SHOT 9

55 0 0
                                    

Telfon terputus.

Aira merasa sedikit kesal karna tiba-tiba saja orang itu memutuskan telfonnya, dan tidak memberikan informasi yang sangat penting untuk Aira saat ini

Aira terburu-buru mengambil laptop dan mencoba melacak nomor telfon yang tadi baru saja menghubunginya

Tetapi Aira tidak mendapatkan apa apa nomor itu tidak terlacak oleh Aira

Aira terdiam menggigiti kukunya sambil berfikir apalagi yang harus dia lakukkan dia hanya ingin adiknya kembali dengan utuh tanpa luka sedikit pun

Ada 10 menit Aira melamun tiba-tiba ada sebuah email masuk di laptopnya Aira pun dengan cepat membuka email tersebut dan ternyata itu sebuah alamat

From: Unknow
To: Aira

Apartments Rosenthal Residence
Berlin. Jerman

Datanglah hari senin tepat di restoran apart itu dan ingat satu hal datanglah sendirian jika tidak, adik anda tidak akan kembali utuh.

Setelah membaca isi email tersebut Aira terburu-buru lari kekamarnya mempersiapkan apa yang akan dibawa dan langsung memesan tiket untuk hari senin

Bi Ziah yang menyadari Aira lari kekamarnya pun langsung menyusul dengan setengah berlari

"Non non ada apa non? Apakah non Naina ditemukan?". Ucap bi Ziah dengan nafas yang sedikit ter engah

Aira menganggukkan kepalanya dan berjalan menghampiri bi Ziah

"Bi tenang yaa aku harus keluar negri buat jemput Naina bibi disini aja yaa nanti kalo udah mau jalan pulang aku kabarin, terus bibi tolong masakkin semua yang Naina suka yaa". Setelah bicara Aira pun memeluk bi Ziah

Bi Ziah hanya menganggukkan kepalanya lalu membantu Aira menyiapkan semua yang harus dibawa ke jerman, Aira tidak banyak membawa barang karna ini bukan liburan jelas sekali ini bukan liburan

                                       ***


Naina terdiam di kamarnya sampai dia mencium wangi masakkan dan perutnya tiba-tiba berbunyi meminta diisi makanan

Naina berjalan mendekati pintu kamar lalu menghirup lagi wangi masakkan itu

"Hmmm enak banget wanginya". Naina hendak mebuka pintunya tapi seperkian detik dia ingat bahwa pintu kamarnya itu terkunci

Cemberut, itu ekspresi yang di keluarkan wajah Naina. Naina duduk di kasur lalu memeluk guling

5 menit kemudian pintu kamar itu terbuka dengan perlahan membuat Naina menoleh kearah pintu

"Ayo makan saya tau perut anda itu sudah lapar bukan? Cepat keluar". Kata Michele lalu pergi tanpa menutup lagi pintunya

Naina tersenyum lebar lalu berlari keluar dan langsung duduk dimeja makan

"Wahhh banyak". Naina tersenyum lebar lalu langsung melahap makanannya itu

"Ini enak anda membeli dimana?". Tanya Naina dengan mulut penuhnya

Michele yang baru akan makan langsung mengernyitkan dahinya

"Beli? Maaf nona tapi ini saya yang memasak". Ucap Michele lalu memakan makanannya

Naina terkejut lalu tersedak disusul dengan batuk batuknya, Naina menutup mulutnya karna batuk lalu langsung minum dan menatap Michele

Michele menatap balik Naina dengan tatapan khawatir

"Kau baik baik saja? Makannya pelan pelan aja". Michele berbicara sambil mengelus punggung Naina

Naina mengangguk lalu mengelap bibirnya dengan tisu

"Ya ya saya tidak apa-apa tadi hanya terkejut".

Michele tersenyum lalu tertawa kecil

"Terkejut? Semengejutkan itu kah mendengar saya memasak". Michele kembali makan sambil masih tersenyum

"Jelas terkejut pria kekar tampan yang ahli memainkan pistol ternyata ahli juga dalam urusan dapur". Ucap Naina di sertai nada menyinyir sedikit
Michele kembali menatap Naina dan tersenyum lagi, yang di tatap merasakan ada energi kuat dari hadapannya itu

Naina membalas tatapan Michele namun dengan mata yang menatap tajam

"Apa?". Ucap Naina sambil menajamkan tatapannya lagi

"Jadi saya ini tampan?". Michele bertanya sambil tersenyum dan menaik turun kan alis nya

Naina terdiam pipinya memerah semerah tomat dia malu karna ketauan bahwa selama ini dia menganggap bahwa Michele itu tampan

"Jadi bagaimana? Masakkan si kekar tampan ini enakkan nona?". Michele terkekeh karna melihat Naina jadi tertunduk

Naina meletakkan alat makannya mengelap mulutnya meminum airnya lalu berdiri dan hendak pergi ke kamar

Naina berdehem "saya sudah selesai terimakasih atas makanannya". Saat Naina akan melangkah pergi tangannya ditahan oleh Michele

Michele menarik tangan Naina hingga Naina terduduk di pangkuannya saat Naina sudah terduduk di pangkuannya Michele segera memeluk pinggang Naina yang membuat Naina sedikit terhentak

Michele memegang rambut Naina menyelipkannya di belakang telinga Naina dan berbisik

"Terburu-buru sekali nona si kekar nan tampan ini masih lapar dan masih ingin makan bersama mu". Michele berbisik dengan suara yang sangat sexy membuat Naina mengepalkan tangannya

Naina langsung menepis tangan Michele yang ada di pinggangnya lalu langsung berdiri

"Tolong jangan kurang ajar tuan". Setelah berkata tanpa melihat lawan bicaranya itu Naina memasukki kamarnya lalu menguncinya dari dalam

Naina melemparkan badannya keatas kasur dan mengatur nafasnya lalu memegang pipinya yang masih terasa panas

Naina menatap pintu kamar dan membayangkan hal yang tidak-tidak yang akan terjadi kalo saja tadi dia tidak cepat masuk kamar

Naina menggelengkan kepalanya dan memukul-mukul pelan pipinya

Tidak lama Naina pun tertidur dikamarnya, hingga beberapa jam kemudian Naina terbangun

Naina melihat jam dinding menunjukkan pukul sembilan pagi, Naina bangun lalu keluar kamar

Naina melihat kesekeliling semuanya terlihat sama dan sepi Naina duduk disalah satu sofa dan kembali berdiri lalu berjalan kedapur karna perutnya kembali lapar sebab tadi malam makan hanya setengah kenyang


Naina mengahabiskan waktunya di dalam apart itu dia bingung mengapa tuan gila itu tidak terlihat sejak pagi tadi

Naina berdiri di depan kamar tempat orang yang dia panggil tuan gila itu istirahat

"Apakah dia mati hanya karna ku bilang dia tampan? Atau dia masih tidur? Atau, ahh sudah lah untuk apa memikirkan dia tidak penting lagi pula dia juga sudah besar bisa mengurus dirinya sendiri". Naina kembali pada kegiatannya yaitu menonton tv

Naina kembali tertidur pada sore hari dan terbangun di malam hari, saat terbangun Naina kembali kedepan kamar Michele dan menatap pintu yang tertutup rapat itu

Tiba-tiba pintu apart terbuka sangat keras disertai suara ringisan seseorang, Naina menoleh kearah pintu dan seketika mata Naina membulat sempurna Naina langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya karna terkejut

"Tuan gila!".






@Lyorapark__

BOSS DADDY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang