SHOT 3

108 0 0
                                    

Naina segera berdiri dan berjalan kembali masuk kedalam kamar tadi. Naina masuk duduk lalu berdiri lagi dan mondar mandir kesana kemari sambil menggigiti jarinya

"Apa ide gila ini akan berhasil? Duhh gak yakin ih tapi jika tidak di coba akan merasa penasaran". Naina masih menggigiti kukunya sambil duduk dan mengoyang goyang kan kakinya

Naina terus memikirkan ide gila ini, ide yang ada di dalam fikiran Naina adalah bagaimana jika dia menggoda pria itu lalu mengajaknya minum dan saat pria itu mabuk Naina akan kabur dari sini

"Tidak tidak aku tidak serendah itu pasti ada cara lain untuk keluar dari sini". Naina berkata sambil melemparkan badannya keatas kasur yang besar ini

Naina memejamkan matanya sambil terus memikirkan cara bagaimana bisa kabur dan pulang dengan selamat. Sungguh lama kelamaan ini membuat fisik serta mentalnya pun lelah

Saat Naina sedang asik dengan kegiatannya itu tiba-tiba pintu kamar itu terbuka membuat Naina tersentak dan langsung duduk diatas kasur itu sambil menatap orang yang datang

"Nona bersihkanlah tubuh mu lalu ganti dengan baju ini jika sudah silahkan datang keruang makan ini semua perintah dari tuan, permisi". Salah satu pelayan dirumah itu membawakan baju dan surat untuk Naina yang dia letakkan tepat diatas kasur samping Naina

Setelah pelayan tersebut meninggalkan kamar Naina pun membuka surat itu yang berisi kan

"20.33 tidak ada kata terlambat". Isi surat itu membuta Naina kesal ingin sekali rasanya Naina menjambak rambut pria itu sampai botak

Naina pun mandi lalu berganti baju menggunakan baju yang diberikan oleh pelayan tadi

Sekitar jam 20.29 Naina baru keluar kamar, didepan kamar sudah ada satu pelayan wanita dan satu laki- laki berjas lengkap mereka mengantar Naina ketempat dimana pria yang bernama Michele itu sudah menunggunya

"Silahkan nona". Kata pelayan wanita itu lalu meninggalkan mereka berdua

Naina masih berdiri menatap kesal pada pria didepannya itu

"Duduklah bersantai saja nikmati makanan yang sudah tersaji dimeja ini". Ucap Michele sambil menatap kearah Naina

"Bersantai? Nikmati? Cih, saya tidak akan pernah sudi memakan makanan yang anda sajikkan apalagi jika berada di satu meja yang sama dengan anda". Naina melipat tangannya setelah berkata seperti itu

Michele menahan emosinya dia meminum minumannya lalu menatap Naina kembali
"Saya hanya akan memberitahukan sesuatu bahwa anda harus bangun lebih pagi besok karna kita akan terbang ke jerman". Kata michele dengan santai yang membuat mata Naina membulat sempurna dan jantungnya sedikit lebih cepat berdetak

"Hah?! Untuk apa kita kesana?".

"Saya ada pekerjaan"

"Anda gila? Disana pekerjaan anda urusan anda bukan saya untuk apa saya ikut anda terbang ke jerman hah? Saya tidak mau". Tegas Naina

"Karna saya tidak akan pernah tenang meninggalkan anda disini bisa saja saat saya pergi anda akan melalukan percobaan kabur lagi dan akhirnya membuat beban saya bertambah". Ucap michele lalu menatap tajam pada Naina

"Sekali saya bilang tidak tetap tidak tuan gila". Naina mengepalkan tangannya dia kesal benar-benar kesal sekarang

"Jika saya bilang harus itu harus nona pembangkang!". Bentak Michele pada Naina pas sekali di hadapan wajahnya

Mata Naina berkaca-kaca hatinya sakit karna bentakkan yang benar-benar keras sekarang membuat dia lemas dan ingin menangis sekencang-kencangnya

Naina balik badan lalu berlari menuju kamar tadi sambil terus mengapus airmata yang jatuh di pipinya

Saat memasukki kamar tangis Naina pecah dia duduk di atas kasurnya memeluk lututnya lalu kembali menangis

"Siapa dia berani sekali membentak ku, papah saja tidak pernah seperti itu hiks". Naina semakin menangis karna teringat akan mendiang ayah dan ibunya

"Pahh Naina takut Naina harus gimana? Hiks". Naina masih menangis sambil terus mengingat ayah dan ibunya

Disisi lain, michele terduduk diam sambil menunduk dan memegang keningnya

"Mau minum tuan?". Tawar salah satu pelayan yang datang setelah mendengar sedikit keributan tadi

"Seharusnya aku tidak membentaknya bukan?". Tanya michele pada pelayannya itu

Pelayannya tersenyum lalu berkata "tidak apa apa tuan saat ini juga tuan sedang banyak pikiran kan jadi sedikit lebih susah untuk mengontrol emosi tuan, tapi saran saya coba lebih baik dan sabar pada wanita itu siapa tau jika seperti itu sifat pembangkangnya itu bisa sedikit berkurang atau berubah menjadi penurut, saya permisi". Pelayan itu pun pergi meninggalkan michele sendirian

Keesokan harinya

Naina terbangun masih dengan baju yang sama hanya saja bedanya saat ini dia terbangun dengan posisi yang sudah berubah menjadi berbaring dan Naina merasa ada seseorang yang ikut tidur disampingnya

Naina mengusap wajahnya lalu menoleh kesebelahnya itu, saat dia menoleh dia benar-benar terkejut mendapati Michele yang tertidur pulas hanya dengan celana panjangnya dan Michele telanjang dada

Naina langsung berdiri dan menjauh dari michele

"Apa yang anda lakukan disini hah?". Naina sedikit berteriak

Michele pun terbangun lalu duduk dan menatap Naina bingung

"Apa yang saya lakukan? Saya kan hanya tidur di kamar saya sendiri, apa itu salah?". Balas Michele sambil turun dari tempat tidurnya itu lalu pindah duduk di sofa

"Anda gila?! Anda tidur bersama wanita yang bahkan belum anda kenal selama seminggu tuan". Kesal Naina pada Michele

"Mengapa anda terus memanggil saya gila hah?". Michele menahan emosinya lagi karna dia teringat pada kata-kata pelayannya semalam

"Karna anda menahan saya disini hanya karna anda takut saya laporkan kepolisi meski belum tentu saya akan melaporkan anda". Naina menatap tajam kearah Michele

"Saya tidak pernah takut saya hanya malas berurusan dengan polisi karna itu hanya akan membuang waktu saya saja, saya tidak pernah takut apapun dan satu lagi saya gila tapi saya tampan catat itu nona pembangkang". Setelah berkata seperti itu Michele pun berjalan keluar kamar sambil memakai kaos hitam polosnya meninggalkan Naina dengan perasaan marah kesal dan jengkel padanya
















































@lyorapark__

BOSS DADDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang