Kapal Kertas

Tentang Yang Pergi dan Pulang

Kalau yang pergi pasti akan pulang,

Kalau yang hilang pasti akan dicari

Lantas bagaimana dengan yang sudah

Berpulang dan sudah menemukan rumahnya di keabaadian?

DEVA

"Nanti pulang bareng aku, mau?"

Gue bertanya pada seseorang yang masih di samping gue. Sambil meja gue yang sebenernya gak berantakan-berantakan amat soalnya gue bener-bener gak ikut pelajaran di hari ini. Sebuah achievement yang cukup buruk memang—gue bolos seharian dan buat masalah dihari pertama kelas baru.

"Hmmm," dia berpikir.

"Eh, kenapa-kenapa?"

"Oh ya, aku lupa ada janjian sama Mbak Adara," dia menepuk kepalanya. Cukup kencang dong.

"Duh sakit gak tuh?" refleks gue tanya gitu lah sambil ada modus buat elus-elusin poninya dia hahaha.

"Ah, enggak udah biasa kok."

Gue mengangguk, "Janjian jam berapa? Mbak Adara yang kesini atau kamu yang nyamperin?"

"Protektif banget, ck" anjir dia ngomong gitu dong ke gue.

Gue langsung berdiri di sampingnya dan menatap wajahnya, "Aku khawatir."

Dia hanya menggeleng seakan bilang, ngapain anjing pake khawatir-khawatiran segala.

"Sehabis pulang sekolah sih, nanti dijemput di depan Sedati Rama,"

"Hah? Tumben, emang mau ngomongin apaan sih?"

"Kepo deh masnya," dia langsung mengambil tasnya dan berjalan menuju gerbang depan, meninggalkan gue yang masih bertanya-tany.

"Eh tungguin dong," gue segera berlari dan menyusuli langkahnya yang lumayan gercep, kemudian berjalan di sampingnya biar kayak orang pacaran.

(Biar kayak)

Tadi April banyak ngomongin tentang Mas Praya selama di UKS. Dia heran melihat Mas gue yang bisa meluangkan waktunya di tengah kesibukan jam kerjanya buat ke sini. Gue juga cukup kaget sih. Sejak kapan orang itu peduli dengan hidup gue? Sejak kapan dia mau luangin sedikit aja waktu sibuknya buat gue? Dan ternyata itu terjadi hari ini.