BBS-3🍻

85.6K 1.9K 116
                                    

Fatin menuruni anak tangga satu per satu dengan raut wajah lesu, tentu.

Fatim tersenyum tipis menatap ayahnya yang sedang duduk di sofa. "Ayah, jadi ga ni?"

Saga, ayah fatim, melihat ke arah putrinya, "jadi kok nak," saga tersenyum

Fatim mengangguk, "yaudah tunggu, fatim mau siap-siap dulu," ujar fatim,

Fatim kembali ke kamarnya, ia memakai dress pink selutut dengan lengan pendek, ia memakai make-upnya tipis, tak mau membuang-buang waktu, lagian untuk apa juga ia harus lama-lama berdandan demi menemui laki-laki yang di jodohinya?. Setelah itu fatim menuju garasi dan masuk ke salah satu mobil yang di dalamnya terdapat ayahnya yang sudah menunggunya lama.

Fatim menghela nafas panjang, ia memejamkan matanya sejenak. "Yah, awas aja kalo dianya burik--"

Saga melihat ke arah putrinya, "ayah rasa dia cocok ko sama kamu nak." Ujar saga tersenyum, walaupun putrinya itu sedang cemberut.

"Yah, fatim emang jomblo, tapi bukan berarti ayah harus jodohin fatim, fatim laku ko! Cuma belom Nemu yang cocok aja yah!" Ketus fatim

Saga tak menjawab.

------

Fateh mendengus kesal, sudah 15 menit ia menunggu perempuan yang akan di jodohinya belum lagi ia tidak tahu seperti apa wajah perempuan tersebut, ah, bagaimana jika perempuan itu cacat? Atau bahkan tidak seperti bayangannya? Haiss!

"Pi, mau sampe kapan nunggunya? Kalo lama fateh pergi sekarang, banyak urusan." Ujar fateh.

"Sabar sedikit, mereka lagi di jalan." Ujar arka, papi fateh.

Fateh menghela nafas berat, ia sudah membuang-buang waktunya untuk menunggu perempuan itu, sungguh menyebalkan.

"Maaf lama menunggu" ucap laki-laki tersebut,

"Ah, iya tidak apa-apa silahkan duduk." Ucap arka, ia mempersilahkan saga dan fatim untuk duduk.

Fateh mendongakkan kepalanya, ia melihat ada seorang perempuan di belakang laki-laki tadi, apakah perempuan itu yang akan menjadi tunangannya? Ia lebih memperjelas penglihatannya, dan perempuan tersebut adalah...

Deg!

Demi apa?

Fatim menelan ludahnya susah payah melihat laki-laki seusianya, dia... "Yah, itu siapa?" Tanya fatim kepada saga, ia menatap fateh tajam, dan sebaliknya.

"Oh, dia anak pak arka yang akan di jodohkan dengan kamu" ucapan saga cukup membuat fatim sedikit tak percaya, fatim membeku. Sulit untuk berbicara.

Fateh tersenyum smirk ke arah fatim, dan menatap fatim dengan tatapan sulit di artikan

"Kalian cocok, kalian mau kan di jodohin?" Ucap saga

Fatim tak menjawab, ia masih membeku, rasa kebenciannya terhadap fateh menambah, pikirannya kacau

Fateh menatap fatim sekilas lalu mengangguk untuk menjawab pertanyaan saga.

"Alhamdulillah kalo kalian berdua mau di jodohkan" ujar arka tersenyum

Sedari tadi Fatim diam dengan seribu kata, ia masih tak menyangka, seperti mimpi, Dan dengan mudahnya fateh mengangguk cepat dan tersenyum tanpa dosa, ingin sekali fatim mencakar muka fateh sekarang juga.

"Kalian berapa lama lagi lulusnya?" Tanya arka.

Fateh berpikir sejenak. "Emmm... 1 bulanan lagi mungkin." Jawabnya mewakili fatim.

"Kalau begitu kita akan mulai persiapannya dari sekarang, jadi nanti setelah kalian lulus SMA kalian langsung menikah." Ucap arka

"Haissttt! Apa-apaan ini?!" Batin fatim.

Fateh mengangguk, ia tahu jika fatim sebenarnya tidak menyetujuinya tetapi gadis itu dari tadi hanya diam. "Fateh setuju."

"Ko cepet banget om?" Tanya fatim, akh gila.

"Lebih cepat lebih baikkan? Lagian kalian juga bisa buat anak lebih cepat kan?" Saga terkekeh geli.

"Gamau." Fatim memanyunkan bibirnya, ia mencibir dalam hati.

"Shtttt! Ga boleh gitu fatim." Ucap saga, ia mengelus rambut panjang hitam milik putrinya

"Sok-sokan nolak, ntar ketagihan baru tau rasa lu." Gumam fateh pelan, namun sayang fatim masih bisa mendengarnya karena ia duduk bersebelahan dengan fateh.

Fatim menginjak keras kaki fateh membuat sang pemilik meringis sakit, "enak?" Tanya fatim pelan menatap sinis fateh.

"Gemes, pen cepet-cepet nerkam." Ucapnya sambil mengusap kakinya yang merah dan terasa panas, ditambah lagi fatim memakai sepatu tinggi menambah rasa perih di kakinya.

Fatim melebarkan matanya, menatap fateh. "Apa? Ulangin?!" Ucap fatim meminta fateh mengulang perkataannya tadi yang sedikit ambigu. Fatim sedikit mendekatkan kupingnya ke mulut fateh

Dengan sigap fateh mencium pipi fatim, bukannya membisikkan laki-laki itu malah mencium pipi fatim membuat pipi fatim memanas, tetapi untungnya arka dan saga tidak melihatnya karena masih sibuk membahas kedua anaknya tersebut,

Fatim mencubit pinggang fateh, rasanya? Jangan di tanya lagi, apa lagi fatim menyubit menggunakan kukunya, fateh memejamkan matanya merasakan cubitan fatim yang cukup kuat, ia rasa pinggang berdarah

Arka berdehem, arka mengeluarka kotak kecil merah dari jasnya lalu menaruh di atas meja. "Di dalam kotak itu ada dua cincin tunangan kalian, fateh pakein fatim dan sebaliknya"

Fateh membuka kotak kecil tersebut, berisi 2 cincin indah dan berkilau, fateh memakaikkan cincin fatim ke jari manis fatim dan sebaliknya, sangat cocok di pakai keduanya

"Yah, udah selesai kan? Fatim boleh pulang duluan ga?" Tanya fatim.

"Ko buru-buru banget? Di rumah juga ga ngapa-ngapain kan?" Ucap saga.

Fatim menggaruk tengkuknya yang tak gatal, benar, ia tidak ada kegiatan hari ini, tetapi ia sangat muak jika harus lama-lama di sini. "Fatim lupa kalo tadi ada tugas sekolah yang belom fatim kerjain" ujar fatim, ia berbohong.

Saga mengangguk, lalu meminta fateh untuk mengantar fatim,

Fatim dan fateh pergi meninggalkan ayah dan papinya yang sedang berbicara membahas sesuatu,

Hanya ada keheningan di antara keduanya, fateh sibuk menyetir mobilnya dan fatim membuang muka ke arah jendela, ia melihat pemandangan jalan yang macet. Hingga akhirnya fatim memecahkan keheningan itu.

L-lo kenapa mau-mau aja Nerima perjodohannya? Kenapa ga nolak? Gue ga cinta sama Lo, dan Lo juga." Ujar fatim.

Fateh melirik fatim sekilas. "Lo tau sendiri kan orang tua gue sama orang tua Lo gimana? Semisalnya Lo nolak, itu juga percuma, ujung-ujungnya juga bakal terjadi." Ya benar,

Fatim berfikir, benar perkataan fateh, sekeras apa pun ia menolak perjodohan itu, pasti ayahnya tetap memaksanya dengan cara apa pun. "Ga ada cara lain?" Fatim menunduk.

"Gue ga tau, jalanin aja dulu, sapa tau ntar lu suka sama gue" Ucapnya.

Fatim melebarkan matanya. "Ga akan! Dan ga akan pernah!" Ketus fatim, menatap tajam fateh.

Fateh terkekeh, "kita liat aja nanti, siapa yang bakal suka."

"Okey!"

"Gue pegang kata-kata Lo!"

"Ya, silahkan!"

"Awas aja kalo sampe lu suka sama gue."

"Ga sudi!"

"Awas nelen ludah sendiri."

"Ga mungkin!"

"Awas--"

"Brisik!"
















Jangan lupa untuk vote, komen, and follownya! Di share juga ya!

Follow Instagram @fatners25_25 & @sasafrita_ nya ya.

19/7/2020
revisi:19/11/2020

BAD BOY SANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang