-mu, sayang. Kau harus berpikir dua kali, kurasa moongoddess cukup gila karena tidak memasangkan kita sebagai pasangan. Walaupun aku tahu, kedua bangsa kita tidak akan pernah mungkin bersatu--"

"--Ah iya, aku lupa memperkenalkan diriku. Ngomong-ngomong namaku adalah Moon Taeil, kau bisa memanggilku dengan sebutan Taeil."

"K-kau? King Vampire, bukan?"

"Kau cukup tahu tentang-ku, manis. Kau suka memata-matai orang lain? Sejauh apa kau mengenalku kira-kira?" tanya Taeil sambil sedikit memundurkan langkah kakinya.

Kemudian ia sedikit merenggangkan otot-otot tubuhnya yang cukup terasa begitu kaku, namun saat berbalik Tzuyu sudah tidak ada. Dalam artian gadis itu telah pergi dari sana. Sampai senyuman manis terukir di wajahnya yang tampan, sangat tampan malah walau apabila dibandingkan dengan Jeon Jungkook ia akan kalah. "Gadis yang menarik."

Setelah kejadian yang tidak pernah diduga tadi, Tzuyu memutuskan kembali ke Pack nya. Jika saja sebuah tangan kekar tidak memaksanya untuk tetap berada di hutan. Jeon Jungkook, ia menatap Tzuyu dingin sambil membenturkan tubuh calon Luna-nya di salah satu pohon.

"Jung ada apa?" tanya Tzuyu sambil menatap kearah Jungkook dengan bingung-nya. Sedangkan si pria hanya menatap tajam dirinya.

"Mengapa kau keluar Pack tanpa penjagaan? Kau tahu bukan sebesar apa bahaya-nya saat mereka tahu bahwa kau adalah calon Luna-ku? Mereka bisa saja mencelakai-mu dan--tunggu bau apa ini?" Tzuyu menegak salivanya dengan kasar kala Jungkook mulai menciumi harum tubuhnya.

Hingga sampai di perpotongan leher dan pipi, pria Jeon itu menggeram marah. Urat-urat tangan-nya tercetak dengan jelas bersamaan dengan nafas yang memburu. Dada bidang Jungkook naik-turun menahan amarah kala dirinya mencium harum tubuh sang Mate yang tampaknya sudah dicampuri oleh bau dari si bangsa penghisap darah yang menjijikkan.

"Kapan?"

"H-huh?"

"Kapan dia mengotori bekas aroma tubuhnya di tubuhmu?"

𝐘𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐌𝐢𝐧𝐞, 𝐋𝐮𝐧𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang