Pria bertubuh kekar dan tinggi itu jalan memasuki rumah yang sangat besar juga mewah itu dia berjalan sambil melempar sembarang jasnya itu
"Minum tuan". Salah satu pelayannya menawari pria itu segelas air karna dia tau tuannya itu sangat lelah
"Tidak terima kasih aku hanya ingin segera membaringkan badan ku, tolong siapkan saja makan malam untuk ku". Pinta pria itu sambil jalan menuju kamarnya yang kamar utama dirumah itu
Saat pria itu akan masuk dia mendengar suara erangan dan desahan kenikmatan kedua insan yang sedang bercinta di dalam kamarnya itu, sebelum dia membuka pintunya dia meyakinkan dirinya sendiri terlebih dahulu bahwa itu benar-benar suara desahan kenikmatan yang berasal dari dua insan yang sedang bergairah dan menikmati kegiatannya
Ketika pria bertubuh kekar tinggi dan beberapa tatto di bagian badannya itu membuka pintu betapa terkejutnya dia melihat wanitanya sedang bersetubuh dengan lelaki lain
Mereka yang sedang bercinta pun terkejut dan langsung berdiri saling menjauh dengan wajah yang sangat terkejut dan pucat pasi
"Ka-kau sudah pulang ?". Tanya wanita yang kini badannya hanya ditutupi oleh sehelai kain putih tipis
Dengan penuh amarah pria itu berjalan kearah lelaki yang kini hanya menggunakan celananya saja, dengan tenaga yang besar pria itu menarik lelaki yang bercinta dengan wanitanya keluar kamar lalu melemparnya di dekat tempat dimana dia menyimpan semua koleksi pistolnya
Lelaki itu sedikit meringis kesakitan lalu mengusap pelan tangannya yang terbentur salah satu meja disana hingga salah satu kaki meja itu patah
"Cukup cukup aku mohon jangan habisi dia aku yang salah maaf kan aku aku mohon maaf kan aku". Ucap wanita yang kini berlutut dikaki pria yang sedang dipenuhi oleh amarahnya itu
Pria itu menarik tangan wanita itu dan melemparnya kesalah satu sofa di sana lalu mengambil salah satu pistol berjenis Revolver dan menodongkan itu pada lelaki yang sekarang berdiri kaku juga ketakutan
"Aku mohon maafkan aku mohon jangan bun...". Sebelum wanita itu selesai bicara pria itu sudah menekan pelatuknya dan menembak lelaki itu di satu titik yaitu di kepala sejajar dengan otak yang disebut dengan head shot
Lelaki itu pun seketika tergeletak berlumuran darah dengan mata yang terbuka badannya perlahan dingin jantungnya berhenti berdetak dan semua organnya pun berhenti berfungsi
Wanita yang melihat kejadian itu pun menutup mulutnya mukanya pucat pasi karna terkejut dan jantungnya yang kini benar-benar berdetak dengan kencang
Pria itu pun jalan menghampiri wanita yang kini menatapnya tidak percaya, wanita itu masih tidak percaya bahwa prianya akan melakukan hal setega ini yang diluar dugaan wanita itu
Pria itu mendekat lalu mengelus rambut wanita itu dengan lembut lalu turun mengelus pipi dan berkata "mengapa kau melakukan ini pada ku hm? Mengapa kau menghianatiku dengan sikap menjijikan mu itu hah? Mengapa kau memecahkan kepercayaan yang telah kuberikan sepenuhnya padamu hah kenapa?!. Nada bicara pria itu berubah dari lembut menjadi bentakan yang begitu keras hingga membuat jantung dan nadi berdenyut sangat cepat saat mendengarnya
Badan wanita itu bergetar hebat dia ketakutan benar-benar ketakutan dia berkata dengan gemetar dan terbata-bata
"Su-sungguh sayang maafkan aku maaf aku tidak bermaksud seperti itu a-aku mohon ma-maafkan aku". Kata wanita itu sambil memegang tangan prianya lalu menciumminya
Pria itu mengehempas kan tangan wanitanya lalu berdiri dan menodongkan pistolnya tepat di kepala wanita itu
"Memaafkan orang seperti mu itu hal yang tidak mungkin aku lakukan di dunia ini, jadi jangan menyesal atas perbuata mu nona manis". Pria itu pun memanggil 3 bodyguard nya lalu menaruh pistolnya dan jalan keluar rumah sambil berkata
"Bereskan itu ganti semua barang di kamar ku ganti semua dekor dan barang-barang di rumah ini, waktu kalian hingga besok lusa saya akan menginap di vila saja". Pria itu berkata lalu pergi menggunakan mobil klasiknya yang sangat mahal itu
"Prinsip hidup saya, lebih baik memusnah kan(membunuh) dari pada memaafkan, karna jika memaafkan dia yang menyakiti akan mengulang kesalahannya dengan orang yang berbeda atau orang yang sama" . Michele Morrone
Written by:
Lyorapark_